13 Apr 2022

Isteri Solehah Seperti Apa?


SETIAP suami ingin isteri solehah. Belum terdengar --secara terbuka-- suami menginginkan sebaliknya. Hanya dalam realita tidak selalu seperti yang didamba. Harapan tidak selalu sebagaimana impian. Lalu seperti apa isteri solehah itu?

Sebuah tulisan pendek berjudul Hikmah Malam : Gambaran Seorang Istri Shalehah yang Disebutkan Rasulullah Saw yang diposting pada hari Senin (04/04/2022) lalu di laman hajinews.id memberikan gambaran seperti apa pendamping yang didambakan para suami itu. Tidak dapat disangkal kalau istri solehah itu akan memberi andil keberhasilan seorang suami di dunia dan juga dapat menolong kelak di akhirat. Bisa dikatakan bahwa peran istri dan doanya, akan menjadi jembatan emas bagi suami untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Itu mengutip tulisan tersebut.

Satu kisah, saat Umar bin Khattab bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Wahai Rasullullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki? Nabi menjawab, "Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan isteri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (Shahih Ibnu Majah)

Jadi, Nabi dengan jelas menyebut isteri yang mukminah dalam pengertian solehah, itulah sebaik-baiknya perhiasan di dunia. Dalam sebuah hadis yang lain, "Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ra, ia berkata, bahwa Rasullullah Saw bersabda : “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang terbaik adalah wanita shalehah.” (HR. Muslim)

Jadi, seorang perempuan yang menjadi isteri haruslah dapat menempatkan dirinya laksana perhiasan yang melekat pada diri pemakainya. Isteri harus selalu menjadi penyejuk, penyedap, pesona dan pemberi semangat hidup pada suaminya. Isteri juga merupakan wakil suami dalam keluarga. Isteri yang solehah akan menjadi andalan pokok oleh suaminya dalam membangun bahtera rumah tangga.

Dalam fungsi dan tanggung jawab itu seorang isteri hendaklah menghormati dan mematuhi suami sebagai Kepala Rumah Tangga. Suami adalah seorang pemimpin dan isteri wajib taat atas kepemimpinan suaminya itu. Kerja sama dengan ketaatan kepada suami seperti itulah yang akan mengantarkan seorang isteri berstatus sebagai isteri solehah. Ketaatan kepada Allah menjadi dasar ketaatan kepada suami.

Bukti ketaatan itu dapat terlihat dalam suasana sehari-hari di rumah tangga. Isteri tidak hanya mematuhi perintah dan arahan suami. Isteri juga memberi ingatan kepada suami tentang hal-hal yang perlu untuk diingatkan. Keberagamaan suami pun menjadi hal penting untuk diingatkan isteri kepada suaminya. Jika suami lalai dalam menjalankan perintah agama, isteri yang solehah hadir untuk mengingatkannya. Keteledoran suami dalam beragama pun menjadi bagian tanggung jawab isteri.

Sebuah hadits yang diriwayatkan Thabrani bermakna begini, "Dari Abdullah bin Salam RA, Rasullullah Saw bersabda, Sebaik-baik istri yaitu yang menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi,” perlu dan penting menajdi panduan kita (para suami) untuk memahmi bagaimana seorang isteri yang solehah. Dilengkapi dengan firman Allah dalam Surah An-Nisa: 34 yang maknanya, “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar,” kita tahu persis seperti seorang isteri yang berstatus isteri solehah.***

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar