Tampilkan postingan dengan label Pengalaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengalaman. Tampilkan semua postingan

15 Des 2023

Doa Yaumil Milad untuk Ibu Bupati

Doa Yaumil Milad untuk Ibu Bupati



Catatan M. Rasyid Nur

JUMAT (15/12/2023) ini ternyata adalah tanggal penting bagi Ibu Bupati, Ibu Raja Azmah Aunur Rafiq. Adalah hari ulang tahun alias Hari Milad isteri orang nomor satu Kabupaten Karimun itu tepat tanggal hari ini. Beriringan dengan hari jadi isterinya, besoknya (16/12/2023) pula adalah tanggal hari lahir salah seorang anaknya.

Hari ini saya dan beberapa atau banyak teman-teman lainnya memang mendapat pelawe hadir di rumah dinas bupati. Disampaikan melalui pesan WA kami diberi tahu untuk dapat hadir dalam rangka memberikan doa atas hari lahirnya Ibu R. Azmah. Yang mengirimkan pesan WA itu adalah Kabag Kesra, Ustaz Baginda setelah sebelumnya juga disampaikan oleh salah seorang staf Bagian Kesra, Fahrul. Pesannya sama, dimohon untuk hadir di Rumah Dinas Bupati dalam acara syukuran dan doa dalam rangka hari jadi Ibu Bupati.

Pada jemputan via WA itu memang menggunakan istilah 'ibu bupati' dan saya tadinya salah memahami. Saya menduga hadir ke sana dalam rangka berdoa untuk memperingati hari lahir ibunda bupati. Ternyata bukan ibunya (emaknya) sebagaimana yang saya sangka, tapi isterinya, Ibu Raja Azmah. Hari ini ada peringatan hari ulang tahun isteri Pak Bupati yang disejalankan dengan peringatan hari lahir salah seorang anaknya yang lahirnya beriringan dengan isterinya atau ibu dari anaknya itu. Untuk itu dimohon hadir. Begitu bunyi jemputannya.

Bu Raja Azmah (isteri Pak Bupati) itu lahir tepat tanggal hari ini sementara anaknya itu lahir tanggal besoknya, 16 Desember. Oleh keluarga peringatan dan doa syukur disejalankan saja untuk dua orang sekaligus. Tentu saja itu bagus untuk efektif dan hemat waktu. Sebagai bupati, semua kita tahu begitu padat agenda kegiatannya. Jika ada yang lebih hemat waktu untuk satu kegiatan, mengapa tidak? Alhamdulillah, kegiatannya lancar berjalan. 

Sebelum pembacaan doa, tuan 'sohibulhajat' menyampaikan sapatah-dua patah kata. Semacam sambutan. Disampaikan langsung oleh Pak Bupati, Aunur Rafiq. Dia menyampaikan ucapan terima aksih kepada semua hadirin. Bupati menjelaskan bahwa doa syukur dalam rangka 'yaumil mulad' ini sekaligus untuk dua orang, isterinya dan anaknya. Dari sambutan itu kami para undangan memahami.

Pak Bupati tidak lupa mengajak dan mengingatkan untuk selalu bersyukur atas umur yang Allah berikan, khususnya dan nikmat secara keseluruhan pada umumnya. "Mari kita bersykur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita." Katanya lagi, umur yang Allah titipkan kepada kita adalah kesempatan kita untuk menyadari diri kita. Kita bersyukur dengan mematuhi perintah Allah. Demikian belyau menyampaikan.

Sehabis sambutan, dilanjutkan dengan acara inti, doa untuk peringatan hari lahir ibu (isteri) dan anak bupati. Doa diawali dengan bacaan takhtim-tahlil yang dipandu oleh seorang tokoh dan imam. Untuk memandu doanya dibawakan oleh Buya Abdul Wahab Sinambela. Acara diakhiri dengan makan bersama. Hidangan disediakan di dua jalur, kiri dan kanan ruang tamu depan rumah dinas. Selamat hari jadi, Ibu dan anaknya. Semoga sehat selalu dan berbahagia bersama keluarga.***

20 Nov 2023

Mengantar Tanda Pertunangan Anak Sendiri

Mengantar Tanda Pertunangan Anak Sendiri


SETELAH yakin kalau keduanya merasa sesuai dan akan melanjutkan ke langkah berikutnya, Sabtu (19/11/2023) ini kami datang ke Moro. Saya dan isteri berangkat pagi dengan menumpang kapal Karunia Jaya, trayek Karimun-Tanjungpinang. Kapal ini singgah di beberapa tempat sebelum sampai di Tanjungpinang, termasuk di Moro. Kami tentu cukup sampai di Moro karena target memang hanya ke Moro.

