Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

11 Apr 2022

Idul Fitri Semoga Sama Meskipun Awal Ramadhan Kita Berbeda

Idul Fitri Semoga Sama Meskipun Awal Ramadhan Kita Berbeda


TENTANG awal Ramadhan tahun 1443 (2022) sudah kita lalui. Masyarakat muslim Indonesia meyakininya berbeda. Ada dua versi 1 Ramadhan 1443. Organisasi Islam seperti Muhammadiyah mengumumkan kepada anggotanya untuk berpuasa pada hari Sabtu (02/04/2022) sementara Pemerintah Republik Indonesia memutuskan awal Ramadhan itu jatuh pada esok harinya, Ahad (03/04/2022). Maka terjadilah perbedaan awal Ramadhan tahun ini.

Di akhir Ramadhan umat akan memasuki Syawal dan tentu saja Hari Raya Idul Fitri. Akankah akhir Ramadhan alias awal Syawal akan terjadi perbedaan? Tidak mustahil jika melihat awalnya yang berbeda. Namun, MUI (Majelis Ulama Indonesia) sudah memberi pernyataan. Mengutip tulisan yang dimuat hajinews.id hari Senin (04/04/2022) lalu MUI menyatakan Perbedaan awal Ramadhan tidak serta-merta akan membuat akhir Ramadhan juga berbeda. MUI Sebut Hari Raya Idul Fitri 2022 Berpotensi Dilaksanakan Serentak, Meski Awal Ramadan Berbeda. Artinya akan sama.

Penjelasan itu mengeaskan bahwa benar Kementerian Agama dan Muhammadiyah telah mengumumkan tanggal yang berbeda untuk awal menjalankan ibadah puasa Ramadan 1443 Hijriah. Namun perbedaan tersebut tidak akan menjadi dasar Syawal bebeda juga. Bagaimanapu masyarakat cukup khawatir juga. Akankah berbeda lagi, itulah kekhawatiran utama. 

Pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menjelaskan bahwa perbedaan tersebut tidak akan terjadi pada hari Raya Idul Fitri nanti sedikit menyenangkan perasaan. MUI mengatakan bahwa lebaran tahun ini berpotensi akan dirayakan secara serentak. Sebagaimana dikatakan Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan hari Sabtu (02/04/2022) bahwa Idul Fitri berpotensi sama. Untuk itu Amirsyah dikatakan mendorong Pemerintah agar lebih terbuka untuk masalah ini, biar masyarakat tidak merasa cemas. 

Amirsyah berharap perbedaan tidak akan muncul terkait hari lebaran. Terlebih, momen istimewa itu membentangkan pula pertalian antara seluruh lapisan masyarakat. Dan atas perbedaan itu Pemerintah harus lebih arif dan bijaksana mendengar masukan dari berbagai pihak, sehingga tidak ada potensi perbedaan masuk 1 Syawal 1443 nanti. Begitu kurang-lebih yang dapat kita pahami dari beberapa media yang menyiarkan sikap MUI melalui Sekjendnya. 

Kita memang sangat berharap, kebersamaan lebaran adalah momentum yang sangat tepat untuk kelihatan lebih kompak dalam merajut kebersamaan sesama anak bangsa. Kita melakukan ibadah puasa didasarkan niat dan keikhlasan. Artinya tidak akan ada resah atas lamanya berpuasa. Maka janganlah sampai resah di saat akan mengakhiri puasa. Kita tahu perbedaan Idul Fitri adalah potensi dan kerawanan yang dapat menimbulkan keresahan itu. Tapi dengan toleransi dan pemahaman yang benar atas satu perbedaan akan menjadikan kebersamaan dan persatuan tetap terpelihara.

Mengulang penjelasan Amirsyah yang menerangkan ibadah puasa 1 Ramadan sebenarnya berlaku sama bagi umat di seluruh dunia secara syar'i. Namun, penetapan tanggal dapat berbeda karena metodologi yang berbeda pula.  Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada pedoman hisab hakiki wujud al-hilal. Rumusan tersebut menggarisbawahi bulan Ramadan dikatakan dimulai bila memenuhi sejumlah kriteria secara kumulatif. Kriteria tersebut yakni terjadinya ijtima’ (konjungsi) sebelum matahari terbenam. Selain itu, piringan atas bulan terlihat berada di atas ufuk saat matahari terbenam. Amirsyah mengatakan kriteria-kriteria itu telah terpenuhi pada Jumat (1/4/2022) itu. 

Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan metode hisab Muhammadiyah dalam menentukan Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha hingga waktu-waktu salat ini sudah digunakan sejak lama, yakni sejak organisasi ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan. “Jadi dalam kaitan ini sebenarnya bukan praktik baru di Muhammadiyah, karena Muhammadiyah berpendapat penetapan awal Ramadan dan akhir Ramadan serta Idul Adha merupakan satu rangkaian dalam ibadah.” Tentu saja keyakinan ini tidak dapat diubah begitu saja.

Dengan metode seperti dijelaskan di atas berapapun posisi hilal jika memang perhitungan sudah masuk maka dihitung sebagai bulan baru. Hal itu jelas Mu’ti berdasarkan pada firman Allah di beberapa surat, seperti Surat Ar-Rahman maupun Surat Yunus.Maka sedari awal, lanjut dia, Muhammadiyah telah memutuskan waktu-waktu untuk Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha. Itu sebabnya Muhammadiyah selalu mengumumkan hasil hisab itu tiga momen sekaligus.

Informasi lain kita ketahui bahwa Pemerintah saat ini mengadopsi standar baru. Kemenag memakai standar menteri-menteri agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) 2021. Kriteria baru MABIMS menetapkan hilal dapat diamati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat. Kabarnya, berdasarkan pengamatan pada Jumat (1/4/2022) malam, bulan masih berada dalam posisi ketinggian kurang dari 2 derajat dan elongasinya sekitar 3 derajat.

Kata seorang pakar, “Hilal kemungkinan tidak teramati. Kalau ada yang mengeklaim melihat hilal, dimungkinkan itu bukan hilal. Secara astronomi klaim itu bisa ditolak.,” terang pakar astronomi, Thomas Djamaluddin saat sidang isbat pada Jumat (1/4/2022) sebagaimana dimuat hajinews.id. 

Terlepas dari pengamatan itu, pihak-pihak terkait tak lantas menjadi saling tuding. Sebab perbedaan interpretasi bersifat relatif. Perbedaan itu juga tidak akan mengurangi pahala seseorang. Maka dalam menyikapi perbedaan harus dihindari pendapat satu-satunya yang benar, sementara yang lain salah. Sikap ini tentu akan menimbulkan masalah dan seolah tidak menerima pendapat lain. Begitu keterangan Sekjen MUI.  

