Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

6 Sep 2020

Puisi-puisi  Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd


TERNYATA PENILAIANMU SALAH


Ku..
Elakkan ala naluri dengan nilai 0 atas sikapmu
Namun ku harus bertanggung jawab atas nilai 100 atas prestasimu

Hari ini bukti bahwa aku akan melihat perjuangan dan harapan yang pasti
Dengan semua hegemoni juara dalam diri...

Indragiri Hulu, Riau 6 September 2020


LUKISAN PULANG DI RIAU

Menuju pulang saat menjadi dewan juri,
Selalu saja ingin lewat di tempat ini dan merinding..
Seakan memasuki sebuah lorong harapan
Ya, bukankah ujung dari kepulangan itu simpul atas segala harapan hingga menusuk malam jumat kliwon?
 
Sudah teramat jauh kaki ini mengelana
Memahat jejak di setiap sudut waktu dan jauh atas semua mimpiku?
Mengikatnya dalam lembaran-lembaran putih kehidupan yang membuatku terkesan?

Jika engkau berada di sampingku, mungkin akan paham senyatanya
Bukankah kau ingin merasakan getarannya dan gelombang yang kelam?

Karena setiap kita pasti akan beranjak menuju pulang dan kedewasaan yang hakiki?
Entah suka ataupun tidak suka aku tetap pada setiaku?
Entah dengan sukarela ataupun terpaksa
Semoga di ujung sana, bisa kita temukan sebentuk senyuman dan tulus dan buatku terkenang hingga gelap menusukku sampai lupa peristiwa yang terjadi..

Indragiri Hulu Riau, 06 09 2020

3 Sep 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd


KESABARAN HAKIKI 

Bersabarlah dengan kesabaran nan anggun
Dan segala sesuatunya tetap menjadi lebih baik atas semua keahlian

Menuruti ketergesaan hanya akan berujung pada penyesalan dan ungkapan dengan nada ynag amat tinggi
Bukankah keberhasilan itu milik orang yang tahu bagaimana cara menunggu? Sesabar itukah

Maka teruslah bersabar
Dan tingkatkan terus kualitas kesabaran itu
Tapi bukan berarti hanya dengan diam tanpa arti
Bertumbuhlah selalu dalam karya dan kreasi melalui tulisanku ini

Dan cobalah sejenak duduk bersama,
Mengurai gagasan yang menyembul di antara gelas-gelas kopi dan teh poci
Untuk kita mengerti lebih tajam bahasa
Memahami lebih dalam ke aras subtansi
Sungguh, unta pun tak akan terperosok dalam lubang yang sama sampai dua kali dalam setahun

Bila segala sesuatunya telah tertunai,
Hiasilah ia langkah ini dengan kuntum-kuntum do'a dan sholat yang khusyuk
Tawakal kita, adalah senyum bagi  semua umatnya nabi muhammad SAW

Indragiri Hulu, Riau 31/08/2020


DALAM SUNYI NAMAMU DAN NAMAKU

dalam putih sepi
kabut menembus awan namamu ada
hingga ke palung pekat lalu
tubuhku, merindu cahaya dari rekayasa asmara yang 
dijanjikan mulut di bawah auman singa si raja hutan pohon-pohon durian

di putih sunyi akan tenggelam
Para kutu berloncatan sambil menaridi selasar mata, duka berembun dan bersekutu dengan angin puncak hening
kita membicarakan masa lalu dan masa depan yang kembali
gembira menafsirkan dekapan dari sebuah buku dan foto udah kusuh dan lusuh

di meja perjamuan butiran-butiran embun memecah jadi bias di mata
suara radio tua yang hampir usang menumbuhkan kangen yang pelan-pelan melayari samudera cinta di pelupukmu

di putih sunyi
lautan maha cahya
daun terlepas

tahun-tahun sesudahnya
kita menjadi boneka di bilik atau manekin atau guling kapuk yang tiarap di palung dingin, malam. 

