16 Jun 2022
15 Jun 2022
Pelepasan JCH Untuk ke Bandara
BAGI Jamaah Calon Haji (JCH) Kabupaten Karimun, acara Pelepasan JCH di halaman rumah kediaman bupati menjelang ke pelabuhan adalah acara yang paling ditunggu. Sekaligus paling berkesan dan akan meninggalkan kesan bagi yang akan pergi dan yang akan tinggal. Inilah seremoni pelepasan haji terakhir yang akan dialami JCH sebelum berangkat meninggalkan daerah menuju Bandara.
14 Jun 2022
Doa Selamat Jalan JCH Kabupaten Karimun
SENIN (12/06/2022) malam ini di Rumah Dinas Kediaman Bupati Karimun dilaksanakan acara berlabel Silaturrahim dan Doa Selamat Jalan Jamaah Calon Haji (JCH) Kabupaten Karimun Musim Haji 1443. Hadir pada acara yang dilaksanakan oleh Pemda Kabupaten Karimun melalui Bagian Kesra dan Keagamaan, itu antara lain, Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq, Wakil Bupati, H. Anwar Hasyim, MSi dan Ketua DPRD Kabupaten Karimun, Yusuf Sirat, SIp.
Tampak juga hadir anggota Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah seperti Kapolres, Danlanal, Dandim, Kajari, Ka Pengadilan Negeri Kabupaten Karimun). Juga hadir Sekda, Dr. Muhammad Firmansyah, para Asisten Sekda Karimun, Kakankemenag Kabupaten Karimun, H. Jamzuri serta Pimpinan OPD di lingkungan Pemda Karimun. Tamu mulia malam ini adalah para dhuyufurrohman alias JCH yang berjumlah 76 orang. Kelihatan juga KaKUA se-Kabupaten Karimun, Ketua PD IPHI, Ketua MUI, Ketua BAZNAS Kabupaten Karimun, Ketua LPTQ serta beberapa tokoh agama lainnya.
Prosesi acara diawali dengan solat magrib bersama di rumah dinas bupati. Selanjutnya seremoni pelepasan JCH yang diisi dengan pidato Sepatah Kata dari perwakilan JCH yang disampaikan oleh Rudi Harahap. Dalam pidatonya Pak Rudi menyampaikan beberapa hal. Setelah memberi hormat kepada Bupati dan hadirin lainnya, lalu mengajak hadirin untuk bersyukur kepada Allah dan bersholawat kepada Rasulullah.
Selanjutnya dia menyampaikan ucapan terimakasih kepada bupati, khususnya dan kepada Pemda Kabupaten Karimun umumnya atas telah dilaksanakannya acara Doa Selamat Jalan JCH malam ini. Kata Pak Rudi, "Perjalanan ini menakutkan karena begitu jauhnya tujuan perjalanan ini. Naik pesawat saja kurang-lebih sembilan jam. Tapi kita berserah diri saja kepada Allah," katanya. Lalu dia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pengurus IPHI Kabupaten dan Kankemenag Kabupaten atas dilaksanakannya manasik haji. Selebihnya Pak Rudi menyampaikan permintaan maaf kepada semua hadirin dan kepada semua masyarakat Kabupaten Karimun.
Acara berikutnya adalah Pengarahan Bupati yang diawali dengan penyerahan bendera Karu-Karom (Ketua Regu- Ketua Rombongan). Dalam sambutannya Bupati mengingatkan kembali untuk senantiasa bersyukur kepada Allah karena begitu banyaknya nikmat yang Allah berikan. Lalu bupati juga sedikit menyampaikan perihal hikmah dihelatnya acara malam ini. Katanya, "Pertemuan ini banyak hikmah, antara lain, pertama, untuk dapat berkah JCH. Kita tahu, kegiatan ini sudah merupakan kebiasaan dan budaya setiap musim pemberangkatan JCH. Selalu ada seremoni acara seperti ini."
Dengan kegiatan ini kata bupati, kita dapat saling bersilaturrahim. Juga dapat saling memaafkan secara langsung karena kita bisa bertemu di sini. Dijelaskannya bahwa sejak berdiri Kabupaten Karimun, Pemda selalu melaksaakan acara doa selamat jalan dan pelepasan JCH ini. Oleh karena itu dia berpesan agar pada JCH sebaiknya mandiri dalam melaksanakan ibadah haji nanti. "Jangan terlalu tergantung kepada orang lain seperti kepada Karu-Karom," pintanya. "Jagalah kesehatan, jaga juga emosi kita. Emosi harus dikendalikan karena ini adalah ibadah yang sangat berat," katanya menutup pidato.