Apa yang kita pahami adalah bahwa Al-Qur’an memang memberikan porsi ‘perbedaan pendapat’, porsi ber-ijtihad lebih banyak agar umat Islam kreatif dan dinamis dan dapat bermusyawarah, bersedia untuk berdialog dan saling memahami satu sama lain. Amirsyah turut menyinggung urgensi dalam bidang pendidikan keagamaan. Ia mengusulkan perubahan arah dalam sistem agar masyarakat Indonesia dapat menjadi lebih toleran. Menurutnya, perbedaan tidak seharusnya melahirkan pertentangan dan permusuhan. Sebab, perbedaan merupakan rahmat. 

Apapun keadaannya, kita sebagai masyarakat di bawah hanya ingin ketentraman dan keyakinan yang tidak mendatangkan perpecahan. Bersatu dalam perbedaan yang ada juga satu rahmat yang harus tetap dijaga. Semoga bangsa kita tetap utuh dan keyakinan kita tidak rusak atau saling meragukan.***

9 Apr 2022

Idul Fitri 1443 Tak Harus Berbeda

Idul Fitri 1443 Tak Harus Berbeda


TENTANG awal Ramadhan tahun 1443 (2022) sudah kita lalui. Masyarakat muslim Indonesia meyakininya berbeda. Ada dua versi 1 Ramadhan 1443. Organisasi Islam seperti Muhammadiyah mengumumkan kepada anggotanya untuk berpuasa pada hari Sabtu (02/04/2022) sementara Pemerintah Republik Indonesia memutuskan awal Ramadhan itu jatuh pada esok harinya, Ahad (03/04/2022). Maka terjadilah perbedaan awal Ramadhan tahun ini.

Di akhir Ramadhan umat akan memasuki Syawal dan tentu saja Hari Raya Idul Fitri. Akankah akhir Ramadhan alias awal Syawal akan terjadi perbedaan? Tidak mustahil jika melihat awalnya yang berbeda. Namun, MUI (Majelis Ulama Indonesia) sudah memberi pernyataan. Mengutip tulisan yang dimuat hajinews.id hari Senin (04/04/2022) lalu MUI menyatakan Perbedaan awal Ramadhan tidak serta-merta akan membuat akhir Ramadhan juga berbeda. MUI Sebut Hari Raya Idul Fitri 2022 Berpotensi Dilaksanakan Serentak, Meski Awal Ramadan Berbeda.

Penjelasan itu mengeaskan bahwa Kementrian Agama dan Muhammadiyah telah mengumumkan tanggal yang berbeda untuk awal menjalankan ibadah puasa Ramadan 1443 Hijriah namun perbedaan tersebut tidak akan menjadi dasar Syawal bebeda. Namun demikian tentu saja masyarakat cukup khawatir juga. Akankah berbeda lagi?

Namun, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memastikan perbedaan tersebut tidak akan terjadi pada hari Raya Idul Fitri nanti. MUI mengatakan bahwa lebaran tahun ini berpotensi akan dirayakan secara serentak. Sebagaimana dikatakan SEkretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan hari Sabtu (02/04/2022) bahwa Idul Fitri berpotensi sama. Untuk itu Amirsyah dikatakan mendorong Pemerintah agar lebih terbuka untuk masalah ini, biar masyarakat tidak merasa cemas.

Amirsyah berharap perbedaan tidak akan muncul terkait hari lebaran. Terlebih, momen istimewa itu membentangkan pula pertalian antara seluruh lapisan masyarakat. Dan atas perbedaan itu Pemerintah harus lebih arif dan bijaksana mendengar masukan dari berbagai pihak, sehingga tidak ada potensi perbedaan masuk 1 Syawal 1443 H. Begitu kurang-lebih yang dapat kita pahami dari beberapa media yang menyiarkan sikap MUI melalui Sekjendnya.

Kita memang sangat berharap, kebersamaan lebaran adalah momentum yang sangat tepat untuk kelihatan lebih kompak dalam merajut kebersamaan sesama anak bangsa. Kita melakukan ibadah puasa didasarkan niat dan keikhlasan. Artinya tidak akan ada resah atas lamanya berpuasa. Maka janganlah sampai resah di saat akan mengakhiri puasa. Kita tahu perbedaan Idul Fitri adalah potensi dan kerawanan yang dapat menimbulkan keresahan itu. Tapi dengan toleransi dan pemahaman yang benar atas satu perbedaan akan menjadikan kebersamaan dan persatuan tetap terpelihara. Semoga.***

24 Mar 2022

Hati-hati, Amal akan Tergerogoti

Hati-hati, Amal akan Tergerogoti


KOSA kata 'amal' sudah menjadi bahasa Indonesia meskipun aslinya dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab dibaca (berasal dari kata) 'amala' yang berarti bekerja atau berbuat atau mengamalkan. Dalam kamus Bahasa Indonesia kata amal diartikan antara lain 'perbuatan' baik atau buruk; perbuatan baik yang mendatangkan pahala (dalam Islam); yang dilakukan dengan tujuan untuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia. Itulah tiga makna yang dikandungnya. Kata amal sering dipasangkan dengan ibadah sehingga menjadi 'amal-ibadah'.

Mengutip tulisan berjudul Hikmah Pagi : 6 Perkara yang Dapat Menggerogoti Amal Kebaikan yang dimuat di laman hajinews.id hari Senin (21/03/2022) kemarin dikatakan bahwa amal merupakan perwujudan dari sesuatu yang menjadi harapan jiwa. Bentuknya bisa berbagai rupa, baik berupa ucapan, perbuatan, maupun getaran hati. Nilai suatu amal didasarkan pada niat si pelaku. Ini sesuai keyakinan dan ketentuan dari Allah Swt. Baik amal jariah, amal ibadah, dan amal saleh sepenuhnya akan berkaitan dengan niat itu sendiri. Sabda Nabi, sesungguhnya setiap amal alan ditentukan oleh niat.

Dari tiga jenis amal di atas, amal jariah memiliki spesifikasi tetentu dalam harapan kita kepada Allah. Hal itu karena amal jariah yang berarti “perbuatan yang berkelanjutan” kita pahami sebagai amal yang pahalanya berkelanjutan alias terus-menerus ada meskipun orang yang beramalnya sudah tidak ada. Bentuk lain yang sama dengan amal jariah adalah wakaf. Kata wakap sendiri yang berasal dari kata waqafa mengandung arti “menghentikan, mengekang, atau menahan” karena benda yang jadi objeknya yang ditujukan bagi kemaslahatan umum dan agama, itu seolah tertahan keberadaannya dan pahalanya terus ada.

