Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan

8 Jul 2022

Berburu Wisata ke Pulau Buru

Berburu Wisata ke Pulau Buru


BAGI penyuka treveling sebaiknya memasukkan Pulau Buru sebagai salah satu destinasi trevelingnya. Tentu saja untuk pergi berwisata ke Pulau Buru. Ini Pulau Buru di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri. Jika Pulau Buru di Kepulauan Maluku lebih kita kenal sebagai pulau tempat 'pembuangan' para penjahat atau napi tertentu maka Pulau Buru ini adalah pulau yang adem ayem di Kabupaten Berazam, Karimun.

Jika kita adalah penyuka treveling tapi mungkin tidak cukup 'doku' untuk tempat-tempat yang jauh maka mari ke Pulau Buru. Biayanya murah-meriah saja. Kebetulan saya, Rabu (05/07/2022) lalu berkesempatan pergi ke Buru walaupun hanya satu malam saja. Ternyata ada beberapa lokasi wisata yang dapat dikunjungi di sana. Saya sendiri dan rombongan yang ikut memang tidak sempat mengunjungi semuanya.

Kita tahu, jika dari Pulau Karimun akan ke Pulau Buru kita bisa naik KM (Kapal Motor) Buru Indah yang trayeknya Tanjungbalai Karimun- Moro. Kapal ini singgah di Pulau Buru dan kita bisa turun di sana. Sekitaran 50 menit sudah sampai di Pelabuhan Buru. Terserah mau turun di Pelabuhan Buru atau pelabuhan satunya lagi, Pelabuhan Kandis. Dengan biaya Rp 25 ribu kita sudah sampai di sana. Selanjutnya bisa menyewa sepeda motor (ojek) atau minta diantar menggunakan ojek. 

Dari masyarakat saya sempat ngobrol dan bertanya ini-itu. Pertanyaan utama saya tentu saja tentang objek wisata yang ada di Buru. Katanya, objek wisata peninggalan sejarah menjadi salah satu yang biasa paling awal dikunjungi karena dekat dengan pelabuhan. Itulah Makam Moyang Seraga dan Makam Badang Perkasa. Untuk kedua loaksi ini memang perlu ekstra hati-hati mengingat jalan ke sana belum terlalu bagus. Bahkan untuk ke Makam Badang Perkasa ada 200-an meter kami harus turun dari kendaraan untuk berjalan kaki.

Destinasi ketiga yang layak membuat nyaman adalah Pantai Tanjung Ambat. Kami kebetulan menginap di sini karena memang ada rumah-rumah singgah (home stay) yang dapat disewa. Kamar kecil dapat disewa dengan uang Rp 200 ribu sementara rumah dengan ukuran besar seharga Rp 500 ribu. Ruangannya serasa hotel biasa. Bersih. Pantai Tanjung Ambat menghadap ke arah Pulau Moro. Artinya kita dapat menyaksikan Pulau Moro nun jauh di depan sana.

Ternyata masih ada destinasi yang kami tidak sempat mengunjunginya, yakni Sumur Tua Batu Perigi Hj R Patimah, Klenteng Cetiya Dewa Bumi dan Masjid Tertua di Kabupaten Karimun, Masjid Abdul Ghani. Yang terakhir ini saya isteri sempat melewatinya dan berfoto. Tapi tidak sempat masuk karena waktu yang singkat siang itu. Tidak akan menyesal jika kita menjadikan Pulau Buru sebagai salah satu destiansi wisata kita, khususnya bagi kita yang berada di Kabupaten Karimun.***

7 Jul 2022

Satu Malam di Pulau Buru

Satu Malam di Pulau Buru


TEPAT pukul 09.00 WIB KM (Kapal Motor) Buru Indah trayek Tanjungbalai Karimun - Moro meninggalkan Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun. Kapal ini akan singgah di beberapa pulau sebelum sampai di Moro. Termasuk singgah di Pulau Buru. Saya dan isteri serta beberapa orang keluarga lainnya ikut naik kapal ini bersama sekian puluh penumpang lain. Kelihatannya penumpang tidak terlalu ramai. Dengan begitu empat orang anak-anak yang masuk rombongan kami tidak harus berdiri walaupun tidak membeli ticket. Anak-anak di bawah 12 tahun masih diperbolehkan naik tanpa ticket.

