Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

23 Jul 2020

Tentang Kasek yang Ingin Mundur, Bupati Harusnya Mencari Tahu, Mengapa

Tentang Kasek yang Ingin Mundur, Bupati Harusnya Mencari Tahu, Mengapa


Oleh: M. Rasyid Nur

POSTINGAN CEO MediaGuru, Muhammad Ihsan di blog Gurusiana.Id dengan judul SOAL DANA BOS, CAPEK DIATUR-ATUR MENDING MUNDUR edisi 17 Juli 2020 yang lalu sontak menghentak perasaan kita (baca: guru, para anggota FB MediaGuru dan member blog Gurusiana.id). Setidak-tidaknya saya ikut terkejut dan terperangah. Bahkan pikiran sehat saya juga ikut meraba-raba, kenapa bisa begitu. Pak Ihsan dalam ilustrasi tulisan itu masih menambah satu kalimat yang ikut memadatkan emosional dengan kalimat CAPEK DIATUR-ATUR MENDING MUNDUR untuk memotivasi para guru –khusus Kasek yang diberitakan—agar tidak takut. Kalau perlu balik melaporkan kalau memang ada aparat yang terbukti memeras sebagaimana diberitakan beberapa media. 

Satu hari sebelum postungan artikel Pak Muhammnad Ihsan, itu memang ramai media memberitakan perihal ramainya Kepala Sekolah yang mengajukan pengunduran diri serentak ke Pemerintah karena merasa tidak nyaman mengurus sekolahnya berkaitan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diterima. Ada pihak yang dianggap oleh Kepala Sekolah yang mempersoalkan dan itu membuat tidak nyaman. Kejadiannya di Provinsi Riau, tepatnya di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). 

Sebuah berita dari portal berita Surya.Co.Id, misalnya menurunkan judul berita begini, Kasek SMPN di Indragiri Hulu Ramai-ramai Mengundurkan Diri, Tak Kuat Diperas Aparat Penegak Hukum. Nah, lho. Tak kuat diperas aparat penegak hukum, kata judul berita itu. Tentu saja orang akan geram, termasuk Pak CEO MediaGuru dan kita semua,  tentu. Kita --yang menghuni grup FB Media Guru dan Gurusiana.Id-- ini memang guru. 

Catatan Pak CEO tentu saja menjadi perhatian penghuni rumah besar MediaGuru dengan blog paling ramai penulisnya, Gurusiana.Id, ini karena hampir semua penghuni MediaGuru dan Gurusiana adalah para guru. Jika ada berita yang memberitakan Kasek (Kepala Guru) minta mundur rama-ramai tersebab ketidaknyamanannya mengelola dana BOS karena dirong-rong begitu, tentu saja kita gerah juga. Gerah, kan? Kan? Iya, gerah. 

Maaf, saya mengulas lagi berita duka itu karena memang ada kegerahan tersendiri. Sebagai mantan orang yang pernah di situ (jabatan seperti itu) rasanya berita begini sudah tidak masanya lagi saat ini. Di era demokrasi, era hampir semuanya terbuka sejatinya berita Kasek diperas oleh aparat hukum sangatlah menyedihkan. Bayangkan, ada 64 Kasek yang mundur terkait persoalan pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). 

Salah satu alasan mereka mengundurkan diri, karena merasa terganggu dan tidak nyaman karena sering diperas oleh oknum aparat penegak hukum. Ini kalimat yang saya kutip dari Surya.Co.Id edisi 17 Juli 2020 dengan alamat link di https://surabaya.tribunnews.com/2020.. Pasti perasaan kita tidak nyaman membaca berita itu. 

Saya percaya, jika 64 orang yang menyatakan ingin mundur karena tidak tahan diperlakukan begitu, tidak mungkin semua Kasek itu melakukan kesalahan (lebih pas mungkin kekeliruan) yang menyebabkan aparat hukum sering menjadikan alasan untuk memeras. Selama ini memang menjadi rahasia umum para Kasek yang terdeteksi melakukan pelanggaran akan dijadikan bulan-bulanan. Seharusnya, jika pun ada pelanggaran oleh Kepala Sekolah, mengapa harus diperas? Jika harus dibina, ya itulah yang terbaik. 

