Tampilkan postingan dengan label perjalanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perjalanan. Tampilkan semua postingan

20 Okt 2023

Perjalanan Batam Surabaya Bali

Perjalanan Batam Surabaya Bali



Catatan M. Rasyid Nur

PAGI-pagi rombongan Pengurus FKUB sudah bersiap di lobi Hotel Indorasa 2. Sesuai arahan, pukul 05.00 rombongan harus sudah di lobi. Bus akan bergerak pukul 05.30 menuju Bandara Hang Nadim. Check in tiket selambat-lambatnya satu jam sebelum jadwal sesuai ketentuan. Kami sengaja bergerak lebih awal mengingat jadwal terbangnya pukul 07.40.

Perjalanan dari Hotel Indorasa 2 ke Hang Nadim pagi ini begitu nyaman. Cuaca sangat baik. Tidak ada hujan seperti hari pertama, rombongan meninggalkan Tanjungbalai Karimun, Rabu itu. Semoga ademnya cuaca adalah pertanda akan lancarnya perjalanan pengurus FKUB Batam - Surabaya, transit menjelang ke Denpasar.

Pukul 06.00 rombongan sudah sampai di Bandara Hang Nadim. Kecuali Vanderonis, yang menginap di tempat berbeda, semuanya sudah bersiap mau chek in. Vanderonis sendiri akan check in secara on-line, katanya. 

Proses check dibagi agar tidak terlalu lama antri. Ada tiga kelompok untuk check in. Sengaja diatur begitu agar memudahkan. Setiap kelompok diurus oleh satu orang dengan jumlah anggota 6-8 orang. Mengingat usia pengurus rata-rata di atas 40-an tahun diperlukan saling membantu. Termasuk dalam antrian check in tiket.

Menjelang pukul 07.00 selesai urusan chek in tiket. Rombongan masuk ruang tunggu seperti tercantum di tiket, gate A7. Kami menunggu Lion Air yang akan menerbangkan kami bersama penumpang lainnya ke Surabaya. Transit untuk ke Denpasar, Bali.

Pukul 07.10 penumpang sudah diarahkan untuk masuk pesawat. Lion Air no flight JT 0970 sudah menunggu. Semua penumpang yang berada di ruang tunggu berdiri antri untuk menuju pesawat.

Tepat pukul 07.36 setelah semua penumpang duduk di kursi masing-masing pesawat mulai bergerak, beranjak meninggalkan tempatnya berhenti. Beberapa saat lagi akan lepas landas (take off) meninggalkan Bandara ini. Pesawat masih berjalan pelan ke ujung landasan. Lalu berbalik arah. Jalannya kian laju, laju dan tepat pukul 07.45 roda Lion Air terasa sudah meninggalkan landasan. 

Selama 115 menit (07.45-09.40) menit penerbangan Hang Nadim Surabaya juga nyaman dan tenang. Hanya sesekali pesawat terasa bergetar, mungkin karena angin. Alhamdulillah, rombongan selamat sampai di Bandara Juanda Surabaya. 

Setelah melapor, rombongan menunggu di gate D8 untuk melanjutkan penerbangan ke Denpasar, Bali. Lebih dari 2 jam menunggu di Juanda Surabaya. Pukul 12.30 rombongan bersama penumpang lainnya masuk pesawat.

Bersama pesawat Lion Air no flight JT 0922 rombongan terbang dari Surabaya menuju Denpasar, Bali. Inilah perjalanan lanjutan Batam ke Surabaya dan Surabaya ke Bali. Penumpang yang ingin ke Denpasar dari Hang Nadim, Batam mesti transit dulu di Surabaya.***

Drs. H.M. Rasyid Nur, MM
Ketua FKUB Kabupaten Karimun

19 Okt 2023

FKUB Memulai Perjalanan ke Badung

FKUB Memulai Perjalanan ke Badung


Catatan M. Rasyid Nur

TIGA bulan lalu, pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) nKabupaten Karimun memutuskan untuk belajar, menimba pengalaman dan pengetahuan salah satu daerah tingkat dua, yang pengelolaan kerukunan beragamanya bagus, yaitu Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Dari berbagai sumber diperoleh informasi bahwa dalam mengelola kerukunan umat beragamanya Pemerintah Daerah, khususnya FKUB sangatlah bagus. Menurut data yang ada, kabupaten di Provinsi Bali, ini berhasil mendapatkan indeks tertinggi dalam kerukunan umat beragama. Pengurus FKUB ingin mengetahui, bagaimana daerah minoritas muslim itu berhasil dalam toleransi beragamanya. 

Karena dana hibah Pemda untuk FKUB Kabupaten Karimun belum bisa dicairkan saat itu maka rencana kepergian pengurus ke Badung belum dapat dilaksanakan. Setelah pencairan selesai dan segala persiapan juga sudah dilaksanakan, akhirnya hari Rabu (18/10/2023) kemarin para pengurus berangkat meninggalkan Tanjungbalai Karimun. Keberangkatan ini pun sudah tertunda dua kali karena alasan tertentu. Hari ini bermula perjalanan FKUB ke Badung.

Harus diulangjelaskan bahwa setelah persiapan benar-benar tuntas, termasuk tiket dan lainnya pengurus pun berangkat. Inilah awal perjalanan ke Badung yang sudah direncanakan bahkan sejak awal tahun itu. Kamis ini kami akan terbang melalui Hang Nadim menuju Denpasar. Untuk keperluan itu rombongan pengurus harus bermalam di Batam agar pagi-pagi bisa ke Bandara. Tiket pesawat adalah tiket dengan penerbangan pagi.

Pukul 13.00 Rabu siang, itu pengurus dan rombongan harus sudah bersiap di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun. Sudah diumumkan melalui WA grup untuk keperluan itu. Sebanyak 21 orang dari 24 orang yang akan berangkat sudah siap di pelabuhan. Tiga orang lainnya berangkat terpisah. Dua orang, Jifridin dan isterinya sudah duluan ke Batam sebelum rombongan berangkat. Satu lagi, Vanderonis akan berangkat pada pukul 17.00 hari Rabu karena masih harus menyelesaikan pekerjaan di Karimun. Dia tak bisa berangkat pukul 13.00 bersama yang lain.

Tepat pukul 13.33 (menurut jam di tangan penulis) kapal Dumai Line 2 yang ditumpangi pengurus bergerak meninggalkan pelabuhan domestik Tanjungbalai Karimun. Cuaca sedikit berhujan. Ada juga sedikit angin. Tapi gelombang laut tidak terlalu besar. Rasanya masih tenang dan nyaman di dalam kapal hingga ke Batam. Bagaimanapun, cuaca berhujan tidak jarang diikuti angin yang menyebabkan gelombang laut. Alhamdulillah teduh gelombangnya.

Menjelang pukul tiga pengurus sudah sampai di Pelabuhan Sekupang, Batam. Semua rombongan diarahkan ke luar area pelabuhan karena mobil (bus) menunggu di luar. Selanjutnya rombongan berangkat menuju Hotel Indorasa 2, tempat menginap rombongan malamnya. Sekali lagi, rasa syukur diucapkan karena awal perjalanan ini aman dan nyaman. Semoga ini pertanda kenyamanan dan keselatan pulang-pergi nantinya. Amin.*** 

Drs. H. M. Rasyid Nur, MM
Ketua FKUB Kabupaten Karimun



10 Sep 2023

Bermalam Ahad di Tempat Sendiri

Bermalam Ahad di Tempat Sendiri


Catatan M. Rasyid Nur
JIKA kabupaten sendiri --sebagai tempat tinggal-- diibaratkan tempat sendiri ketika berlibur di akhir pekan, misalnya, maka berlibur di Kabupaten Karimun, ini kita (orang Kabupaten Karimun) memiliki tempat-tempat yang tidak di satu pulau atau daratan saja yang membuat perasaan kita tidak berlibur di daerah sendiri. Dengan kurang lebih 240 pulau (besar kecil) artinya kita bisa memilih salah satu pulau untuk berakhir pekan meninggalkan rumah tempat tinggal. Sebutlah berlibur. Itu artinya kita serasa pergi jauh.