Bergerak pelan dan berangsur kencang KM Buru Indah mengharungi laut Karimun arah Buru. Buru adalah nama kota dari Kecamatan Buru yang kebetulan juga berada di Pulau Buru, Kabupaten Karimun. Ini bukan Buru yang ada di Kepulauan Maluku yang lebih dikenal sebagai pulau tempat 'pembuangan' itu. Pulau Buru di Karimun adalah pulau dengan banyak catatan sejarah. Termasuk salah satunya masjid tertua di Indonesia yang sudah menjadi cagar budaya. Kami berlibur ke sini, salah satunya ingin melihat kembali masjid tertua ini.

Tepat pukul 09.55 kapal kami sampai dan merapat di Pelabuhan Buru. Pelabuhan yang sederhana untuk ukuran kecamatan yang lalu-lintas orangnya cukup tinggi antar pulau yang menggunakan pelabuhan ini. Kami melanjutkan perjalanan dengan naik ojek, sepeda motor yang oleh pemiliknya dipergunakan untuk mengangkut orang ke tujuan yang diinginkan. Kami meneruskan ke Tanjung Ambat, tempat yang memang sudah kami rencanakan dari rumah. Kami ingin berlibur di Kota Buru di Pulau Buru dan menginap di Tanjung Ambat. Sering juga nama Buru ini diplesetkan menjadi Burunai (Brunai), negara yang kaya-raya itu. Dengan ongkos ojek 10 ribu rupiah setiap motornya kami menggunakan lima motor untuk delapan orang rombongan kami.
 
Di Tanjung Ambat ada home stay untuk menginap. Kami menyewa salah satu rumah dengan dua kamar. Di dalamnya ada dua tempat tidur kapasitas dua orang. Saya bersama isteri di salah satunya sementara Ibu mertua dengan Yanti, isteri Emi, adik dari isteri saya. Kami mendapat informasi bahwa di sini ada sebanyak 15 kamar ukuran kecil (satu tempat tidur, bisa berdua) 2 kamar besar yang masing-masing bisa dengan dua kamar tidur dan ada ruang tamu. Kami memilih rumah dengan kamar besar karena kami berjunlah 8 orang, empat dewasa 4 anak-anak. 

Sebagai informasi, sewa kamar kecil adalah Rp 200 ribu tanpa ekstra bed. Kalau dengan ekstra bad harus menambah Rp 50 ribu lagi. Sedangkan untuk kamar besar sewanya Rp 500 ribu per malamnya. Dengan tambahan 2 ekstra bed kami hanya mengeluarkan sewa kamar sebesar Rp 600 ribu. Dan kami menyewa hanya untuk satu malam. Ya, hanya satu malam. Saya teringat lagu 'satu malam di Malaysia' tapi kami menikmati liburan ini dengan 'satu malam di Buru'. Tidak di Malaysia.

Sejak sampai di lokasi Tanjung Ambat siang Rabu (06/07/2022) itu kami hanya menikmati suasana pantai dengan airnya belum pasang. Kata masyarakat di situ, air akan naik pada sekitar pukul 15.00 (sore). Anak dan cucu yang ikut rombongan kami sebenarnya sudah ingin mandi-mandi di pantai dengan pasir putih itu. Mereka harus sabar menunggu air pasang, sebentar lagi. Hingga sore kami tidak kemana-mana. Setelah makan siang di Kafe Daniel Tanjung Ambat kami istirahat dan anak-anak justeru turun ke bibir pantai. Mereka akhirnya mandi.

Acara malam kami juga hanya menikmati suasana malam dengan aneka cahaya lampu yang dipasang di sekitaran Tanjung Ambat. Di halaman dan di sekitar rumah-rumah (home stay) ini dipenuhi cahaya lampu. Makan malam kami juga di kafe ini. Sebagian kami mengisi waktu menyaksikan televisi di kamar sementara saya ikut nimbrung nonton bareng, pertandingan sepakbola antara Indonesia melawan Thailand yang disiarkan langsung (live). 