Tujuan utama kepergian kami adalah untuk mengantarkan tanda pertunangan, Ananda Fahry Errizik (Ery) ke rumah calon isterinya, Marwiyah (Wiyah) di Kampung Sidodadi, Moro Darat. Tepatnya di Rawajadi, Sidodadi, Moro.

Untuk keperluan ini kami sudah memberikan kepercayaan kepada salah seorang teman di Moro, Ibu Nurmelly. Isteri, Pak Ishak yang dulu lama menajdi Kepala Sekolah di salah satu SD di Kota Moro. Kami memberi semacam mandat untuk menyiapkan segala sesuatunya dalam rangka pertunangan Ananda kami, Ery.

Sekitar pukul 09.00 kami sudah sampai di Moro. Kami langsung mencari tempat menginap. Awalnya ke Hotel 686 yang berlokasi di Kampung Bedan. Tapi karena ternyata sudah full kami menuju Hotel Fajar di Kampung Tengah. Alhamdulillah masih ada kamar. Kami istirahat sebentar untuk bersiap-siap pada pukul 13.00 (bakda zuhur) untuk berkumpul di rumah Bu Melly. Sesuai rencana kami akan turun dari rumah Bu Melly.

Kesepakatan saya dan isteri bersama Bu Melly bahwa Bu Melly akan menjadi tuan rumah atau sebagai rumah tempat turun pihak laki-laki menuju rumah pihak perempuan. Saya dan isteri bersama beberapa orang yang diajak (diundang) Bu Melly untuk bersama-sama menuju ke rumah pihak perempuan berkumpul di rumah yang beralamat di seputaran Lapangan Sepakbola Purri Hijau, Moro itu. Sebelum ke situ kami ke hotel terlebih dahulu. 

Informasi dari Bu Melly untuk pihak laki-laki akan ada Pak Hanan, tokoh masyarakat Moro, ada Pak Intan (Umar Said), Pak Ishak (suami Bu Melly) sendiri dan beberapa undangan lainnya. Pak Intan nanti akan menjadi juru bicara di rumah sana. Katakanlah semacam juru bicara, yang dalam adat Melayu dia akan menyampaikan hajat pihak laki-laki.

Bakda zuhur, tepat pukul 13.00 saya dan isteri sudah bergerak dari penginapan. Isteri saya dan cucu kami, Akiif yang ikut naik beca ke rumah Bu Melly. Sementara saya numpang naik motor dengan seorang teman, Zulkifli. Singkat kisah, meskipun sedikit hujan sebelum berangkat, rombongan kami selamat sampai di rumah pihak perempuan dengan motor masing-masing. Langsung ke dalam rumah yang disambut oleh banyak tamu yang menunggu. 

Pak Intan sebagai juru bicara pihak laki-laki membuka bicara dengan disambut oleh Pak Manan sebagai juru pantun pihak perempuan. Mereka berdua berpantun pepatah-petitih sesuai adat-istiadat Melayu saat mengantarkan tanda pertunangan. Inti pembicaraan keduanya bahwa kedua belah pihak sepakat bahwa kedua anak kami, Ery dan Wiyah bertunangan hingga saat pernikahan yang disepakati pada 11 Desember 2023. Tidak lama, memang.

