Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

14 Mar 2024

Malam Ketiga di Al-Jihad: Salat Nyaman

Malam Ketiga di Al-Jihad: Salat Nyaman


RABU (13/03/2024) malam, ini malam ketiga Ramadan 1445 (2024). Malam ini saya berkesempatan berjamaah tarwih di Masjid Al-Jihad, Baran, Meral. Ikut bersama juga isteri dan cucu. Kami memang bertiga tinggal dalam satu rumah. Al-Jihad, masjidnya tidak terlalu jauh dari rumah tempat tinggal kami, di Wonosari, Meral. Sama-sama di Baran. Berjarak kurang-lebih setengah km. Dalam 10 menit berkendaraan kecepatan agak lambat sudah sampai.

Sampai malam ini sudah tiga masjid/ musalla kami ikut tarwih. Berkeliling sesuai jadwal, memang. Malam pertama di masjid di kampung sendiri, Wonosari. Masjid Al-Ubudiyah. Malam kedua, kami di Musalla Al-Istiqomah yang tidak jauh dari rumah mertua, di Kampung Padi, Meral. Dan malam ini di Al-Jihad.

Tentu saja kami hadir sejak sebelum isya. Saat saya masuk baru beberapa orang jamaah dan pengurus masjid yang sudah hadir. Masuk waktu (isya) jamaah sudah hampir memenuhkan masjid ini. Salat isya dipimpin seorang imam tetap masjid, Pak Ibrahim. 

Selepas isya ada tausiah agama alias Santapan Rohani Ramadan. Kegiatan Santapan Rohani Ramadan sebelum tarwih adalah kegiatan setiap masjid atau musalla di mana saja di Tanah Air ini. Dari Kota hingga ke Desa hampir semua melaksanakan ceramah singkat menjalang tarwih itu. Di Kabupaten Karimun juga. Penceramahnya diatur oleh satu organisasi. Di Karimun namanya PMKK (Persatuan Muballigh Kabupaten Karimun) yang di dalamnya tergabung semua muballigh. 

Untuk mengisi ceramah Ramadan dan juga jadwal khatib di hari Jumat diatur oleh Pengurus PMKK. Pengurus PMKK Kecamatan yang mengaturnya untuk di setiap kecamatan bersangkutan. Ada pendakwah yang hanya mengisi di kecamatannya saja dan ada juga para muballigh yang lintas kecamatan. Artinya mendpat tugas di dua atau tiga kecamatan yang berbeda.

Menariknya salat di Al-Jihad malam ini adalah bahwa di Ramadan tahun ini ada yang baru saya lihat. Itulah sajadahnya. Berwarna hijau lumut dan terasa lembut karena lumayan tebalnya membuat jamaah tentu saja nyaman. Tahun lalu saya juga salat di sini, sajadahnya masih yang lama dan sudah terasa agak keras. Belum berganti. 

Hal lain yang juga membuat kesan adalah jamaahnya juga sangat ramai. Boleh jadi karena masih di awal Ramadan. Atau sudah terbiasa ramai, yang ini saya belum pasti. Yang penting, nyaman salat di sini, itulah catatan singkat saya malam ini.*** (M. Rasyid Nur)

12 Mar 2024

Biasa, Hari Pertama Jamaah Saling Berlomba

Biasa, Hari Pertama Jamaah Saling Berlomba


TIDAK salah jika di awal-awal Ramadan para jamaah berbondng-bondong meramaikan masjid atau musalla. Di Masjid Al-Ubudiyah, misalnya, masjid di tempat saya ini tampak lebih semarak malam ini. Saya percaya, hakkul yakin di masjid-masjid lain pun begini ramainya. Inilah malam pertama tarwih dilaksanakan untuk Ramadan 1445 (2024). 

Bagi kelompok atau organisasi keagamaan Muhammadiyah, Ahad (10/03/2024) malam adalah hari pertama tarwihnya. Ini sesuai keputusan PP Muhammadiyah yang menetapkan awal Ramadan 2024 jatuh pada hari Senin (11/03/2024).Bagi umat lainnya, yang mengikuti Pemerintah yang menetapkan awal Ramadan satu hari sesudahnya maka Senin malamlah berbondong-bondong ke masjid. Seperti di masjid kampung saya ini.