Pagi Kamis (07/07/2022) kami mengisi waktu dengan berkeliling Pulau Buru. Secara khusus kami mengunjungi beberapa lokasi bersejarah yang ada di Pulau Buru seperti Makam Moyang Seraga dan Badang Perkasa. Kedua cagar budaya ini kami kunjungi dengan naik tossa (semacam ojek roda tiga) yang bisa mengangkut kami semua sekaligus. Kurang lebih satu jam diperlukan untuk menempuh jalan ke kedua situs itu. Sepertinya jalan-jalan ke arah situ belum menjadi perhatian Pemerintah untuk dibangun. Namun kami tetap bisa sampai ke lokasi itu. Tidak sejenak kami mengunjungi Masjid tertua itu. Itulah kenangan terbaik yang kami dapatkan berlibur satu malam di Buru.***

8 Feb 2022

Diajak Suami Jalan-jalan ke Bali (9)

Diajak Suami Jalan-jalan ke Bali (9)


Bag 9 Ke Pantai (Kuta, Tanah Lot, Batu Bolong)  

Oleh Dra. Hj. Yulita Muaz

Setelah seharian kami menjelajahi daerah pegunungan, kami pun kembali ke hotel. Di hotel istirahat saja. Anakku sambil baring-baring nonton tv, suamiku baca majalah, dan aku asyik dengan HP sambil buka google.
"Pi, kapan kita ke Jakarta?" tanya anakku.
"Maunya kapan, . Oh ... ya.., Papi belum bawa Mami ke Pantai Kuta."
"Oh ... Ya, Pi, kita belum jalan jalan ke wisata pantai. Hoooreeee," kataku.

Aku langsung lihat di google, aku buka maps, lihat peta pulau Bali. Pulau Bali terletak di sebelah timur Jawa Timur dengan luas 5.700 km persegi. Bagian tengah dari barat ke timur berupa daerah pegunungan, antara lain Gunung Batur dan Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di Bali. Di Pulau Bali juga banyak terdapat sungai, salah satunya sungai Ayung yang panjangnya 62,5 km bermuara di selat Badung.

Peta terus kuamati, di sepanjang pantai selatan yang berhubungan langsung dengan samudera Indonesia. Berjejer objek-objek wisata pantai antara lain, Uluwatu, Pantai Jibaran, Pantai Kuta, Tanah Lot, Pantai Batu Bolong dan masih banyak yang lain.

Setelah sarapan pagi, kami langsung menuju objek wisata pantai. Bli membawa mobil tidak lambat dan tidak pula terlalu laju. Aku teringat, dan aku tanya, bli itu daerah yang di bom itu dimana? "Oh ya Bu, nanti kita lewat situ, itu namanya kampung Legian yang terletak di kelurahan Legian, kecamatan Kuta, kabupaten Badung Bali."

Disepanjang pinggir jalan Legian berjajar toko toko yang menjual souvenir, banyak kafe, hotel.  Banyak bule di sini ada yang joging,  berjalan dan banyak juga yang duduk duduk di kafe. Mereka santai, terlihat  kampung ini kampung bule, tak terlihat orang kita di sini. Suasananya natural tidak terlihat hiruk-pikuk.

Perjalanan dilanjutkan menuju pantai Kuta. Mobil diparkir, kamipun memasuki area pantai Kuta.
Kami mencari payung santai untuk duduk. 

"Mau minum apa?" tanya suamiku. 

"Mau minum air kelapa muda," kataku.
"Mau minum apa, Bli," tanya suami ku. 

"Minum kopi aja pak," kata bli. Dan setelah semua minuman datang, langsung dibayar oleh suamiku. Eeeehhh, ternyata kelapa muda satu harganya 50 ribu rupiah, kopi 1 gelas 5 ribu rupiah.
Pantas bli minta kopi, ternyata harga kelapa muda lebih mahal dari pada harga secangkir kopi. Sambil minum kelapa muda kami menikmati keindahan pantai.

Pantai Kuta mempunyai hamparan pantai yang sangat landai, dan bibir pantai sangat luas, dengan pasir putihnya. Di bibir pantai ini tempat berenang, diujung bibir pantai dipasang bendera, sebagai area batas berenang.

Pantai Kuta berhadapan langsung dengan samudera Indonesia, di ujung bibir pantai terdapat deburan ombak yang cukup tinggi. Di siitulah orang terutama bule bule bersilancar, mereka sangat lincah sekali, mendaki ombak, turun dan muncul lagi, aku dan anakku asyik memperhatikan orang bersilancar.

Banyak juga tourist baring baring di kursi santai, mereka berjemur  menghangatkan badan, sambil memandang ke tengah laut. Aku dan anakku berjalan menyusuri pantai, pasirnya lembut putih, kami berjalan dilaut dangkal, hanya ada riak riak ombak.