Akhir pekan ini, misalnya saya dan isteri bersama satu orang cucu pergi berakhir pekan ke Kota Moro, di Pulau Moro. Artinya kami meninggalkan rumah di Meral, Karimun (Pulau Karimun). Saya menyebut pergi berlibur di tempat sendiri saat ke Moro itu. Tidak pergi keluar jauh, keluar kabupaten sendiri. Itulah yang saya maksud berlibur di tempat sendiri. Berlibur ini juga saya sebut bermalam Ahad atau dulu orang menyebutnya bermalam Minggu.

Bermalam Ahad di tenpat sendiri kami maksudkan untuk tidak pergi jauh-jauh keluar dari Kabupaten Karimun sendiri. Sesungguhnya selain ke Moro, bisa juga ke Tanjungbatu (Pulau Kundur), ke Telunas (Pulau Sugie) dan beberapa lokasi lainnya.

Tempat-tempat itu tentu saja tidak memiliki fasilitas semacam hotel yang banyak seperti di Kota Batam atau Tanjungpinang, misalnya. Ini pun untuk menyebut di provinsi sendiri saja. Tidak harus keluar provinsi sendiri, misalnya.

Sebenarnya dengan tidak keluar dari daerah sendiri kita tidak harus menggunakan uang kita di daerah lain. Artinya, jika analogi negara, kita tidak perlu membuang-buang devisa kita ke tempat lain. Uang kita cukup berpurar di daerah sendiri. Dan sikap ini penting diamalkan oleh setiap orang. Tujuannya uang satu daerah cukup berputar di daerah sendiri.

Sesungguhnya, bagi saya bukanlah menggunakan uang atau tidaknya di daerah lain saja. Hal utama sebenarnya adalah bagaimana memanfaatkan tujuan-tujuan wisata (tempat berlibur) di daerah sendiri. Jika kita sendiri melakukan begitu artinya kita ikut memajukan daerah sendiri.***

4 Jul 2023

Ke Batam Hanya Semalan

Ke Batam Hanya Semalan


INI tentang menyambut dan menjemput Jamaah Haji Kabupaten Karimun ke Batam musim haji 1444 (2023). Seperti saat mengantarkan kurang lebih satu setengah bulan lalu saat ini para panitia penjemputan juga dari Bag Kesra (Bagian Kesejahteraan Rakyat) Setda Kabupaten Karimun atas nama Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Karimun. Saat mengantar pada 24-25 Mei lalu, itu saya ikut diajak ikut ke Batam bersama rombongan. 

Saat mengantar dulu semua kami hanya dan harus menginap semalam di Batam. Waktu itu, berangkat pada 24 Mei 2023 kembali besoknya, 25 Mei 2023 setelah prosesi pemberangkatan jamaah usai. Untuk apa juga bermalam-malam? Jamaah berangkat ke Tanah Suci sementara kami balik ke daerah kembali. Begitu pula saat menjemput ini. Jamaah haji sampai di Bandara Hang Nadim pada hari Selasa (04/07/2023) sore. Sesuai aturan, mereka akan dibawa ke Asrama Haji, Batam untuk istirahat dan besoknya akan kembali ke daerah masing-masing. Di keloter satu ini ada jamaah lain selain dari Karimun. Ada dari Batam, Bintan dan Kabupaten Lainnya.

Untuk penjemputan ini panitia berangkat dari Karimun juga pada hari yang sama. Sebelum perkiraan jamaah sampai di Batam para penjemput sudah duluan sampai di Batam. Namanya juga menyambut. Pasti saja penyambut lebih duluan hadir sebelum yang disambut.