mendekap mimpi kemudian selepas musim-musim tua tanak di radio tua
pohon rambutan
selembar puisi
bunga pentas
sempurna jadi pikat detak tak berkarat
alasan melanjutkan nafas, derap jantung dan kuasa ilahi di wilayah paling rahasia

          yaitu renungan
          yaitu luka rindu
          bersekutu dengan doa malam doa fajar doa dini hari 
           kucoba lagi menerima kenyataan
           sekumpulan bunga layu
          mampir di mimpiku

di putih sunyi
butuh waktu melupakan hitam putih perjalanan kata-kata di bawah pohon rambutan
di kota dingin bagai bogor kedua
kini menyimpan gigil sesal dan kusedekahkan waktu
menulis sajak untukmu
cukup jadi nutrisi bahagia lahir dan batinmu serta tidak lupa selembar doa di manaqib tua kubisikkan ada bagian yang tertinggal doa muharram ku ditahun ini 1442 H

di putih sunyi 
bayangmu pelan singgah
harum menggoda aku terbang hingga kefantasi kelangit ketujuh

Indragiri Hulu, Riau 1 September 2020



DERASNYA


Saar deras aku melangkah
Menunggu kecupan saat aku terjebak dalam rayuanmu

Inikah?
Pertemanan atau sekedar rusukmu 
Ekploitasi dalam dangkalnya sanubarimu?


Riau, Indragiri Hulu 2 September 2020

30 Agu 2020

Puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd

Puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd


KURASAKAN DI MALAM HARI

Nikmati pahitmu, selagi engkau mampu menanggungnya beban hidup yang jemu
Karena bisa jadi itu yang lebih solutif dan menginspirasi
Karena tak selamanya kita akan bertemu dengan yang manis-manis dan pahit pahit
Tak selamanya pula kemanisan itu berbuah nikmat dan pahit derita
Biasakan saja hari harimu menjadi putih, suatu saat nanti akan kau temukan jawabannya dalam setiap perjalanan hidupmu

Nikmati saja kue  sudah menjadi basi
Jangan kau sesali apa yang telah terjadi dan pentingnya
Karena kesempurnaan manusia memang ada pada ketidaksempurnaannya dan terus ada kesempurnaan nya

Peras terus hati dan pikiranmu
Jangan berhenti sebelum ia kering dan lupakan semuanya
Sebelum kau dapatkan legitnya hikmat atas kebijaksanaan
Karena adamu adalah untuk menggubah kelegitan itu dan keberpihakan atas kamu diciptakan sebagai makhluk hidup

Tibalah kini kita duduk satu meja,
Untuk mengurai kekusutan suasana atas laku laku anmu
Maka biar saja pahit dan legit berkongsi,
Dengan itu kerumitan kita tuntas tersudahi dan merintih telah hilang

Riau, Indragiri Hulu 28 Agustus 2020

26 Agu 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, SPd I, MPd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, SPd I, MPd


BINGKAI SENJA DI DESA TITIAN RESAK 

Sekuntum mawar merah di senja dalam bingkai selarak bambu
Tidakkah kau tahu apa yang terkandung didalamnya?
Ia yang menyimpan sejuta kenang atas kisah anak manusia baik laki namun bukan banci
Yang tengah belajar memaknai arti sebuah mimpi

Mimpi tentang hari esok
Tentang cinta dan pengorbanan
Tentang hangatnya persahabatan dan sulitnya memilih pasangan

Atau kisah tentang pecel lontong bunga kecombrang dan kembang kol
Begitu pula dengan oseng gendot  lauk belut goreng
Serta cerita tentang sepiring mendoan hangat bersanding lombok cengis yang pedas..

Mungkin engkau tak tahu,
Atau bahkan tak pelu tahu apa sih jatidiriku?

Tapi di kejauhan sana adalah lahan perburuan belut segar yang enak sekali ..
Atau arena adu lari di atas galengan
Juga tentang gropyokan tikus oleh anak-anak berseragam merah putih putih biru dan putih abu abu berjalan bersama saat berangkat dan pulang sekolah
Tentang kerbau pembajak sawah sebelum hadirnya kerbau bertanduk runcing

Hujan deras adalah payung kami agar aku tak kehujanan dan
Terik matahari adalah topi baja yang kukuh menjadikan rambut ini memerah dan menghitam
Aroma lumpur adalah parfum kejantanan yang tiada duanya dari parfum lain
Agar hasil panen bisa selalu sedia di atas meja makan yang terbuat dari kayu mahal dan diukir oleh tukang kayu yang ganteng