 Haiii aku melihat touris perempuan berjalan, santai saja tak pake bra, mereka tidak risih, yang tua yang muda berjalan di pasir putih. Apakah ini yang selalu disebut sumur. ya terjawablah sekarang, itulah sumur. Aku terus mengamati, dalam pandanganku mereka seperti anak anak" yg tidak ada menimbulkan gelora.

Kuarahkan pandangan sepanjang pantai, setiap jarak kira kira 5 meter berjejer payung payung, payung itu dipenuhi para touris, kebanyakan mereka berpasangan, mereka bercengkrama sambil menikmati air kelapa muda.

Sedang asyiknya kami memperhatikan suasana pantai Kuta, datang seorang ibu" , bu mau pijat, nanti badan ibu enak, saya pijat pakai minyak, saya berfikir, bagaimana pula pijat disini, saya pakai baju muslim, dengan halus saya tolak, maaf ya bu, saya tidak pijat, kataku.

Setelah puas kamipun meninggalkan pantai Kuta, dan kami menuju pantai lain yaitu pantai Tanah Lot.

 

Pantai Batu Bolong

PANTAI TANAH LOT

Pantai tanah Lot berhadapan langsung dengan samudera Indonesia, daerahnya berbatu batu.

Saya tanya bli, Tanah Lot itu apa artinya, bli menjelaskan. Tanah Lot itu daratan yang ada ditengah laut bu.

Artinya ketika air laut serut telihatlah bongkahan bongkahan batu, di ujungnya terdapat bongkahan batu seperti bukit, bukitnya kecil,
Ketika air surut orang bisa menuju kebukit tengah laut. dan ketika air pasang bongkahan bomgkahan batu tertutup air laut.

Sebelum memasuki area Tanah lot, terdapat pintu gerbang yang penuh ukiran ukiran Bali, banyak tourist befoto di gapura.

Aku perhatikan, yang banyak kesini tourist dari Taiwan dan Cina, tak terlihat bule, semua kebanyakan touris dari Asia timur. mereka ramai sekali datang untuk menikmati deburan ombak Tanah Lot.

Sambil duduk duduk di batu, kami memandang deburan ombak yang menghempas ke bukit. Ombaknya menggila, tinggi, besar dan berbuih.ombak seolah olah mengejar ke tanah lot, menghempas dan surut kembali.
Setelah puas menikmati hempasan ombak, kami meninggalkan tanah lot.

Di jalan pintu keluar berderet toko toko souvenir, macam macam yang dijual, ada batik bali, kaos bali, ada piring bali, ukiran dari kayu, anyaman rotan, lukisan dll.aku memilih piring bali yang unik, anakku kain bali, mii mau beli ini kata anakku. Ya ambil saja kataku.

Kami memborong barang barang yang tak ada di daerahku
Suamiku asyik melihat ukiran kayu yang unik,
Eeeh kataku, itu untuk apa ?. adalah kata jawab suamiku.

 Suamiku mengambil yang hitam dan yang coklat, yang hitam Afrika, yang coklat Indonesia, aku tertawa terpingkal pingkal.

Bli mau ini dua, utuk apa itu kataku, setelah dibungkus dan dibayar, baru suamiku cerita, itu pesanan dari kawan yang bekerja di dinas kesehatan, dia minta tolong belikan si Afrika dan Indonesia. Ini digunakan sebagai alat peraga ketika sosialisal keluarga berencana.

PANTAI BATU BOLONG.

Aku perhatikan kenampakan-kanampakan alam yang ada di Pulau Bali unik, awannya terlihat seperti lukisan hewan di langit, pantainya, terdiri dari pantai yang terjal dan bukit bukit batu yang menjorok ketengah laut. Jarak pantai Batu Bolong dengan Tanah Lot, tidak begitu jauh. Struktur alamnya hampir sama, terdapat bongkahan  batu memanjang ketengah laut, ujungnya terlihat seperti bukit. dibawah bukit terlihat lobang, yang tembus kesebelahnya, fenomena alam ini disebut batu bolong. 

Alamnya sangat menarik, batu itu merupakan hamparan dari karang hitam yang menyatu dengan tebing. Pasirnya halus kehitam hitaman.gerakan air laut tidak begitu besar, hanya buih buih yang terlihat. Di sini banyak juga tourist yang datang, mereka mengambil kamera dan berfoto dengan latar batu bolong.  