Kini, bandul aka nada di tangan bupati setelah Surat Pengunduran Diri Kasek akan segera diteruskan ke Bupati. Harusnya bupati mencari tahu, apakah benar aparat melakukan pemerasan seperti diberitakan? Jika tidak, itu juga harus diklarifikasi. Jika iya, harus tindakan tertentu oleh Pemerintah agar kejadian ini tidak pernah terjadi lagi. ***
diposting juga di: www.mrasyidnur.gurusiana.id dan www.mrasyidnur.blogspot.com

16 Jul 2020

Masjid Ditutup (lagi) Karena Covid-19, Tapi Guru Harus Tetap Aktif

Masjid Ditutup (lagi) Karena Covid-19, Tapi Guru Harus Tetap Aktif


Oleh M. Rasyid Nur
SEBUAH berita dengan judul Masjid di Tanjungpinang Ditutup Sementara Terkait Covid-19 ditulis oleh Republika.co.id Ahad, 12 Juli 2020 pukul 15.19. Media lainnya, Kepri.Antaranews.com menulis pada hari yang sama dan jam yang kurang lebih sama dengan judul Masjid Al-Hikmah Tanjungpinang Ditutup Karena Jamaah Terpapar Covid-19 dengan informasi yang sama, berita ditutupnya Masjid Al-Hikmah, Tanjungpinang disebabkan ditemukannya seorang jamaah (aktif berjamaah) positif covid-19. Kita percaya beberapa media lainnya juga menurunkan berita yang isinya sama.

Tentang penutupan masjid sebagai rumah ibadah karena menjaga tidak merebaknya corona menimpa masyarakat (jamaah) di Tanah Air kita sempat menimbulkan pro kontra beberapa waktu lalu. Sejak Maret hingga Juni banyak daerah yang terpaksa menutup masjid sementara dengan tujuan memutus mata rantai penularan virus covid-19. Di Kepri hampir di semua daerah (Kabupaten/ Kota) oleh Pemerintahnya dianjurkan untuk tidak ke masjid atau musolla selama pandemi covid-19 mewabah. Hanya Kabupaten Natuna dan Kepulauan Anambas yang diizinkan membuka rumah ibadah tapi dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi. Kebijakan yang belum pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya, ini kontan menjadi polemik.

Sejak akhir Juli ini, setelah jumlah PDP, ODP atau OTG kian berkurang, beberapa daerah sudah mulai membuka masjid kembali, termasuk Tanjungpinang yang peringkat daerahnya sempat menjadi daerah dengan zona merah bersama Kota Batam. Namun, dengan temuan pasien terbaru, pasien ke-29 kembali kita baca berita yang mengatakan bahwa masjid kembali ditutup. Tentu saja kita tidak berharap semua masjid yang ditutup kembali.

Bagi guru yang sejak tiga hari lalu sudah kembali harus ke sekolah, memulai Tahun Pelajaran (TP) baru, 2020/ 2021 berita itu ikut mengejutkan kita. Pasti berita itu tidak akan dianggap sepi begitu saja. Pro kontra peraturan pemerintah yang mengharuskan anak-didik sebagiannya tetap di rumah walaupun guru harus ke sekolah akan menjadi pemikiran tersendiri terkait dengan temuan kasus orang positif ini.

Pihak-pihak yang belakangan juga berharap anak-anak ke sekolah saja agar PBM berjalan dengan normal, akan berpikir ulang untuk harapan ini. Kemungkinan anak-anak terpapar (entah dari mana) lalu dinyatakan positif sementara mereka sudah bersama-sama di sekolah, tidak mustahil orang tua akan menyalahkan sekolah juga akhirnya. Padahal belum tentu juga nantinya diketahui terpapar dari mana.