Oh tidak, aku tak menganggap diriku pahlawan pangan disiang hari
Dengan memandang bulir emas yang merunduk kaku, cukup untuk mengukir bahagiaku dan susahku saat kuliah s1 dan s2
Tugas kami sekadar mengabdi mengajar dan mengamalkan ilmu dari kuliah
Kiranya dikau sudi memahami arti dari hidup seorang pemuda pengabdian ini didesa titian resak

Riau, Indragiri Hulu, 23/08/2020


NYANYIAN SEPANJANG MALAM DI RENGAT

Hening  malam suara jangkrik.. ditambah goresan cakrawala
Rembulan senja mengulum sipu ditengah musim layang layang
Sudahi bait-bait waktu setahun berlalu dan sekarang masih aku tunggu

Satu era beranjak terjelang dan maju
Lembarannya masih kosong, tak ada goresan pesan di sana
Sedang perca kisah yang kemarin belum jua berpadu
Masih ada ikatan kata yang terputus
Resonansi yang kehilangan nada tinggi

Angan-angan liar menari
Embuskan kabut binal ke benak jiwa
Menutupi tunas asa yang terus menggeliat dan jauh

Kilas cahaya pecahkan gulita menuju remang
Tapak-tapak suci terus terpahat dalam sendat
Segenggam makna masih ia bawa dan disimpan dalam memorinya, entah sebentuk apa
Jalan di depannya masih terkabur oleh kabut misteri illahi

Jika esok masih kau dengar kicau burung kacer,
Bilakah aku titipkan salam padanya? Jawab.
Bilang saja bahwa di dadaku masih bersemayam cinta yang dimaknai di bukit cinta

Indragiri Hulu Riau, 25 Agustus 2020

21 Agu 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, S Pd I, M Pd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, S Pd I, M Pd

PERGINYA PAHLAWAN

Sedih pahlawan Ir soekarni pergi dan Drs. Moh.Hatta
Aku hanya titipkan doa
Agar diampuni segala dosa
Dianugerahi pandai ibadah
Dan dalam alam barzakh
Mereka bahagia
Putra dan putri Indonesia
Selalu setia dan Cinta Negara

Indragiri Hulu, Riau 18 Agustus 2020


GOOD BYE INDONESIA AKU KECEWA

Rupanya engkau mengajak dipertengahan peta indonesai umpatanmu dan dalam koridor murahan
Mengetuk pintu ku saat ku beranjak kekamar.. saat kami pasukan perang.. Tanpa disadari memunculkan diri sebagai tanda kau berpacuan
Aneh datang pergi tanpa pamit dan salam sebagai adab muslim
Apakah layak sebagai imam dan makmumku?

Ya ya ya
Kau tak layak menjelma temanku sembari pilu di kaki gunung
Menjauh pula dari suara laut yang menggumam
Tak perlu berpijak diri di depan anggrek dan pohon randu
Jika kau datang mencuri bunganya saja dan kau hembus lalu mawar malah kau pilih
Untuk kepuasanmu semata demi hasratmu yang tinggi

Benar kata mereka 
Jangan hanya datang untuk menyolek dan menyobek
Karena sakitnya tanpa berdarah lebih sakit ditebas pedang samurai
Jika kau tau sebuah pist lebih berbahaya dari sebuah samurai

Indragiri Hulu,  Riau, 20 Agustus 2020


MUHARRAM 1442 H 

selamat tahun baru matahari, nyala apimu setia pada semesta yang sudah hampir tua ini 2020 M tepatnya

selamat tahun baru embun bening, kejernihan alam dalam bulirmu dan setiap nafas kita bertasbih

selamat tahun baru cericit burung, kucing, dan kuterima persembahan simfonimu

selamat tahun baru wajah di cermin yang baru, semeriah apakah sudah  mimpimu mimpi kita twrwujud malam kemarin tahun muharram kemarin?

selamat tahun baru puisi, gemerlap makna di tubuh penyair dan pembaca karya

selamat tahun baru santriku, masihkah semangat belajar belajar dalam menuntut ilmu?

Demak, 20 Agustus 2020