Pahala amal jariah tidak akan terputus walaupun pemberinya sudah meninggal dunia, selama benda yang diamalkan tersebut masih memberikan manfaat bagi kepentingan umum alias seolah masih tertahan dalam posisi semula. Tentang ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, “Bila anak Adam meninggal dunia, terputuslah amalnya, kecuali tiga (hal): sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim).

Kata 'jariah' berasal dari kata 'jara' yang artinya mengalir, tidak putus-putusnya. Maka, amal jariah agar manfaatnya berlangsung abadi, harus dikelola dengan baik. Dan pengelola amal jariah adalah badan wakaf yang menjadikan wakaf itu tetap bertahan dalam posisinya yang bermanfaat. Namun demikian ada hal penting yang perlu diperhatikan agar pahala amal seperti itu tidak hilang atau terputus. Menyitir sindonews.com oleh hajinews.id dan dengan mengutip penjelasan Pimpinan Ponpes As-Shidqu Kuningan, Jawa Barat, Al-Habib Quraisy Baharun, dia menjelaskan ada 6 perkara yang harus dijauhi demi menjaga kemurnian amalan dan tidak tergerogoti pahalnya. Keeam perkara tersebut adalah,

1. Al Istighlal bi’uyubil kholqi;

Artinya sibuk dengan aib orang lain, sehingga lupa pada aib sendiri. Dalam peribaha kita mengenal kalimat, Semut di seberang kelihatan sedangkan gajah di pelupuk mata tidak kelihatan. Ini malapetaka pertama yang akan merusak nila-nilai pahala.

2. Qaswatul Qulub;

Artinya hati yang keras. Kerasnya hati terkadang lebih keras dari pada batu karang. Sulit menerima nasihat. Kerasnya besi masih bisa dilembutkan dengan dibakar. Tapi kerasnya batu dia akan bertahan hingga pecah. Jauhilah keras hati.

3. Hubbud-Dunya;

Maksudnya cinta dunia. Merasa hidupnya hanya di dunia saja. Segala aktivitasnya tertuju pada kenikmatan dunia, sehingga lupa akan hari esok di akhirat. Padahal hidup akhirat lebih kekal dan akan tetap kita alami. Janganlah berlebih mencintai dunia karena akan merusak pahala kita.

4. Qillatul Haya';

Artinya sedikit rasa malunya. Apabila seseorang telah kehilangan rasa malu maka akan melakukan apa saja tanpa takut dosa. Lihatlah seekor hewan yang memang tidak diberi rasa malu. Hewan akan lakukan apa saja. Manusia sesungguhnya sudah diberi rasa malu. Maka janganlah dihilangkan perasaan malu pada diri kita.

5. Thulul Amal;

Artinya panjang angan-angan. Merasa hidupnya masih lama di dunia ini, sehingga ia enggan untuk taubat. Kalimat aku ingin hidup seribu tahun lagi, itu dipahami sebagai kehidupan yang lama di dunia dan digunakan untuk mengingkari Allah. Nauzubillah.

6. Dzhulmun la Yantahi;

Artinya kezaliman yang tak pernah berhenti. Perbuatan maksiat itu biasanya membuat kecanduan bagi pelakunya. Jika tidak segera taubat dan berhenti, maka sulit untuk meninggalkan kemaksiatan tersebut lagi. Hendaklah diwaspadai ini.

Keenam sifat itu dapat saja menghinggapi semua orang selama orang itu tidak menyadari bahwa itu semua adalah tipuan syaitan. Hendaklah kita jauhi dan tidak sampai menggerogoti pahala amalan kita.***

18 Mar 2022

Yasinan di Malam Nisfu Sua'ban

Yasinan di Malam Nisfu Sua'ban


BAHWA bulan Sya'ban adalah salah satu bulan yang mulia selain bulan Ramadhan pasti sudah kita (muslim) pahami. Bahwa dianjurkan banyak beramal-ibadah pada bulan Sya'ban sebagaimana Nabi Muhammad melaksanakannya juga sudah sama-sama diketahui. Dan salah satu waktu yang diyakini memiliki kekhususan dalam bulan bulan Sya'ban adalah pada malam ke-15 atau setengah dari bulan yang mulia ini. Kita sebut dengan nisfu Sya'ban. Sudahkah kita melaksanakannya untuk bulan Sya'ban tahun 1443 (2022) ini? Itulah pertanyaannya.

Di Masjid Al-Ubudiyah, Wonosari, Kecamatan Meral kegiatan Nisfu Sya'ban dilakukan dengan sederhana saja. Selepas solat magrib di hari Kamis (17/03/2022) itu lalu ada solat sunat Nisfu Sya'ban. Tidak semua jamaah magrib itu ikut melaksanakannya. Mungkin meragukan solat dua rakaat sebelum doa magrib yang dibawakan Pak Imam itu.

Lalu acara berikutnya adalah yasinan. Membaca surah Yasin dengan doa-doa yang disampaikan untuk melengkapi bacan surah Yasin. Pembacaan surah Yasin secara bersama yang diikuti oleh belasan orang jamaah magrib itu berlansgung antara magrib menjelang isya. Dipandu oleh seorang jamaah, Mas Arifin pembacaan surah Yasin dilakukan sebanyak tiga kali. Harapannya, sebagaimana disampaikan oleh pemandu yasinan adalah meminta kepada Allah untuk kesehatan dan kekuatan sehingga Allah kabulkan untuk sampai ke bulan Ramadhan. Harapan lainnya, beroleh rezeki yang cukup dan berkah serta berharap kirianya Allah mematikan dalam keadaan Islam.

Yasinan di malam nisfu Sya'ban bukanlah tradisi berlebihan. Jika Nabi mencontohkan pemuliaan Sya'ban dengan begitu instens beramal, termasuk melaksanakan puasa bagaikan puasa di Bulan Ramadhan, sejatinya kita sebagai umatnya juga membuktikan pemuliaan Sya'ban ini dengan melaksanakan amal-ibadah yang disukai Allah. Dan membaca ayat-ayat Allah, khususnya dengan memilih surah-surah yang disebutkan sebagai surah utama di dalam alquran tiada lain tujuannya adalah untuk mendapatkan berkah dan maghfirah dari Allah. Keyakinan akan dikirimnya buku catatan amalan kepada Allah di malam ke-15 kiranya tidak menimbulkan sesalan kita karena lalainya kita memanfaatkan kemuliaan Sya'ban.***

17 Mar 2022

Status Hamba: Hamba Siapakah Kita?