Di akhir kegiatan setelah solat isya bersama, bupati menyediakan hidangan makan malam bersama. Selanjutnya penyerahan uang saku dari Pemda Karimun kepada Karu-Karom yang diberi amanah pada tahun ini. Selanjutnya acara bersalam-salaman yang dilaksanakan di halaman depan Rumah Dinas Bupati.*** (M. Rasyid Nur)
10 Jun 2022
Syekh Yusuf Qardhawi: Akhlak itu Hubungan Baik dengan Allah dan Manusia
Foto Google/ Republika.id |
8 Jun 2022
Melihat Pelaksanaan Manasik Gladi Posko JCH Karimun (3)
Lokasi miqat (Bier Ali) sendiri ditetapkan di Masjid Baiturrahman, sebuah masjid setara Masjid Agung yang dikelola oleh Pemda Kabupaten. Masjid ini adalah satu diantara tiga masjid yang dikelola dan dibiayai operasionalnya oleh Pemda Karimun. Dua lainnya adalah Masjid Agung (masjid kabupaten) dan Masjid Hijir Ismail di Pulau Kundur yang juga setara Masjid Agung. Masjid Baiturrahman berjarak kurang lebih satu setengah km dari Rumah Dinas Bupati. Empat buah bus yang akan mengangkut para JCH yang akan bergerak ke sana sudah stanbay di halaman depan rumah kediaman bupati. Setiap satu bus diisi dua regu JCH dengan didampingi oleh dua orang panitia (seolah-olah sebagai petugas haji) yang memberikan arahan dan bimbingan kepada JCH selama dalam perjalanan. Diingatkan untuk membaca doa naik kendaraan hingga mengingatkan ihram yang benar.
Di Masjid Baiturrahman para JCH langsung masuk masjid dan di sini ada nara sumber yang ditentukan untuk memberikan pengarahan dan penjelasan tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dan akan dilaksanakan di Bier Ali. Seperti di rumah kediaman (miniatur nabawi/ hotel) ada seorang yang menjadi pemandu (narasumber), maka di Bier Ali (Masjid Baiturrahman) juga ada pengurus IPHI yang diamanahkan menjadi narasumber. Dan di setiap titik (di Arafah, Muzdalifah, Mina, dll) juga ada narasumber yang akan memberikan pengarahan.
Selesai penjelasan di Masjid Baiturrahman (Bier Ali), perjalanan dilanjutkan ke Gedung Balai Pertemuan Haji Kabupeten yang diminiaturkan menjadi Mekkah (Alharam, Ka'bah dan Mas'a). Para JCH diberi bimbingan untuk melaksanakan kegiatan 'umroh wajib' berupa thowaf, sa'i dan tahallul. Tentu saja, ketika bus akan masuk kawasan Balai Pertemuan Haji yang ditetapkan sebagai kawasan Mekkah, maka pada batas tertrntu dalam bus para JCH diingatkan untuk membaca doa masuk Mekkah. Lalu ada doa ke Masjid Haram serta doa ketika pertama kali melihat kabah. Semua itu dipraktikkan sebagaimana nanti akan dilaksanakan di Tanah Suci.
Prkatik berikutnya adalah bersiap untuk wukuf. Dari hotel di Mekkah (masih di sekitar Balai Haji) para JCH akan dibawa ke lokasi Padang Arafah menggunakan bus yang sama. Panitia menetapkan lokasi Pesantren Mutawally yang tidak terlalu jauh dari Balai Haji sebagai miniatur Padang Arafah. Duduk dalam ruang aula pesantren tersebut, para JCH diberi pengarahan oleh narasumber lainnya. Apa dan bagaimana seharusnya di Arafah, itulah yang diarahkan. Seperti apa Padang Arafah dengan tenda-tendanya, suka-dukanya, semuanya dijelaskan kepada calon haji ini. Dan setelah praktik khutbah dan lainnya, perjalanan diteruskan ke Muzdalifah yang mengambil tempat di halaman Kantor KUA Tebing. Kebetulan di halamannya ada banyak batu kerikil, para JCH diminta memungut batu sejumlah yang sudah ditentukan untuk melontar nantinya di Mina.
Bagian terakhir dari manasik haji Gladi Posko ini adalah
kembali ke Mekkah pasca melontar tersebut. Masih ada rukun dan wajib haji yang
harus diselesaikan di Masjid Haram dan di sekitarnya, thowaf, sa'i dan lainnya
sebagaimana sudah diajarkan pada saat manasik secara teori. Kesemua itu
diingatkan dan dipraktikkan pada saat manasik Gladi Posko ini. Bagi panitia
(pengrus IPHI) yang nota bene sudah melalui semua itu, tentu saja akan
terbayang kembali pengalaman yang pernah dilalui waktu itu. Sementara bagi para
JCH semoga saja pengalaman manasik Gladi Posko ini memudahkan mereka untuk
mengingat apa yang nanti akan dilakukan di Tanah Suci selama menunaikan ibadah
haji.***