Satu hal yang pasti akan kita pegang kuat adalah bahwa pembelajaran di TP baru ini tetap akan dilaksanakan dengan segala kekuatan, kesempatan dan fasilitas yang ada. Akankah menggunakan cara daring atau luring, semuanya adalah tanggung jawab. Dalam kerisauan masih adanya covid-19 para guru akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk pendidikan anak bangsa. Semoga!***
Diposting juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id



30 Jun 2020

Riuh-Rendah PPDB 2020

Riuh-Rendah PPDB 2020

Oleh M. Rasyid Nur

SESUNGGUHNYA Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  (Permendikbud) No. 44 Tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020/ 2021 Pada TK, SD, SMP, SMA dan SMK dimaksudkan untuk menghilangkan dugaan penyalahgunaan kesempatan bersekolah bagi masyarakat oleh sekolah. Sebelum pengaturan oleh Permendikbud itu ada sinyalemen bahwa setiap tahun pihak sekolah melakukan penyalahgunaan kesempatan belajar. Calon siswa yang layak diterima justeru ditolak sekolah dengan berbagai alasan.

Ketika belum ada jalur-jalur seperti yang diatur Permendikbud itu, sekolah-sekolah favorit dengan cirri jadi rebutan calon siswa hanya melakukan seleksi dengan mengadakan test atau ujian tertentu. Di sinilah sering terjadi penyelewengan kesempatan itu. Namun dengan beberapa jalur yang sudah diatur, diharapkan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan tidak terjadi lagi. Sudah kita ketahui bersama, ada beberapa jalur yang bisa dilalui untuk dapat menjadi siswa baru sesuai Permendikbud tersebut, yakni jalur zonasi, jalur afirmasi, jalur perpindahan tugas orang tua atau wali, dan jalur prestasi. Lebih jelasnya,

1. Jalur Zonasi
Maksudnya penerimaan calon siswa ditetapkan berdasarkan zona domisili peserta didik dan sekolah. Artinya, penerimaan diprioritaskan bagi siswa dengan domisili terdekat.  Ketentuan domisili dibuktikan lewat alamat pada Kartu Keluarga (KK) yang dimiliki calon siswa.

Namun demikian, peserta PPDB yang memilih jalur zonasi juga bisa melakukan pendaftaran jalur afirmasi atau jalur prestasi di luar wilayah zonasi. Sekurang-kurangnya 50 persen kuota diperuntukkan bagi jalur ini.
2. Jalur Afirmasi

Maksudnya diiperuntukkan bagi calon siswa keluarga tidak mampu dari sisi ekonomi. Siswa yang mendaftar lewat jalur ini bisa memilih sekolah di dalam maupun luar wilayah zonasi domisili. Kriterianya adalah dengan menunjukkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang ditetapkan oleh Pemerintah. 

Sekolah dan pemerintah daerah tentu saja harus melakukan verifikasi data keikutsertaan dalam program keluarga tidak mampu, dan melihat kondisi keluarga siswa di lapangan. Jalur ini sekurang-kurangnya 15 persen.


3. Jalur Perpindahan Tugas Orang Tua/ Wali
Sealalu ada siswa yang pindah alamat karena berpindahnya orang tua. Untuk mengakomodasi ini ada jalur ini. Siswa yang mendaftar lewat jalur perpindahan tugas orang tua atau wali harus menyertakan surat penugasan dari instansi, lembaga, kantor atau perusahaan orang tua. Untuk  jalur ini termasuk siswa pindah karena orang tuanya guru. Jalur ini menyiapkan 5 persen calon siswa.

4. Jalur Prestasi
Jalur prestasi dimaksudkan sebagai bentuk apesiasi kepada para calon siswa yang memiliki prestasi tetentu. Tentu saja prestasi akademik. Jalur ini menggunakan nilai ujian sekolah atau ujian nasional, dan hasil perlombaan atau penghargaan di bidang akademik atau non akademik. Akan ada juga ujian tersendiri untuk mengukur dan menentukan yang terbaik dan berhak mengisi jalur ini. 

Ada pengecualian bagi sekolah yang diselenggarakan masyarakat, SMK, sekolah kerjasama, sekolah Indonesia di luar negeri, dan sekolah pendidikan khusus. Untuk sekolah-sekolah ini dapat melaksanakan PPDB di luar ketentuan di Permendikbud itu. Dikecualikan juga sekolah pendidikan layanan khusus, sekolah berasrama, sekolah di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar), dan sekolah di daerah dengan jumlah penduduk terbatas.