Status Hamba: Hamba Siapakah Kita?


Catatan Mohd. Nasruddin


Kalau ditanya, mau jadi hambah Allah atau hamba hawa nafsu?, Tentu kita akan menjawab, ya jadi hamba  Allah dong.

Nah sekarang kita tinggal buktikan sendiri, benar ga kita termasuk hamba Allah sementara ini.

Status hamba adalah status penyerahan identitas secara mutlak kepada juragan atau bos kita.

Seorang hamba siap melakukan apapun yang dikehendaki juragan nya tanpa ada hak memilih. Karena itu seorang hamba baru bisa punya hak memilih manakah ia dimerdekakan.

Nah sekarang kita uji, benar ga kita termasuk hamba Allah, atau hanya ngaku ngaku saja, padahal dalam prakteknya kita sesungguhnya hamba hawa nafsu.

Jika juragan kita adalah Allah, dan kita hamba Nya, maka Allah memberikan SOP atau JOBDES kepada kita untuk dilakukan agar kita benar benar diakui sebagai seorang hamba. Apa itu?

Ada rukun Iman, saya yakin, 6 tuntutan Allah ini , mayoritas sudah kita lakukan, meskipun saya yakin kalau kita kupas secara mendalam belum tentu kita lakukan semuanya. Saya ga bahas ini, krn bisa panjang, perlu pembahasan khusus.

JOBDES kedua adalah, rukun Islam, dalam rukun islam ada 5 hal yang harus kita lakukan. Yakni syahadat, sholat,puasa, zakat, dan (haji dan umroh).

Kelima syarat ini secara kuantitatif, mungkin 4 hal yang pertama mungkin sudah kita lakukan, karena tidak memerlukan pengorbanan biaya. Kebanyakan manusia krn kuatnya kemelekatan dunia, jarang yg mampu berhasil jika diuji dg pengorbanan materi. Alasan kedua kebanyakan orang gagal menunaikan rukun Islam  yang ke lima, karena pemahaman yang belum lurus ttg syarat yg ke lima ini dan mudah tertipu bujukan dunia dan hawa nafsu.

Kenapa, saya katakan pemahaman yang belum lurus ttg perintah haji dan umrah. Karena banyak orang memahami ayat manistatho'a ilaihi sabiila secara keliru. Manistatho'a ilaihi sabiila, sering dipahami jika mampu secara ekonomi, jadi kalau merasa tidak mampu, mereka beranggapan terlepas dari kewajiban ini, padahal tidak. Kewajiban ini tdk mungkin gugur semudah itu,Allah nanti akan menimbang, benar ga kita benar benar ga bisa ke sana, atau kita sebenarnya mampu, tapi kita abaikan dan lbh memilih kesenangan duniawi . Karena  ini soal, jiwa kita memandang Allah atau memandang dunia dan hawa nafsu. Buktinya banyak orang mampu, kaya, pejabat, pendapatan banyak, tapi belum berangkat hingga saat ini. Namun, sebaliknya,ada tukang ojek, tukang becak, sudah mampu berangkat karena ketaatan dan cinta.

Kata Sabiil dalam redaksi manistatho'a ilaihi sabiila, bermakna jalan..jadi makna sebenarnya adalah bagi yang mengetahui jalannya atau mampu jalannya. Jadi ini soal cara, metode, dan tekad. Bukan soal ekonomi saja .


Makanya dalam tafsir Ibnu Katsir, ibnu abas, menjelaskan ayat ini, batasan seseorang dianggap mampu itu, dan terkena kewajiban harus memenuhi panggilan Nya adalah ketika dia memiliki 300 dirham. 300 dirham jika dikonversikan ke rupiah saat ini ya, sekitar 4-5 juta-an. kita punya ga uang segitu, untuk Allah, baik uang di tabungan maupun uang hasil menjual aset duniawi? Insyaallah banyak sekali yang punya, tapi merasa ga punya.

Dan lebih lanjut ibnu abas ketika menjelaskan ayat waman kafaro fainnallaho ghoniyyun Anil alamin, adalah bagi yang tidak mau memenuhi panggilan Allah padahal ia mampu, maka ia dianggap kafir.

Dalam sebuah hadits nabi Muhammad, Saw mempertegas konteks ini dg mengatakan, barang siapa yang memiliki kemampuan, tapi tidak memenuhi panggilan Allah hingga ajal menjemput, maka ia akan mati dalam keadaan Yahudi maupun Nasrani. Nauzubillah min dzalik. Ya Allah tumbuhkan tekad dalam hati kami utk ringan memenuhi panggilan Mu ya Allah.

Menafsirkan sebatas kemampuan mu itu harus nya dimaknai semaksimal mungkin kamu bisa, berikan pengorbanan terbaikmu untuk Allah,bukan seminimal mungkin kemampuan yang bisa diberi. Klo seminimal mungkin kemampuan yang bisa diberi,kita memahami hal ini, tidak heran, kita belum berangkat berangkat memenuhi panggilan Nya, karena kita menunggu benar benar ada uang cash lebih, padahal aset nya begitu banyak yang bisa dikorbankan untuk Allah.

Jd manistatho'a ilaihi sabiila itu soal tekad dan metode kita dalam memberikan pengorbanan kita ke Allah, bukan kemampuan ekonomi semata. Nah jangan lagi berlindung dari ayat ini, lalu menganggap kita lepas dari tanggung jawab menunaikan rukun islam ke 5. Ingat ini rukun. Rukun itu di atas wajib. Rukun itu ibarat tiang. Bangunan akan roboh manakala tiangnya tidak ditegakkan. Allah maha teliti hisabnya. Sungguh semua akan dipertanggungjawabkan tanpa ada yang bisa kita sembunyikan.

Nah sekarang ukur sendiri kenapa berkurban untuk Allah dg segenap harta yang Allah titipkan ke kita, kita tidak mampu, sedangkan membeli tanah, beli mobil, jalan jalan , beli HP, dll, sangat ringan bagi kita. Nah kita termasuk hamba siapa?, Hamba Allah atau hamba hawa nafsu?😁🙏🏻

Monas Inspire

Ust.Monas

Hubungi 081266557203

Bagi yang mau umroh ramadhan atau bulan normal atau haji furoda, harga murah, fasilitas mewah

9 Mar 2022

Menjelang Ramadhan, Hati-hati Godaan Syetan

Menjelang Ramadhan, Hati-hati Godaan Syetan


MENJELANG Ramadhan tiba, kurang dari satu bulan lagi, kita akan selalu memperbanyak amal-ibadah kita yang bersinggungan dengan iman, akhlak dan hal-hal berkaitan dengan hati serta jiwa. Secara pisik (badan) kita pasti akan berusaha untuk sehat dan kuat menghadapi puasa nanati. Kesehatan pisik memang diperlukan untuk memastikan kemampuan (kesehatan) berpuasa kita. Tapi secara mental psychis inilah persiapan yang cukup berat sebenarnya.