MENUJU PULANG.

Setelah menikmati laut Batu Bolong, perut pun sudah terasa lapar.

"Pi, kita makan dimana?" kataku. Oh ... Aku ingat anakku yang perempuan satu lagi dia sudah pernah ke Bali, ia selalu cerita, di Bali ada makanan Daerah Bali, Ayam Batutu.

"Gimana, Pi, kita makan ayam batutu saja?" kataku, "Gimana Yit , bolehlah pi." Mobilpun dibelokkan ke tempat makan-makan yang khusus menyediakan ayam batutu.

"Mau ayam apa, Buk?" Aku bingung, yang aku tau ayam batutu. "Oh ibu mau yang digoreng atau yang direbus?" Kami semua milih yang digoreng. Di situ aku melihat ibu makan di sini, mereka pakai jilbab, bearti tempat ini untuk semua orang. Lega hatiku, alhamdulillah.

Selanjutnya kami siap siap untuk  kembali. Sebelum menuju hotel, suamiku minta pada bli, untuk mengantarkan ke jembatan, yang dikenal dengan tol laut. Jembatan ini bernama Tol Bali-Mandara. Tol ini menghubungkan tiga daerah, Bandara Ngurah Rai, Benoa dan Nusadua. Jembatan ini ketika air laut pasang posisinya berada ditengah laut. Tapi saya kurang menikmati jembatan ini, keadaan air laut surut, jembatan terlihat berdiri di daratan lumpur. Badan sudah capek, matapun ngantuk.

"Beli oleh-oleh, Mi." 

"Gimana, Yid, mau oleh oleh?" 

"Iyalah, Mi," kata anakku. Teman Iyid banyak yang pesan pay susu, bli mengarahkan mobilnya ke pusat penjualan oleh-oleh. Di situ tertulis PUSAT OLEH OLEH BALI " KRISNA ". Setelah selesai kami pun siap kembali besoknya ke Jakarta. 

Itulah parjalanan wisata Tiga Hari Lima Malam di Bali. Ini adalah perjalanan wisata ke Pulau Bali, bulan April tahun 2017 yang kami nikmati bersama sekeluarga. Alhamdulillah, sungguh besar anugerah-Nya.***






7 Feb 2022

Diajak Suami Jalan-jalan ke Bali (8)

Diajak Suami Jalan-jalan ke Bali (8)



Bag 8 Ke Istana Tampaksiring

Oleh Dra. Hj. Yulita Muaz 

Ketika berwisata di daerah Tampaksiring, teringat olehku  pelajaran Sejarah waktu Sekolah Dasar. Ingat saya di sini terdapat Istana Presiden Tampaksiring. Istana ini merupakan tempat peristirahatan presiden. Istana ini berada di daerah perbukitan ketinggian lebih 700 m dari permukaan laut.

Aku mantan  guru Geografi di SMA (sekarang sudah pensiun ) memahami pembagian iklim atau klasifikasi iklim menrut Junghuhn. Dia membagi iklim berdasarkan ketinggian tempat, suhu dan jenis tumbuhan . Areal Tampaksiring terletak di zone sedang beriklim sedang dengan udara sejuk.

Tampaksiring adalah suatu desa yang berada di kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianjar. Daerahnya berbukit bukit. Dari tempat parkir mobil kami berjalan menaiki bukit, di atas bukit. Di situlah terletak Istana Presiden. Di lereng bawahnya terdapat pura Tirta Empul. Pura ini merupakan situs sejarah di bawah pengawasan pemerintah.yang selalu ramai dikunjungi wisatawan.



Dihalaman pura bagian tengah terdapat mata air yang sangat jernih dan sejuk ditampung dalam kolam, dialirkan kekolam berada dibawahnya, melalui pencuran pencuran ke bak pemandian, airnya dianggap suci oleh orang hindu

.Di sini banyak orang mandi mandi, semuanya boleh mandi, tidak ada batasan, banyak touris torist yang mandi menggunakan pakaian yang dipakai, laki laki perempuan bersatu mandi di kolam pemandian. 