Sesungguhnya pengaturan itu sudah bagus adanya. Yang masih membuat kita sedih dan belum juga tenang adalah bukti adanya di beberapa daerah begitu sulitnya calon siswa untuk mendaftar menjadi calon siswa baru. Bahkan di Ibu Kota Negara kita saksikan lewat layar kaca, PPDB tahun ini malah membuat para orang tua melakukan demo segala.

Lalu apa lagi yang salah dengan PPDB ini. Sampai ada juga yang bertanya, ‘Kemana anak Kami Akan Sekolah?’ Tentu saja ini ketakutan yang berlebihan. Hanya sabar sedikit, tentu saja akan ada jalan untuk anak-anak generasi masa depan ini untuk bersekolah. Pasti Pemerintah bertanggung jawab atas keberlangsungan belajar anak-anak kita. Jika ada yang harus kita jelaskan untuk mengurangi atau menghilangkan kegundahan orang tua, mari kita lakukan.***
diposting juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id



28 Jun 2020

Pengelolaan Pendidikan di Era New Normal, Penyesuaian itu Mutlak

Pengelolaan Pendidikan di Era New Normal, Penyesuaian itu Mutlak

Catatan M. Rasyid Nur


TENTU saja menjadi sebuah kebanggaan. Hari Ahad (28/06/2020) ini masih dapat menambah ilmu dan wawasan meskipun dengan keharusan menyesuaikan jadwal kegiatan. Sejatinya hari Ahad kelazimannya berkegiatan yang sedikit lebih ringan. Sebagai hari di akhir pekan kita menjadwalkan kegiatan yang lebih kepada kegiatan hiburan. Nama selalu disebut sebagai hari libur.

Hidup dan beraktivitas di era pandemic covid-19 atau sesudahnya, yang disebut juga sebagai era normal baru (new normal) ternyata mengharuskan kita untuk siap beraktivitas apa saja di setiap hari apa saja. tidak ada lagi keharusan membeda-bedakan waktu dengan sebutan hari akhir pekan dan atau hari liburan  di akhir pekan.

Semua kegiatan kini dapat saja dilakukan di semua hari dan di semua tempat. Itulah era new normal yang suka-suka tidak suka akan bersama kita setelah dan selama bersama dengan covid-19 ini. Itulah yang pada hari Ahad ini kami beberapa orang pengurus yayasan yang mengelola beberapa satuan pendidikan (sekolah) mendapatkan pencerahan dari KPI (Kualita Pendidikan Indonesia) yang merupakan konsultan pendidikan yang berpusat di Surabaya. Tentu saja dengan cara daring, menggunakan aplikasi zoom.

Yang pentingnya adalah kami mendapatkan penekanan kembali mengenai hal-hal penting yang mesti dilakukan di era pandemic covid dan atau setelahnya. Penyesuaian ini sudah pasti sangat penting.

Setidak-tidaknya ada empat fokus (bidang) yang mesti diperhatikan sekolah dalam menyusun strategi dan kebijakan secara tepat dalam antisipasi New Normal,
1.       Bidang Kesehatan dan Keamanan Sekolah;
Menyiapkan dan melaksanakan protokol kesehatan serta keselamatan di lingkungan kerja. Sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan Pemerintah melalui Kemdikbud yang wajib mengutamakan kesehatan dan keselamatan dalam pengelolaan sekolah, maka semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sekolah dan pembelajaran wajib memperhatikan ini.
2.       Bidang Kegiatan;
Melakukan penyesuaian aktivitas operasional sekolah dengan aktivitas new normal. Penyesuaian ini penting. Jika sebelum covid-19 pembelajaran di sekolah adalah sebuah keharusan, maka saat ini sudah tidak mungkin itu dilakukan. Sekurang-kurangnya, selama covid-19 masih dianggap sebagai ancaman maka penyesuaian itu adalah mutlak.
3.       Bidang Teknologi;
Memperkuat system teknologi informasi dan komunikasi sekolah untuk mendukung aktivitas pada fase new normal. Akan ada banyak perubahan yang menjadi tuntutan era new normal terkait bidang teknologi. Di era teknologi yang kian maju, maka kekuatan sekolah akan ditentukan pula oleh kekuatan teknologi di sekolah tersebut.
4.       Bidang Manajemen;
Menyiapkan strategi komunikasi dan implementasi budaya sekolah new normal secara tepat. Para karyawan (guru dan pegawai) yang selama sebelum covid-19 sudah memiliki budaya yang sesuai dengan keadaan itu, kini harus mengubahnya untuk dapat menyesuaikan dengan tuntutan keadan hari ini. Guru dan karyawan lainnya akan nyaman dan mampu menghasilkan produk yang terbaik jika situasi new normal itu mampu diterima dan mampu pula menyesuaikan aktivitas dengan situasi itu.