Tentu saja ada banyak godaan yang akan menghalangi keinginan kita dalam beribadah. Perasaan malas, kurang bersemangat, terlalu sibuk dengan pekerjaan duniawi dan lain sebagainya adalah beberapa contoh godaan non pisik yang dapat menghalangi aktivitas amal-ibadah. Dan harus kita ingat, satu makhluk Allah yang diciptakan-Nya justeru akan menjadi penghalang berat kepada kita dalam melaksanakan amal-ibadah. Itulah syetan dan iblis.

Sangat banyak peringatan Allah kepada hamba-Nya tentang syetan sebagai musuh manusia di hadapan Allah. Banyak ayat menegaskan tentang syetan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Sebagaimana banyak ditulis dan diulas para ulama bahwa syetan, itu merupakan makhluk ciptaan Allah yang memang ditugaskan-Nya untuk menggoda manusia agar terbawa melawan Allah. Dikatakan dalam kitab suci kalau syetan, itu selalu memiliki banyak cara untuk menggoda kita, manusia.


Bahwa syetan adalah musuh terbesar bagi umat manusia, itu sudah nyata dan terang bagi kita yang beriman seperti yang ditegaskan Allah. Oleh karena itu maka syetan pun akan masuk ke dalam hati setiap kita, manusia. Dan makhluk ini tidak hanya masuk ke hati orang mukmin tapi juga kepada orang kafir sekalipun. Dikatakan dalam kitab suci kalau seytan itu akan terus melakukan upaya untuk membawa hasutan, keburukan, dan kejahatan ke dalam diri manusia, dan akan berusaha menjerumuskannya agar masuk kedalam api neraka. Ini sudah sumpah dari syetan.

Kisah Nabi Adam (manusia pertama yang diciptakan Allah) dan Bunda Siti Hawa adalah kisah yang membuktikan betapa godaan syetan itu memang ada. Sebagaimana sudah sama-sama kita ketahui, bagaimana Nabi Adam dan isterinya Siti Hawa akhirnya diusir dari syurga karena termakan hasutan dan godan syetan. Sudah ada larangan untuk tidak memakan buah khuldi, nyatanya syetan mampu menggoda Adam dan Hawa untuk melanggar larangan itu. Itulah kisah awal bagaimana syetan menggoda manusia.

Mengutip firman Allah pada surah Al-Baqoroh ayat 36 yang maknanya, “Syetan akan memukul dan menyerang manusia dari segala arah, sehingga manusia tak berdaya dan menjadi kufur kepada Allah,” atau ayat lainnya, misalnya pada surah Al-A'raf ayat 17 yang maknanya, ”Kemudian saya (syetan atau iblis) akan mendatangi mereka (manusia) dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur atau taat,” maka keyakinan kita tidak rusak sedikitpun perihal keberadaan syetan sebagai penggoda manusia.

Oleh karena itu, guru-guru kita, para ulama dan para cerdik-pandai dalam agama memberikan peringatan kepada kita agar berhati-hati dengan godaan syeten. Perlu kita pahami ada banyak tempat dan cara syetan menggoda kita agar terbawa cara mereka. Dikutip dari laman hajinews.id yang melansir dari rumaysho, ada empat pintu utama syetan untuk menggoda kita, yaitu, 

1. Banyak Memandang Lawan Jenis;

Ternyata syetan menjadi pandangan atau cara memandang sebagai salah satu pintu masuk untuk menggoda manusia. Syetan akan menggoda manusia dengan aneka cara yang salah satunya dari pandangan. Terkhusus memandang lawan jenis. Seorang laki-laki memandang perempuan atau sebaliknya. Dari sini terbuka kemungkinan timbulnya nafsu dan dari nafsu yang tidak terkendali itulah lahirnya dosa.

Satu hal yang diperintahkan Allah kepada manusia agar terpelihara dari pandangan yang salah adalah dengan cara berjalan menunduk. Kita baca firman Allah pada surah An-Nur ayat 30 yang maknanya, ”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya.” Atau pada surah yang sama ayat berikutnya, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya.” Itu membuktikan Allah sudah mewanti-wanti kita agar terjaga pandangan yang mengarah kepada munculnya nafsu.

2. Terlalu Banyak Bicara;

Satu hal yang penting diingat bahwa ternyata syetan menggunakan kata-kata manis untuk menipu manusia. Kadang manusia akan lebih banyak berbicara, dan ucapannya terkadang akan banyak membicarakan orang lain. Di sinilah masuknya strategi syetan agar kita terjerumus ke dalam perangkap dia.

Oleh karena itu perlu kita menjaga bicara kita. Menjaga bicara atau ucapan adalah hal yang dianjurkan oleh agama, karena perkataan adalah alat yang paling kejam dalam menyakiti hati orang lain. Kata peribahasa orang tua-tua, luka oleh senjata bisa diobati, tapi luka oleh lidah tidak sembuh selamanya. Ingat, salah berbicara dapat menimbulkan fitnah, seperti membicarakan orang lain baik dalam kebaikkannya atau pun kejelekannya. Maka janganlah suka terlalu banyak berbicara jika itu tidak ada gunanya.

3. Banyak Makan (Rakus); 

Allah lengkapi diri kita dengan hawa nafsu, pada hakikatnya berguna untuk kepentingan kita. Bukan hanya nafsu syhwat tapi nafsu lainnya termasuk nafsu makan, itu penting bagi manusia. Sebagai umat muslim, menjaga hawa nafsu itu ternyata juga penting karena akan menyadarkan kita kepada Sang Kholiq yang memberi nafsu. Dan dengan itu kita akan menggunakan nafsu dengan sebaik-baiknya.
 

Kekeliruan menggunakan nafsu, khususnya dalam nafsu makan ternyata sangat buruk efeknya kepada kita. Banyak makan atau menjadi rakus ternyata itu merupakan sifat syetan. Umat Islam dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw untuk makan secukupnya saja. Kata Nabi dalam salah satu hadits, “Makanlah jika kamu lapar dan berhentilah sebelum kamu kenyang”. Artinya jangan berlebih-lebihan.