Bahwa jamaah meramaikan masjid, ya, karena ingin mendapatkan berkah dan pahala di bulan mulia. Mungkin juga dengan motivasi lainnya. Masyarakat datang dengan pakaian rapi dan menggunakan pakaian baru, ya karena masyarakat ingin menunjukkan bahwa rasa gembira menyambut Ramadan bisa dalam bentuk berbagai macam. Termasuk memakai pakaian serba baru dan wewangian, mungkin. Bahkan jika dalam hatinya ada rasa ingin berkompetisi (berlomba) dalam kebaikan beragama, ya itu juga tidak masalah. Niat juga yang menentukan motivasi kita.

Bahwa di awal-awal Ramadan masyarakat seolah-olah berlomba-lomba datang ke masjid atau musolla, berlomba-lomba juga dalam bersedekah atau memberi makan orang-orang yang membutuhkannya, itu semua tidak ada masalahnya. Allah justeru menyuruh hamba-Nya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Tapi ingat, jangan berlomba-lomba untuk keburukan dan permusuhan. Itu sejalan disampaikan Allah.

Oleh karena itu, jika masyarakat betul-betul ingin berlomba dalam niat berbuat baik selama Ramadan mulia ini, alhamdulillah saja. Tidak harus khawatir akan dipandang riya atau berlebih-lebihan. Sekali lagi, akhirnya memang niat ikhlas dan niat baik jamaah jualah yang menentukan nilainya di sisi Allah.***

8 Mar 2024

Masih Ada Jalan dalam Kekhawatiran

Masih Ada Jalan dalam Kekhawatiran


ADA panggilan tak terjawab. Dari seorang teman. Sudah tiga kali. Kebetulan HP ada di saku saat saya mengandarai vespa dari Coastal Area ke rumah, Wonosari. Setidak-tidaknya setengah jam pulang-pergi perlu waktu. Selama itu saya tidak tahu kalau ada suara HP di saku saya.

Sore Jumat (08/03/2024) ini saya harus mengantarkan cucu ke Coastal Area, tempat akan dilaksanakannya gerak jalan yang bertitel Gerak Jalan Tarhib Sekolah Islam Terpadu Kabupaten Karimun. Cucu saya, Akiif yang menjadi siswa SD IT Darul Mukmin akan ikut gerak jalan itu. Sayalah yang menjemput-antarnya karena Akiif memang tinggal bersama kami. Kebetulan orang tuanya juga lagi sibuk dan tidak bisa mengantarkannya.

Sampai di rumah, setelah mengantarkannya itulah saya melihat ada panggilan masuk. Tidak terjawab. Pasti penting, kata saya dalam hati. Telpon dari Pak Nurbit. Biasanya berurusan dengan hal penting. Dan saya yakin, tidak mungkin dia akan menelpon sampai tiga kali.

Singkat kisah, saya telpon balik dan mendapat info bahwa saya harus magrib bersama di Musolla Albusyro, Rumah Dinas Bupati. Katanya akan ada pertemuan bakda magrib ini dengan bupati. Sementara menjelang magrib saya berencana akan menjemput cucu kembali ke Coastal Area. Jika begitu saya tidak mungkin bisa magrib di musolla itu. Tidak akan terkejar. Makanya saya sempat kontak orang tua Akiif yang ternyata tidak bisa menjemput anaknya.

Dalam kekhawatiran yang cukup membingungkan saya bersiap saja untuk menjemput cucu. Mandi dulu karena mungkin akan ketemu waktu magrib saat menjemputnya. Sekalian saja saya akan bawa magrib di rumah dinas. Hanya jalan yang akan saya tempuh.

Setelah bersiap akan berangkat, waktu magrib juga sudah dekat, ternyata beberapa menit berikutnya, itu ada info lagi bahwa pertemuan diundur menjadi bakda isya. Pesan WA dari penelpon yang sama. Alhamdulilah, kata saya dalam hati. Tadi begitu risau dan khawatirnya saya. Ternyata di balik kekhawatiran itu masih ada jalan.***

27 Feb 2024

Aunur Rafiq: Setiap Masa Ada Sejarahnya

Aunur Rafiq: Setiap Masa Ada Sejarahnya




Catatan M. Rasyid Nur
PESAN utama yang disampaikan Bupati malam ini adalah bahwa di setiap masa ada catatannya. Ada sejarahnya. Setiap catatan atau sejarah ada masanya. Bupati menyoroti dirinya dengan menyitir analogi kalimat itu. Katanya, sebentar lagi masa jabatannya sebagai bupati akan berakhir. Tentu akan ada bupati baru.

Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq menyatakan kalimat di atas pada pidato sambutan dan pengarahan Malam Penutupan MTQ (Musbaqah Tilawatil Quran) Tingkat Kecamatan Meral, Senin (26/02/2024) malam. Bupati menutup MTQ Kecamatan Meral setelah berlangsung sejak 22 Februari lalu. Malam ini adalah malam pengumuman hasil MTQ tersebut. Bupati berkesempatan memberikan nasihat kepada hadirin malam itu.

"Setiap pemimpin ada masanya dan setiap masa ada pemimpinnya." Beberapa kali Bupati mengucapkan kalimat bernada sastra itu. Untuk itu, katanya, setelah masa pengabdiannya habis, dia mengajak mencari pemimpin kabupaten ke depannya. "Saya ingin dan semoga bupati kita setelah lebih baik dari pada bupati sekarang," katanya. "Untuk itu mari kita cari pemimpin kita yang lebih baik." Begitu dia memberi pesan, malam ini. 
Sesungguhnya pesan itu menunjukkan bahwa Pak Rafiq, bupati kita ini sangat ingin kabupaten kita ini terus semakin baik dan semakin maju ke depan. Selain masyarakat yang baik dan mampu menjaga ketenangan dan keamanan daerah juga perlu pemimpin yang baik juga. Itulah yang diingatkan bupati ini. 

Pesan-pesan bernuansa alquran di malam penutupan MTQ ini juga tidak kurang disampaikannya. Ketika dia mengingatkan agar para qori-qoriah, hafizh-hafizhah mampu tampil dengan baik, maka jadilah terus pembaca dan penghafal alquran yang baik, katanya. "Di tangan para hafizh ini tertumpang tanggung jawab menjaga dan memelihara alquran itu sendiri." Untuk itulah kita akan terus meningkatkan pembinaan alquran di daerah kita ini.***

22 Feb 2024

Menjelang Ramadhan Jamaah Masjid Mulai Ramai

Menjelang Ramadhan Jamaah Masjid Mulai Ramai


Catatan M. Rasyid Nur
KURANG dari satu bulan menjelang masuknya Ramadhan (1445), ini sudah mulai terasa dan terlihat tanda-tanda akan datangnya bulan mulia itu. Sudah terasa bahangnya. Bagi seorang mukmin sudah pasti kehadiran Ramadhan adalah dambaan. Harapan ampunan dosa-dosa yang terlanjur dilakukan sangatlah besar dalam harapan. Janji Allah untuk hamba-Nya yang mendirikan Ramadhan dengan penuh kesadaran-keimanan dan keikhlasan, akan mendapatkan ampunan dosa sekarang dan dosa-dosa masa lalu. Itu salah satu pemahaman hadits yang dapat ditemukan di buku-buku hadits.

Sejatinya satu-dua bulan (Rajab-Syakban) menjelang masuknya Ramadhan orang-orang beriman memang akan berlomba-lomba meningkatkan volume ibadah. Latihan-latihan berpuasa juga dilakukan dengan rutin. Sebutlah puasa Senin-Kamis plus puasa di hari-hari lainnya dalam bulan Sykban. Ini tentu sudah ditingkatkan saat ini. Begitu juga zikir dan membaca alquran cenderung ditingkatkan sebagai bentuk usaha menyambut bulan mulia itu. Begitulah agama mengajarkan.

Satu pemandangan yang menarik satu-dua pekan belakangan adalah semakin ramainya masyarakat berjamaah lima waktu di masjid. Tentu di banyak masjid. Kalau sebelum-sebelumnya untuk salat magrib, misalnya hanya satu shaf atau bahkan kurang, belakangan ini sudah terasa bertambah. Bisa dua atau tiga shaf salat magribnya.

Meskipun tidak semua salat wajib yang lima itu ramai jamaahnya, tapi pasti sekali bahwa setiap salat itu jumlah jamaahnya bertambah berbanding dua-tiga pekan sebelum ini. Banyak masjid yang jamaahnya menyedihkan jumlahnya. Terkadang kelihatan masjidnya megah tapi jamaahnya tidak seberapa. Sekarang, alhamdulillah sudah kelihatan ada peningkatan jumlah jamaahnya.

Sebagai jamaah Masjid Al-Ubudiyah (Wonosari) saya melihat dan merasakan langsung kalau jamaah rutin di masjid ini memang bertambah beberapa hari belakangan ini. Intinya lebih ramai jumlahnya berbanding hari-hari sebelumnya. Saya menduga itu adalah tanda-tanda jamaah yang mulai bersiap untuk menyambut datangnya Ramadhan. Semoga saja ini terus bertambah sehingga menjelang masuknya bulan mulia, umat Islam sudah memenuhkan masjidnya. Termasuk di masjid lainnya.***