Ustaz Hasan yang menjadi narasumber pertama dalam vidcon ini memberikan banyak sekali tip untuk dapat mengelola pendidikan di era new normal ini selain empat hal di atas. Ditambah oleh Ustaz Dr. Sobih dengan beberapa penjelasan lainnya, terasa sekali oleh-oleh yang kami terima pada hari libur ini begitu penting. Dan untuk semua kita yang memang akan bersama situasi ini dalam aktivitas keguruan kita, tentulah penyesuaian sikap dan strategi dalam menghadapi tugas mulia kita adalah menjadi sebuah keniscayaan.***

20 Jun 2020

Belajar Pentigraf di Webinar Media Guru Indonesia

Belajar Pentigraf di Webinar Media Guru Indonesia

Oleh M. Rasyid Nur
PENTIGRAF (Cerpen Tiga Pragraf) adalah jenis cerpen (cerita pendek) yang ukurannya singkat. Sesuai namanya, cerpen ini hanya terdiri tiga alinea (paragraf) saja. Hari Sabtu (20/06/ 2020) pagi, tadi Media Guru Indonesia (MGI) melaksanakan pembelajaran melalui video conperensi khusus membahas jenis hasil sastra ini.. 

Meskipun judul Webinar Media Guru ke-5 ini, adalah ‘Meneroka Dapur Pentigraf’ dengan mendatangkan langsung suhu Pentigraf, Tengsoe Tjahjono (Tengsu Cahyono. pen)  dan dilapis oleh praktisi Pentigraf hebat, Mas Eko rasa-rasanya Webinar ini tidak sekadar merintis, membuka dan menjelajahi Pentigraf semata. Tidak juga sekadar untuk memahami Pentigraf semata. Kegiatan yang berlangsung dua jam lebih, ini justeru meneroka wawasan dan pengetahuan peserta sebagai penulis yang cinta Pentigraf. 

Sebagai anggota Media Guru yang dapat bersama dalam webinar ini tentu saja ini membuat kita merasa bersyukur.  Tidak juga sekadar bersyukur. Kita benar-benar diberi ilmu yang saat ini memang tengah kita inginkan. Pentigraf sebagai salah satu karya sastra kategori fiksi, ini memang lagi digemari. Jumlah halaman atau  kata yang begitu singkat menjadi daya tarik tersendiri dalam di era semua orang orang cenderung mencari yang praktis. “Para ibu yang sibuk sebagai guru dan karier lainnya atau karena kesibukan mengurus rumah tangga, tentu saja akan lebih suka cerpen model Pentigraf ini. Begitu juga kejutan-kejutan yang tersuguh dalam Pentigraf juga menjadi daya tarik kas dalam karya sastra berupa Pentigraf ini.

Kegiatan Webinar sendiri berjalan lancar dan aman, meskipun ada juga informasi di beberapa daerah seikit gangguan signal. Secara umum berjalan lancar. Setelah Pak CEO, Muhammad Ihsan membuka dan memberikan kesempatan saling menyapa, lalu dia mempersilakan suhu Pentigraf, Prof. Tengsoe Tjahjono untuk menyampaikan materi yang memang sudah ditunggu-tunggu peserta. Begitu banyak hal baru yang disampaikan oleh Pak Tengsoe. Segala yang berbau teori dalam menulis Pentigraf dikupas tuntas olehnya. Tentang anggapan Pentigraf sebagai Cerpen yang yang disingkat atau disarikan, Suhu Tengsoe tegas mengingatkan, Pentigraf bukanlah Cerpen yang disingkat. 