4. Terlalu Banyak Bergaul (Tak Terbatas);

Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan orang lain dalam segala urusannya. Termasuk kebutuhan bergaul. Hanya saja, bergaul merupakan salah satu jalan syetan menjerumuskan manusia. Tentu saja jika pergaulannya tidak terkontrol atau tidak terbatas. Disebut juga dengan pergaulan bebas.

Pergaulan yang tak terbatas (tak ikut aturan) akan cenderung berbuat maksiat. Dari informasi pergaulan, didapatkan info tentang perjudian, pencurian dan lainya. Itulah jalan yang akan dipakai syetan untuk menjerumuskan manusia.
 

Tentu masih ada cara dan tempat tertentu lainnya yang akan dipakai syetan sebagai jalan menjerumuskan manusia. Maka, waspadalah hendaknya kita. Khusus menyambut Ramadhan yang akan bersama kita, marilah kita jaga betul diri kita untuk tidak sampai tergoda oleh syetan Semoga Allah senantiasa melindungi kita dan keluarga serta sahabat-sahabat kita.***

8 Mar 2022

Mari Bersalawat dengan Pahala Berlipat-lipat

Mari Bersalawat dengan Pahala Berlipat-lipat


SATU artikel pendek berjudul Inilah Shalawat yang Membuat Malaikat Kerepotan Mencatat Pahalanya diposting di laman hejinews.id pada Kamis (03/03/2022) lalu mengingatkan kita betapa amalan ringan seumpama membaca salawat nabi, itu sangatlah besar pahalanya. Bersama bulan Syakban yang sudah kita masuki sejak beberapa hari lalu layak tulisan itu kita ulang baca dan kita pahami pesannya. Selanjutnya kita amalkan sebagai bagian persiapan kita menghadapi Ramadhan tahun ini.

Kita tahu bahwa seorang muslim memang dianjurkan untuk memperbanyak salawat kepada Nabi Muhammad Saw karena fadhilahnya yang sangat hebat. Dalam hadits sudah disebutkan, jika seseorang bersalawat satu kali saja maka Allah akan bersalawat untuknya 10 kali. Nah, lho betapa besar keuntungan bagi kita jika dengan tulus kita bersalawat kepada Nabi. 

Ternyata dari banyak lafaz salawat yang diajarkan Nabi, ada satu salawat yang pahalanya sangat besar. Dikatakan, tidak terbatas jumlahnya. Bahkan para Malaikat saja sampai kerepotan mencatat pahala salawat ini. Dikutip dari catatan singkat di atas, disebutkan bahwa Abul Hasan al-Bakri, Abu ‘Umarah bin Zaid al-Madini dan Muhammad bin Ishaq al-Mathlabi meriwayatkan begini,  "Suatu hari ketika Nabi Saw berada di masjid, seorang lelaki yang menutup wajahnya datang menemui beliau. Lelaki itu membuka kain penutup wajahnya dan berkata dengan fasih: Salam sejahtera untukmu duhai manusia yang memiliki kemuliaan yang menjulang tinggi dan tak tertandingi.” ⁣Ini makna salawat dalam Bahasa Indonesianya. 


Nabi kemudian mendudukkan lelaki tersebut di antara beliau dan Sayyidina Abu Bakar. ⁣Abu Bakar memandangi lelaki itu kemudian berkata kepada Rasulullah: “Ya Rasulullah, mengapa engkau mendudukkannya di antara aku dan engkau, sedangkan aku mengetahui bahwa di muka bumi ini tidak ada seseorang yang engkau cintai melebihi diriku?” ⁣

Rasulullah kemudian bersabda: “Wahai Abu Bakar, Jibril memberitahuku bahwa lelaki ini suka bersaalawat kepadaku dengan sebuah salawat yang belum pernah dibaca oleh siapapun sebelumnya.” ⁣ Lalu Sayyidina Abu Bakar pun lantas berkata: “Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku salawat yang ia baca agar aku dapat bersalawat kepadamu dengannya.” ⁣Lalu Rasulullah menyebutkan salawat dimaksud sebagai berikut, 

Allohumma sholli ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala aali Sayyidina Muhammadin fil awwaliina wal aakhirin, wa fil mala-il a’la ila yaumiddiin.⁣

Lalu Abu Bakar bertanya: “Ya Rasulullah, apakah balasan yang akan diperoleh seseorang yang membaca saalawat ini?” ⁣Rasulullah menjawab: “Wahai Abu Bakar, engkau telah menanyakan sesuatu yang aku tidak mampu menghitungnya. Seandainya lautan menjadi tinta, pepohonan menjadi pena dan para malaikat menjadi juru tulis, maka lautan akan kering, pepohonan akan habis sedangkan para Malaikat belum selesai mencatat pahala shalawat ini.” ⁣

Sesungguhnya bersalawat kepada nabi, dalam bacaan seperti apapun selala itu bermakna memuji Nabi Muhammad, maka kita sudah tercatat sebagai umat yang menerima syafaat Nabi dari salawat yang sudah kita bacakan. Maka, marilah kita bersalawat, terkhusus bersempena menjalani hidup di bulan mulia, Syakban ini. Memperbanyak salawat pada bulan ini juga menjadi salah satu kesempatan terbaik bagi kita untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Semoga.***

7 Mar 2022

Laporan Peringatan Israk-Mikraj Kampung Wonosari

Laporan Peringatan Israk-Mikraj Kampung Wonosari


BERTEMPAT di ruang aula --saat ini aula menjadi ruang solat sementara-- Masjid Al-Ubudiyah, Wonosri, Meral, Jumat (04/03/2022) malam dilaksanakan peringatan Israk Mikraj (IM) Nabi Besar Muhammad Saw. Kegiatan dilaksanakan oleh pengurus Masjid Al-Ubudiyah bersama masyarakat RW 007 Wonosari, Baran Barat, Kecamatan Meral. Diundang sebagai penceramah Buya Syarifuddin Al-Makky, pimpinan Pondok Pesantren Syawarikul Anwar, Kabupaten Karimun.

Bakda Isya, masyarakat Wonosari sudah berkumpul di ruang kegiatan. Sebelum acara pokok dimulai panitia menghidangkan hiburan solawat nabi dengan mengundang Grup Nasyid Syawarikul Anwar yang juga dipimpin oleh Buya Syarifuddin Al-Makky. Pak Syarifuddin sendiri ikut membawakan nasyid solawat di awal akan dimulainya tausiah yang akan dia sampaikan.