Prosesi ini memakan waktu lumayan lama juga, menurut saya. Menurut lainnya mungkin singkat waktu yang kurang lebih satu jam setengah itu. Selain menyerahkan cincin pertunangan juga meneyrahkan antaran berupa bunga rampai, buah-buahan, kue dan lainnya. Itu sebagai perlambang bahwa penyerahan dan menerimaan pertunangan sudah sah. Tinggal menunggu pernikahannya.***

16 Nov 2023

Supervisi Tim Puslitbang Polri di Mapolres Karimun

Supervisi Tim Puslitbang Polri di Mapolres Karimun


KEMBALI hari Rabu (15/11/2023) ini saya ikut kegiatan di Mapolres Karimun. Kegiatan yang sebelumnya sudah pernah saya ikuti di sini, di lantai dua Gedung Pertemuan Mapolres Karimun. Nama kegiatannya adalah, 'Supervisi Tim Puslitbang Polri di Polres Karimun Polda Kepri dengan tema Dalam Rangka Penelitian Tentang Penguatan Peran Polri dalam Menanggulangi Intoleran dan Radikalisme Guna Mencegah Terorisme' yang diikuti pejabat utama Polres Karimun ditambah beberapa orang dari masyarakat dan organisasi masyarakat. Ada dari KPU, FKUB, MUI, Kepala Sekolah, Kesbangpol dab beberapa lainnya.

Setelah doa prosesi acara dilanjutkan dengan penyampaian sambutan oleh Kapolres Karimun, AKBP Fadli Agus. Pak Kapolres melaporkan situasi Kamtibmas di wilayah Polres Kabupaten Karimun. "Secara umum, keadaan dan situasi di wilayah Polres Karimun adalah aman. Tidak ada gejolak," jelasnya. 

Lebih jauh Kapolres menjelaskan keberadaan kepolisan di Polres Karimun, baik anggota polisi, kantor dan lainnya di Polres Karimun. Jumlah anggota yang ada saat ini sesungguhnya masih kurang berbanding rasio masyarakat yang ada di Kabupaten Karimun. Namun polisi dapat bekerja dan melaksanakan tugas dan fungsinya. Demikian dia menjelaskan.

Ketua Tim Puslitbang Polri, memberikan sambutan setelah Pak Kapolres dengan menjelaskan tujuan kehadiran Tim Puslitbang Polri di Polres Karimun, Polda Kepulauan Riau ini. Dia mengatakan bahwa saat ini kita bangsa Indonesia sudah masuk ke tahun politik. Perlu kewaspadaan kita untuk terus terjaganya kondusifitas di setiap daerah. Polisi tiga melati itu juga menjelaskan bahwa dia mendapat informasi kalau Kepri berkategori sangat toleransi antara satu dengan lainnya. Indeks kerukunan umat dan masyarakat cukup tinggi. Namun demikian kita tidak boleh under estimet. 

"Kalau ada kasus intoleransi selalu konotasinya agama Islam. Sesungguhnya intoleran bisa menimpa dan berlaku oleh siapa saja, agama apa saja. Intoleran bisa karena agama bisa juga karena suku." Begitu antara lain disampaikannya. Harapannya semoga masyarakat di wilayah kepolisian Karimun terus terjaga keamanannya.***

13 Sep 2023

Tiga Waktu Tiga Masjid Satu Hari

Tiga Waktu Tiga Masjid Satu Hari


Catatan M. Rasyid Nur
SATU hari ini saya dan beberapa teman mengikuti kunjungan kerja bupati. Kebetulan diajak bersama ke Pulau Kundur. Bersama Pak Afrizal, Ketua MUI, Pak Baginda (Kabag Kesra, Setda Kabupaten Karimun) dan beberapa orang Kepala Dinas di lingkungan Pemda Karimun kami mendampingi Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq ke beberapa tempat yang menjadi target kunjungannya di Pulau Kundur.

Satu hari ini pula saya mencatat berkesempatan salat berjamaah di tiga masjid berbeda berbarengan kunjungan belyau itu. Kunjungannya sendiri juga di tiga target, masing-masing di Tanjungbatu Kundur, di Tanjungberlian Barat Kundur Utara dan di Tanjungberlian sendiri (Kecamatan Kundur Utara). Hanya saja bukan di tiga lokasi ini saya dan rombongan melaksanakan salat berjamaah itu.

Kami sampai di Pulau Kundur via Tanjungberlian Kecamatan Kundur Utara tepat pukul 12.05. Waktu zuhur sudah masuk. Muazzin di masjid Syukur Tanjungberlian itu juga sudah memanggil jamaah untuk salat. Kami berhenti di sini. Inilah salat pertama berjamaah kami laksanakan dalam kunjungan bupati ini.

