Hari ini tujuh puluh tujuh tahun yang lalu
Monolog Guru di Hari PGRI
Hari ini tujuh puluh tujuh tahun yang lalu
Langkah berderap memukul genta
Dua putri duduk bersama
Kita berharap kita meminta
Si Idul Fitri itulah nama
Cantik paruh burung punai
Burung merebah hinggap berdua
Sebulan penuh puasa ditunai
Kinilah tiba menjelang raya
Bunga melati lambang kesucian
Daunnya rendah usah patahkan
Di Idul Fitri bermaaf-maafan
Silap dan salah mari lupakan
Tambatkan rusa makan berpindah
Rusa betina ikut dibawa
Di bulan puasa banyak ibadah
Di hari raya bersuka-ria
Jika perintah tolong hormati
Imannya kuat pada yang satu
Ayah dan bunda kita hormati
Bermohon maaf ridho dituju
Tbk, 01052022 (29 Ramadan 1443)
Begitu saja pantun kita. Semoga ada manfaatnya.***
Harum baunya makan bersama
Selamat datang bulan nan suci
Bulan Ramadhan dia bernama
Buah rambutan rasa markisa
Di Brastagi banyak tumbuhnya
Bulan Ramadhan umat puasa
Buktikan diri taat pada-Nya
Jika letakkan makan beralas
Adat majukan halus dirasa
Jika tegakkan Ramadhan ikhlas
Dapat ampunan segala dosa
Bila didandan pakailah pita
Terlihat lawa semuanya padan
Puasa Ramadhan membimbing kita
Predikat takwa Allah berikan
Segar terasa air selasih
Memakai galah memetik buah
Orang puasa hatinya bersih
Kepada Allah tempat berserah
Tbk, 16042022
Oleh : Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd
Dulu...
Setetes darah, dan tanah diperjuangkan
Demi gemetarnya meriam yang sangat buat nyaman
Setelah merdeka harusnya muda mudi
Menghargai para pahlawannya kini
Bukan hanya baik budi
Namun belajar dengan matang di setiap lini
Hargai pahlawanku
Hargai negeriku
Hapuskan kesedihan
Raih gemerlap dan torehkan
Salam doaku untukmu pahlawanku
Salam keringat suksesku
Dan bakti terhadap riauku
Riau, Minggu 14 November 2021
PANTUN IBU
I
Air di laut berwarna biru
Indah dilihat mata memandang
Ayo diikut perintah Ibu
Usah dibuat bak Malinkundang
Pasang teraju si layang-layang
Benang ditambah sampai angkasa
Ibu menyuruh anak sembahyang
Jangan dibantah nanti durhaka
III
Manisnya tebu tumbuh di taman
Pupuk melukut subur daunnya
Ridhonya Ibu ridhonya Tuhan
Bila diikut mendapat syurga
IV
Ditanam kacang tumbuhnya labu
Benihnya dua putik menguncup
Jikalau sayang kepada Ibu
Jauhkan dia sengsara hidup
V
Batang bambu dibelah dua
Mari diikat membuat bangku
Bila Ibu sudah tiada
Doa dihajat sepanjang
waktu
Demikianlah silaturrahim kita untuk literasi kali
ini. Semoga ibu kita dan seluruh keluarga kita senantiasa dalam keadaan sehat
senantiasa.***
Inilah monolog di pagi Jumat penuh berkah
akankah Allah tutupkan kekeliruan diri dari
perbuatan yang menyakiti
menyakiti sahabat di kanan dan di kiri
dapatkah dosa-dosa ini Dia ampuni karena berbuat dosa tak jua berhenti
Karya-karya apapun
semoga menjadi manfaat untuk
semua umat
atau untuk sebagian yang manfaat
keluhan ini adalah penyesalan yang kesekian kali
semoga untuk yang terakhir sekali
sebelum nyawa ini ditarik kembali
Maafkan diri ini, ya Robbi atas apapun kesalahan selama ini.
Tbk, 18122020