Prosesi acara diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci alquran yang dibawakan oleh salah seorang santri Pondok Pesantren Syawarikul Anwar. Dengan membawakan ayat-ayat pada surah Al-Isra santri ini membuat suasana ruangan yang didominasi oleh anak-anak, itu terasa khidmat. Lebih tenang berbanding sebelum pembacaan alquran.

Acara kedua, Pidato Sambutan oleh Ketua Pengurus Masjid Al-Ubudiyah, H. Suaprdi. Dalam pidatonya dia mengajak masyarakat, khususnya jamaah yang hadir pada malam itu untuk mengikuti acara peringatan IM dengan baik. "Meskipun peringatan ini sedikit terlambat, tetaplah ini penting bagi kita sebagai umat Islam," katanya mengingatkan. Pak Pardi, begitu dia dipanggil mengajak seluruh hadirin untuk menyimak apa-apa yang akan disampaikan oleh Buya Syarifuddin dalam tausiah nanti. "Mari kita simak ceramah buya kita," pintanya.

Acara selanjutnya adalah tausiah agama yang disampaikan oleh Buya Syarifuddin Al-Makky. Sebelum memulai pidato, dia mengawali dengan solawat nabi yang diiringi oleh musik dari grup Syawarikul Anwar. Cukup panjang bacaan solawat yang dibawakan oleh Buya bersama anggota grup nasyid pimpinannya sebelum menyampaikan materi tausiah. Setelah itu barulah dia memulai pidato ceramahnya. 

Ada banyak pesan yang disampaikannya berkaitan dengan peristiwa IM, khususnya berkaitan dengan perintah solat sebagai salah satu misi peristiwa IM. Tentang pentingnya solat yang langsung dijemput Nabi ke hadapan Allah, tentang pentingnya solat sebagai syarat keselamatan umat di hadapan Allah dan hal-hal lain, itulah materi ceramahnya. Hadirin cukup antusias menyimak isi ceramahnya. Hingga pukul 22.25 barulah selesai ceramahnya dengan ditutup dengan doa oleh buya langsung.***

4 Mar 2022

Selamat Datang Bulan Sya'ban, akan Datang Bulan Ramadhan

Selamat Datang Bulan Sya'ban, akan Datang Bulan Ramadhan


TERNYATA Kamis (03/03/2022), malam Jumat semalam sudah masuk bulan Sy'ban. Di media diberitakan demikian. Pada laman hajinews.id edisi Kamis (03/03/2022) kemarin, dalam judul berita "Alhamdulillah! Selamat Datang Sya'ban 1443 H, Pintu Gerbang Menuju Ramadhan 2022", misalnya adalah salah satu media yang memberitakan begitu. Alhamdulillah, tentunya kita sudah masuk ke pembuka --hari pertama-- Sya'ban yang notabene adalah pembuka Ramadhan. Mari kita sambut dan kita ucapkan,  'Selamat Datang Bulan Syaban 1443' sebagai salah sati Bulan Mulia dalam agama kita.

Hal utama yang perlu menjadi sikap kita (muslim) tentu saja menyiapkan diri menyambut bulan suci Ramadan 1443 H yang insyaallah akan hadir sebulan ke depan. Kita tidak mempermasalahkan tanggal berapa --di bulan April nanti-- jatuhnya awal Ramadhan 1443. Apakah nanti pada 2 April sebagaimana sudah diumumkan oleh Muhammadiyah atau akan jatuh pada 3 April sebagaimana dikatakan di hajinews.id itu biarlah menjadi urusan Pemerintah sebagai pemegang otoritas yang diberi kuasa oleh rakyat. Kita akan patuh dan taat saja. Kita dengar dan kita lakukan. Itulah sikap damai kita.

Apapun dan bagaimanapun, bulan Sya'ban adalah saat terbaik bagi kita untuk berbenah dan berdoa sebelum memasuki bulan suci Ramadan, tentunya. Sebagaimana kita pahamai dalam satu hadits Rasulullah Saw mengatakan (yang maknanya) “Sesungguhnya Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadan adalah bulan umatku.” Dan dalam beberapa riwayat lain dijelaskan juga bahwa bulan Sya’ban merupakan bulan akan diangkatnya amal-ibadah kita ke langit. Sedih jika momen terbaik ini kita sia-siakan.

Untuk penguat dan pemotivasi diri kita atas kehadiran bulan Sya'ban mari kita kutip lagi salah satu pemahaman pesan Nabi dalam salah satu hadits yang meknanya begini, “Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam keadaan berpuasa.” Hadits yang diriwayatkan An-Nasa’i dan Imam Ahmad. Artinya, selain penting bagi kita bulan Sya'ban sebagai bulan yang amal-ibadah kita dinaikkan juga penting diingat sinyalemen Rasulullah yang menyebut kebanyakan umat lalai dengan ini. Artinya, sinyalemen ini kiranya tidak kita yang dimaksudkannya.

Seperti dikutip dari hajinews.id bahwa Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani mengatakan dalam risalahnya: “Barangsiapa membiasakan diri beribadah di bulan Syaban dengan bersungguh-sungguh, maka ia akan memperoleh kemenangan dalam bulan Ramadan dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan baik“. Sungguh beruntung jika kita benar-benar menjadikan bulan Sya'ban sebagai langkah awal persiapan Ramadhan ke depan untuk mengaktifkan dan mengefektifkan amal-ibadah kita. 

Beberapa amalan yang dianjurkan oleh Nabi sebagaimana disebutkan dalam haditsnya adalah memperbanyak solawat selain berpuasa. Nabi sendiri dalam hadits mengatakan bahwa salah satu bulan yang belyau lebih banyak berpuasanya adalah di bulan Sya'ban. Dikatakan, bahkan Nabi bisa berpuasa satu bulan penuh di bulan ini. Dan tentang bersolawat, karena para ulama sudah menjelaskan ke kita kalau turunnya ayat yang memerintahkan bersolawat --al-ahzab:56-- itu diturunkan Allah pada bulan ini. Di ayat itu jelas Allah katakan kalau Allah dan malaikat saja bersolawat kepada Nabi Muhammad. Bagaimana dengan kita? Tentu juga sebaiknya bersolawat dengan harapan nanti di yaumil akhir akan ada syafaat dari setiap ucapan solawat yang kita lantunkan.

Mari kita jadikan Sya'ban sebagai pintu gerbang Ramadhan sebagai bulan yang nanti akan kita dapatkan ampunan. Malam nisfu sya'ban yang juga menajdi salah satu keistimewaan bulan Sya'ban mari pula kita songsong dengan penuh gairah. Beribadah semata karena Allah.