Acara bupati pertama adalah menghadiri undangan pernikahan salah seorang pegawai di lingkungan Pemda Karimun. Resepsi pernikahan dengan purna praja itu sejatinya dihadiri bupati lebih awal. Bupati sendiri yang direncanakan sebagai Inpektur Upacaranya. Hanya saja, karena belyau kebetulan harus mengikuti Rapat Paripurna di Gedung DPRD maka untuk tugas ini diwakilkannya kepada Sekda Kabupaten Karimun, Dr. H. Muhammad Firmansyah. Rombongan Pak Firman hadir lebih awal.

Sehabis acara resepsi pernikahan, rombongan bupati meneruskan perjalanan ke lokasi acara pelatihan membuat pupuk biosaka oleh Kelompok Tani Nasional Andalan (KTNA) Kabupaten Karimun di Tanjungberlian Barat itu. Hampir dua jam acara ini. Lalu meneruskan ke satu lagi acara belyau. Mengingat waktu asar sudah lama berlalu, rombongan kami melaksanakan salat asar berjamaah di masjid Tanjunglerian. Inilah salat kedua saya di lokasi yang berbeda berbarengan kunjungan kerja bupati.

Sehabis asar, bupati melanjutkan kegiatan kunjungan ke rumah Ketua LAM Kundur Utara. Ada pembicaraan tertentu di rumah tokoh masyarakat itu. Setelah selesai, kami kembali ke Balai. Dan sudah mendekati waktu magir. Saya tidak sempat mandi karena azan magrib sudah berkumandang. Langsung saja kie masjid dan berjamaah magrib di majsid Ubuduyiah. Jadilah tiga masjid untuk tiga salat yang berbeda dalam satu hari yang sama.***

5 Sep 2023

Duduk Ngopi Dengan Ketua MUI

Duduk Ngopi Dengan Ketua MUI


SENIN (04/09/2023) ini kembali kami duduk bersama. Duduk sambil bicara apa-apa saja. Tempatnya, kali ini di Kedai Kopi Meranti. Ada juga yang menyebutnya Kedai Kopi Selat Panjang. Beda kata tapi kurang-lebih sama maksudnya. Setidak-tidaknya berdekatan kandungan pemahamannya.

Kok sama? Maksudnya, jika menyebut Meranti, itu sebutan kepada nama kabupatennya. Tepatnya, Kabupaten Meranti. Salah satu kabupaten berdekatan dengan Kabupaten Karimun tapi termasuk Provinsi Riau. Dulunya daerah yang berada Pulau Rangsang dan sekitarnya di sekitar Sungai Pakning atau lebih terkenalnya di Bengkalis sana, itulah Kabupaten Meranti.

Jadi kalau disebut Kedai Kopi Meranti, itu untuk menyebut nama kabupatennya. Tapi dengan sebutan Selat Panjang, ini ditujukan untuk menyebut nama Ibu Kotanya. Ibu Kota dari Kabupaten Meranti itu sendiri, namanya Selat Panjang. Maka menyebut Merannti artinya menyebut nama kabupatennya sementara menyebut Selat Panjang adalah sebutan nama kotanya. Daerahnya adalah sama.

Di kedai itulah hari ini saya dan Pak H. Afrizal, Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kabupaten Karimun duduk bersama. Duduk ngopi pagi. Sebelumnya dia menelpon untuk koordinasi ngopi bersama ini. Saya setuju dan kamipun duduk di warung yang sebelum-sebelumnya juga kami sering duduk ngopi bersama di sini. Terkadang dengan beberapa teman lainnya, Ngopi Bersama.

Lalu sekadar makan atau minum saja? Tidak juga. Kami membahas (tepatnya ngobrol-ngobrol) macam-macam masalah.  Kami tentu saja tidak hanya duduk ngopi saja karena pasti ngobrol juga sebagai pengisi waktu. Untuk pengisi waktu ngopi, ini kami bicara atau ngobrol ngalur-ngidul kanan-kiri yang terkadang terasa penting. Apa saja kami jadikan bahan bicara. Kami ngobrol apa yang teringat. Namanya juga ngopi pagi. Tidak ada tema atau agenda yang kami bicarakan secara khusus. Ke sini juga bukan niat untuk 'rapat' misalnya. Ini benar-benar hanya duduk santai sambil makan-makan yang kami pesan. Buat saya, duduk ngopi dengan Ketua MUI enak juga kedengarannya.***