Pentigraf, sebagaimana Cerpen lazimnya, tetap harus berupa cerita dengan tokoh sentral (utama) dan tokoh lainnya sebagaimana ciri Cerpen lainnya. Harus tetap ada setting, alur yang jelas dan penyelesaian serta pesannya. Begitu dia mengingatkan. “Jumlah kata dalam Pentigraf, cukup 210 kata. Bisa menjadi satu halaman A5,” kata Pengsoe. Kurang dari itu malah bagus. Namun criteria sebagai sebuah cerpen haruslah terpenuhi. Itu sebabnya Pengsoe menegaskan bahwa Pentigraf yang pendek itu tidaklah berarti sebagai sebuah cerpen yang disingkat atau cerpen yang disarikan. 

Dari jumlah maksimal kata dalam satu Pentigraf hingga penegasan bahwa pentigraf bukanlah cerpen yang disingkat, telah membuka wawasan dan pengetahuan baru kita. Ada banyak penjelasan lain yang detail dijelaskan oleh Prof ini kepada kita. Bagi kita, sesungguhnya Webinar V Media Guru ini adalah webinar yang malah meneroka wawasan kita dalam pemahaman akan Petigraf. Oleh Tengsoe, pikiran dan perasaan kita dijelajahi dengan berbagai pengetahuan tenteng Pentigraf.  

Kini, kita sudah diberi rule yang jelas dan tegas tentang Pentigraf. Blog Gurusiana yang telah pula member ruang sebgitu luas kepada kita untuk berkarya, termasuk kategori Pentigraf, ini tentu saja akan kita manfaatkan semua kemampuan kita untuk menghasilkan pentigraf yang tidak lagi terlalu jauh dari criteria yang disampaikan suhunya itu. Semoga kita mampu untuk itu.*** 
Dimuat juga di: www.mrasyidnur.gurusiana.id

5 Jun 2020

Enaknya Belajar Mengelola Blog Kepada Ahlinya

Enaknya Belajar Mengelola Blog Kepada Ahlinya


Oleh Hj. Siti Nurbaya, AZ SE

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga, setelah beberapa hari hanya menjadi pembaca setia  dari WhatsApp, Grup Belajar Menulis Gel 12. Dengan hadirnya --cara daring-- narasumber, penulis blog terkenal, Bapak Wijaya Kusuma yang lebih dikenal dengan panggilan Om Jay, kini kami peserta kuliah online tidak lagi sekadar menanti. Tidak sekadar membaca, tapi akan segera belajar menulis.

Senin, 01 Juni 2020 ini kami peserta sudah diingatkan untuk mengisi absen peserta pukul 18.45 sampai dengan 19.45 WIB. Pukul 18.46 saya sudah mengisi absen sangking antusiasnya ingin mengikuti pelatihan ini. Duduk di depan laptop, membuka WA Web.  tepat pukul 19.00 WIB, saya benar-benar bersiap untuk belajar malam ini. Seperti pengumuman, kami akan memulai pelatihan Belajar Menulis Gel 12 sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Saya terus memandang layar laptop guna mengikuti pelatihan menulis buku ini.

Ilustrasi  materi pertama adalah gambar buku sang narasumber. Buku - buku ini merupakan hasil kerja keras penulis dan memakan waktu yang tidak sedikit. Ada rasa kagum saya walau hanya dengan melihat cover buku yang sudah diterbitkan oleh penerbit mayor itu. Empat buku ini merupakan buku yang ditulis dalam jangka waktu yang berbeda - beda. Begitu banyak catatan yang harus saya ambil dalam kelas menulis online ini. 

Seperti kata narasumber banyak orang tidak tahu bahwa menulis buku memerlukan waktu yang tidak sebentar. Oleh kerana itu saya menulis setiap hari di blog, katanya. Dengan begitu saya bisa membuat buku  dari hasil menulis di blog. Sangat menarik dengan mencicil tulisan di blog, kita akan menghasilkan buku. Begitulah penjelasan yang saya dengar. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas informasi yang sangat berharga dari Om Jay ini.
Wijaya Kusuma (Om Jay)
Pertanyaan saya ke diri saya sendiri, bisakah saya dalam waktu tertentu menghasilkan buku seperti yang dilakukan oleh narasumber, Om Jay ini? Sekadar informasi, Buku Catatan Harian Seorang Guru Blogger diterbitkan dalam waktu 6 bulan. Buku ini dikerjakan dengan sangat teliti oleh Pak Sukarno yang menjadi editornya, kata Om Jay menjelaskan.  