Selasa malam adalah waktu-waktu paling sibuk yang harus dilalui jamaah. Setelah turun dari mobil, barang-barang bawaan juga diturunkan. Untuk 400-an jamaah dengan 10 bus perlu waktu lumayan lama bakda magrib itu. Satu berita sedih malam ini adalah ketika salah seorang jamaah yang turun dari pesawat atas nama H. Akhmadi Sankarjo Mustarjo harus dilarikan ke Rumah Sakita (Bhayangkara) karena sesak nafas. Dan tepat pada pukul 18.30 dinyatakan meninggal dunia.

Setelah prosesi pengambilan barang dan penentuan kamar selesai, para jamaah istirahat. Besok pagi, sesuai jadwal setiap jamaah dari Kabupaten akan berkumpul kembali di aula untuk bersiap berangkat kembali ke daerah masing-masing. Jamaah Karimun terjadwal paling pagi, sekitar pukul 05.30 harus sudah di aula karena panitia sudah menentukan sekitar pukul 07.00 kapal akan bergerak dari Sekupang ke Karimun.

Semalam di Batam dalam rangka menyambut dan menjemput jamaah haji adalah satu kenangan tersendiri bagi kami.*** (M. Rasyid Nur)

22 Jun 2023

Catatan Perjalanan: Karimun Tanjungpinang Lautnya Tenang

Catatan Perjalanan: Karimun Tanjungpinang Lautnya Tenang


INILAH catatan perjalanan yang menyenangkan. Salah satu perjalanan laut dari Karimun ke Ibu Kota Provinsi Kepri, Tanjungpinang. Dari banyak perjalanan laut ke destinasi yang sama, perjalanan ini sungguh nyaman. Jujur saja saya merasakan cukup tenang di lautan dan juga di perasaan. Tidak ada gelombang. Tidur di kapal pun serasa pikiran melayang.

Hari ini, kami berangkat dari Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun pukul 14.05 dengan kapal Mv Dumai Line 2. Ikut bersama dalam perjalanan laut ini beberapa orang teman. Saya percaya kami merasakan air laut sepanjang Karimun-Tanjungpinang teduh saja. Tidak ada gelora laut yang membuat gundah rasa.

Hari Kamis (22/06/2023) ini saya dan beberapa orang Pengurus Kwarcab Pramuka Kabupaten Karimun berangkat ke Kota Bestari untuk mengikuti Rakerda (Rapat Kerja Daerah) Gerakan Pramuka Kwarda (Kwartir Daerah) Provinsi Kepri. Selain Pak Anwar Hasyim (selaku Ketua Umum Kwarcab Karimun) ikut juga Sekretaris Umum Kwarcab, Kak Dolah (Kak Abdullah) dan Bendahara Umum, Kak Iwan (Kak Ikhwan). Ada juga beberapa orang pengurus lainnya seperti Kak Ono, Kak Guru dan Kak Ema. Satu orang lagi dari DKC (Dewan Kerja Cabang) yang namanya saya belum tahu.

Selama hampir tiga jam kami mengharungi laut bersama ratusan penumpang lainnya. Kami sampai di Tanjungpinang dengan tenang karena laut yang kami lalui tidak bergelombang tersebab dibumbui gelora angin. Angin itulah biasanya yang menggoyang air laut untuk munculnya gelombang yang membuat kapal ikut bergoyang. Tidak ada yang suka gelombang pada saat di laut. Entahlah kalau anak-anak.

Sesungguhnya sebesar kapal Dumai Line 2 yang kami tumpangi tidak perlu ada kekhawatiran. Itu kata teman-teman yang sudah terbiasa dengan mainan gelombang laut. Tapi pasti tidak begitu perasaan orang yang penakut dengan gelombang laut. Kapal besar atau kapal kecil tetap saja membuat perasaan menggigil.
Syukurnya perjalanan Karimun- Tanjungpinang kali ini adalah perjalanan yang menyenangkan. Pikiran dan perasaan benar-beanr tenang. Saya mengucapkan alhamdulilah dan rasa syukur kepada Allah setibanya di pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang. Senang dan tenang atas ketenangan laut dalam perjalanan ini. Terima kasih, ya Allah.***