Sebelum memasuki area Tampaksiring, pengunjung terlebih dulu beli tiket, antrian orang sangat panjang sekali, baik touris yang bersal dari manca negara, mau pun turis lokal yang datang dari berbagai daerah  Indonesia. ramai sekali kataku, setelah antri sekian lama kamipun dapat masuk.

Sebelum mengelilingi areal, semua pengunjungi dipakaikan kain khas Bali, berupa kain sarong diikat dengan kain berrwarna kuning. Karena kami tak memahami cara makaiannya, kamipun diajarkan oleh bli cara memakai kain sarong.

Kami menelusuri jalan dipinggir bak pemandian. Banyak touris touris yang mandi, kelihatan air sangat sejuk. petugas yang ada dekat situ mengajak kami mandi, terimakasih bli jawabku. kamipun menglilingi area ini.

Ketika memasuki satu area ada bule yang dikasi karet oleh petugas, ternyata   memasuki area itu rambut harus diikat dan tidak boleh terurai. Memang masyarakat bali sangat kental dengan adat istiadat.

Akupun istirahat sejenak sambil melihat ke istana presiden, posisiku berada dibawah pohon, pohonnya tidak begitu tinggi, buahnya lebat, buah apa ini kataku dalam hati, buahnya sebesar jeruk bali, permukaan kulitnya licin dan mengkilat, aku raba buahnya. Aku belum pernah melihat buah ini, kataku sambil meraba,  aku ingin tau,  buah apa ini ? .aku penasaran, kebetulan dekat situ ada petugas yang membersihkan area ini. "Bli, ini buah apa? Aku belum pernah lihat buah ini"

Dengan panjang lebar bli menceritakan buah ini adalah buah maja. Buah maja, aku pernah mengenal namanya, dalam belajar sejarah disekolah dasar. Itu tentang asal usul nama kerajaan Majapahit dimana di tengah hutan ditemukan buah maja yang rasanya pahit. 

"Apakah dari buah ini asal kata Kerajaan Majapahit?" tanyaku. 

"Iya," jawab Bli. Ternyata di derah ini buah maja sengaja dilestarikan. Kata Bli, buah ini hampir punah.  Di Tampaksiring banyak ditanam pohon pohon maja.dmana mana objek yang aku kunjungi. Di Tampaksiringlah pertama kali aku melihat buah maja yang katanya rasanya pahit sekali. Akupun memoto buah maja sebagai kenang kenangan, sayang aku tidak  berfoto dibawah oohon maja.

6 Feb 2022

Cerita Tol Cipularang Jawa Barat

Cerita Tol Cipularang Jawa Barat

Tol Cipularang

Catatan Hariyanto, SIP

Saya memiliki pengalaman unik berupa mistis saat saya mau ke Bandung melewati tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang). Tol Cipularang adalah satu jalan tol penghubung Kabupaten Purwakarta dan Bandung. Menurut data di Wikipedia, jalan tol ini selesai dibangun pada akhir April dan memiliki panjang 54 km.

Saya memiliki pengalaman mistis ketika melintas tol --Cipularang-- ini. Seingat saya pada saat bulan puasa tahun 2015, saat saya masih di SMK waktu itu saya beserta keluarga mau mengantar sepupu saya mau sekolah pesantren di Purwakarta. Dari Subang menuju ke pesantren itu tentu terlebih dahulu melewati tol Cipali dan Palimanan. Seiring berjalan ruas jalan menuju tol Cipati tiba-tiba mobil yang saya naiki langsung terhenti secara mendadak dan rem pun begitu mendadak. Lalu mesin itu mati dengan sendiriannya.

Saya lupa itu ruas jalan ke km berapa. Yang saya ingat, setelah berhenti di situ sang sopir pun mengecek mesin mesin hingga ban selama beberapa menit. Setelah dicek dengan rinci tidak ada kerusakan. Bahkan sebelum berangkat pergi mobil yang saya tumpangi sudah diperbaiki mesinnya. Maklum karena akan berpergian jauh, biasanya memang terlebih dahulu diperbaiki.

Ternyata memang setelah saya buka google tentang tol Cipularang ini ternyata memang agak begitu mistis bahkan sering terjadi kecelakaan maut. Berdasarkan informasi yang saya dapat bahwa sebelum melintasi tol ini tentu harus membaca doa dan berdzikir agar insyaallah selamat hingga ke tujuan dan dijauhkan dari hal-hal tidak diinginkan.***