Buku lainnya, yang ingin saya sebut di sini, sebagai motivasi saya adalah buku Melejitkan Keterampilan Menulis Siswa yang menurut penulisnya diterbitkan dalam waktu 3 bulan. Buku ini adalah hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang sempat lolos masuk final lomba karya tulis inovasi pembelajaran (inobel) Tingkat Nasional. Berkat PTK ini Om Jay mendapatkan laptop baru dan uang jutaan rupiah. 

Hadiah laptop dan uang tentu sangat menarik tapi yang lebih menarik perhatian saya adalah karya tulis berupa PTK yang akan menjadi bukti hidup bagi saya, dan yang akan menjadi kenang - kenangan setelah saya tiada. Begitu dia jelaskan kepada kami. Tentu saja ini juga akan menjadi motivasi kami, khususnya saya.

Harus saya tegaskan, dari ulasan panjang lebar dalam kelas menulis online saya berharap dari  guru yang biasa saja dapat menjadi guru yang luar biasa. Itupun kalimat yang disampaikan oleh anrasumber kepada kami peserta kuliah online ini. Semoga saja bisa. Saya benar-benar merasa senang dan nyaman belajar kepada orang yang ahli seperti Om Jay ini. Enak, pokoknya.

Buku lainnya, yang dijelaskan oleh narasumber adalah buku Menulislah Setiap Hari... adalah buku pertama kali yang Om Jay terbitkan di penerbit mayor. Perlu waktu 3 tahun menerbitkan buku ini, katanya. Om Jay masih belum percaya diri menerbitkan buku. Sebab seringkali ditolak oleh penerbit mayor. Namun Om Jay tak pernah putus asa. Buku akhirnya jadi berkat jasa mbak abdah khan. Berkat beliau buku itu menjadi enak dan renyah dibaca.
Empat Judul Buku Om Jay

Kemudian buku itu, kata Om Jay diterbitkan oleh Penerbit Indeks Jakarat dengan editor Mas Yuanacita. Sampai sekarang Om Jay belum pernah bertemu orangnya. Kabarnya beliau ada di Padang. Berkat tangan dingin beliau buku ini laku keras dan tersebar ke seluruh Indonesia. Berkat buku ini pula Om Jay membeli rumah baru. Tidak besar tapi cukup untuk berlibur bersama keluarga di Wanaraja Garut Jawa Barat. Impian setiap penulis untuk bisa menikmati hasil jerih payahnya, tak terbayangkan oleh saya sebelumnya. Tapi saya alhamdulillah merasakannya. Sekarang akan saya coba untuk menulis di blog paling tidak untuk mendapatkan lebih banyak pembaca buat blog saya. Begitulah Om Jay memberikan motivasi kepada kami, peserta Belajar Menulis ini.

Kalau boleh saya simpulkan, menulis dan meberbitkan buku butuh kolaborasi. Penulis tidak bisa bekerja sendiri. Butuh orang lain yang baik hati seperti editor yang menemukan kesalahan kita dalam menulis. Oleh karena itu nikmati prosesnya dan mulailah menulis di blog. Diminta atau tidak diminta. blog harus kita isi dengan tulisan yang menarik dan inspiratif. Pasti akan banyak pengunjungnya tanpa kita minta. 

Enaknya belajar kepada ahlinya, kita semakin yakin dengan apa yang dia sampaikan. Insyaallah, mulai hari ini blog saya dengan alamat https://nyakbaye.blogspot.com/ akan saya isi walau hanya berupa cacatan singkat atau apa saja yang akan membuat saya merasa bahagia. Senang dan berbahagia, itulah kunci saya akan menulis.

Terima kasih atas ilmunya, Om Jay. Saya masih berharap pada pertemuan kita berikutnya saya masih bisa mendapatkan tip-tip jitu untuk menjadi guru yang luar biasa. Saya berharap, suatu saat hasil kerja saya juga akan berguna baik bagi sesama teman guru, anak didik saya dan masyarakat yang peduli dengan dunia pendidikan. (AZ)

 Hj. Siti Nurbaya AZ, SE
Guru SMA Negeri 2 Karimun, Kepri