28 Feb 2022

Peringatan Israk Mikraj 1443 Masih Bersama Covid-19

Peringatan Israk Mikraj 1443 Masih Bersama Covid-19




COVID-19 belum juga pergi dari negeri ini. Tiga tahun bersama, segala usaha dicoba Negara dan masyarakat kita agar virus itu sirna ternyata belum juga bisa. Berkurang ada, tapi terkadang kembali bertambah jumlahnya. Meskipun begitu segala aktivitas kehidupan tetaplah sebagaimana mestinya. Sebagai umat beragama, segala-galanya akhirnya kita kembalikan juga kepada-Nya. Mungkin ini musibah, azab-Nya atau sekadar memperingatkan kita bangsa dengan kebanggaan Pancasila . 

Dalam situasi covid masih menghimpit peringatan Israk-Mikraj 1443 yang di kalender jatuh pada Senin (28/02/2022) ini tidak termasuk hari terjepit. Senin adalah awal pekan yang lazimnya kita memulai pekerjaan di sekolah atau di kantor. Tapi hari ini kita libur. Libur Nasional. Kita libur untuk kesempatan melaksanakan peringatan berkaitan keimanan. Israk-Mikraj. Kisah Israk-Mikraj adalah kisah iman yang kokoh dan subur. Hanya iman yang melekat yang akan lekat keyakinan juga seumpama amanat. Memperingati Israk-Mikraj di era covid begini semakin perlu keteguhan keimanan.

Bahwa Peringatan Israk-Mikraj sudah menjadi peringatan utama bagi kita (muslim) Indonesia pun sudah sama-sama dimaklumi dan diyakini. Satu hal penting bagi kita bahwa pada kejadian dan peringatan Israk-Mikraj ini ada banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil. Tentu saja disesuaikan juga dengan kondisi terkini, termasuk pandemi Covid-19 yang hingga hari ini masih bersama kita. Kita harus memperingatinya bersama covid yang masih terus mengintip. 

Analogi berbagai cobaan yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw sebelum peristiwa Isra Mikraj, yang merupakan ujian untuk meningkatkan keimanan dapat pula kita kenang dan aplikasikan saat ini. Artinya covid ini pun adalah sebagai cobaan kita untuk meningkatkan kualitas keimanan kepada Allah Swt. Kita memperingati peristiwa bersejarah yang memerlukan iman kita, di sisi lain sekaligus kita dicoba dengan hadirnya virus sudah begitu lama. Tanpa iman boleh jadi kita akan keliru menerima kehadiran covid-19 ini.

Satu kata yang harus kita sepakati adalah bahwa peringatan Israk-Mikraj tahun 1443 bersamaan tahun 2022 ini adalah peringatan yang harus menerima keberadaan covid-19 ini juga. Itu berarti peringatannya tetap khidmat dilakukan sementara protokol kesehatannya juga tetap ketat dilaksanakan. Tidak mudah, tapi itulah cobaannya.

Di bagian ujung ini jika kita berharap momentum Isra Mikraj ini kita jadikan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt, sekaligus untuk meningkatkan amaliah ibadah yang sifatnya mahdhah dan ghairu mahdhah agar seimbang antara keimanan dan pikiran, tentu saja itu tidak berlebihan.  Peringatan Israk-Mukraj yang begitu spektakuler kejadiannya di pikiran manusia hanya akan dapat diterima jika pikiran itu disejalankan dengan keimanan. Lalu harapan lainnya, kiranya kekuatan iman itu sekaligus menjadi penguat usaha dan ikhtiar kita untuk berusaha memerangi virus covid, maka peringatan Israk-Mikraj tahun benar-beanr menjadi peringatan terbaik bagi kita, bangsa Indonesia. Semoga.***

26 Feb 2022

Info Imam dan Dai Asal Indonesia di UEA

Info Imam dan Dai Asal Indonesia di UEA


BERITA ini dishare ulang dari berita berjudul Imam Masjid Asal Indonesia Dipuji Otoritas UEA yang dimuat laman hajinews.id hari Kamis (24/02/2022) kemarin. Merujuk berita yang ditulis oleh Sitha, itu dijelaskan bahwa otoritas Uni Emirat Arab (UEA) mengapresiasi imam masjid asal Indonesia yang saat ini bertugas di UEA. Hal ini diungkapkan Direktur Urusan Dakwah Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf UEA, Abdurrahman Al-Syamisi dalam Konsultasi Kerjasama Bilateral RI-UEA yang dilaksanakan secara virtual pada Rabu (23/2/2022).

Sebagai bangsa Indonesia kita tentu saja bangga dengan berita itu. Salah satau pernyataan pada berita itu mengatakan begini, “Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama yang berhasil merekrut dan mengirim imam masjid ke Abu Dhabi, UEA,” begitu kutipan dari berita itu.

Al-Syamisi menjelaskan, imam masjid asal Indonesia tidak hanya memiliki kualitas bacaan yang bagus dan benar. Imam masjid yang diseleksi secara ketat sebanyak dua kali oleh Kementerian Agama dan Otoritas UEA juga berakhlak baik. Dikatakan bahwa para imam asal Indoesia, itu mempunyai kelebihan positif yang layak untuk diteladani.

Informasi lainnya pada berita yang sama menjelaskan bahwa Indonesia (Kemenag) menyiapkan 50 orang dai yang terdiri dari 25 dai dari Kementerian Agama dan 25 dai dari Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam untuk mengikuti pelatihan di UEA. Mereka akan melengkapi keberadaan imam yang sudah ada di sana.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Agama Ditjen Bimas Islam terus melakukan kerja sama bilateral dengan Otoritas UEA. Selain kerja sama yang sudah terjalin seperti pengiriman imam masjid ke UEA, kedua negara merencanakan kerja sama lain berupa pengiriman dai. Dengan begitu nantinya, di satu sisi para imam dan dai asal Indonesia berkesempatan membuktikan kepiawaiannya, sementara di sisi lain artinya program ini akan menyerap tenaga kerja asal Indonesia di UEA. Semoga saja terus aman dan lancar.***

24 Feb 2022

Sifat dan Sikap Pembakar Pahala, Jauhilah

Sifat dan Sikap Pembakar Pahala, Jauhilah


MENGACU kepada salah satu hadits Nabi perihal sifat dan sikap jelek yang ditampilkan manusia, ada banyak sikap jelek yang diingatkan untuk dihindari. Sikap takabbur dan sombong, misalnya adalah salah satunya. Selain itu sikap suka mengganggu atau dengki juga merupakan sikap yang jelek. Jeleknya itu adalah karena akan merusak nilai-nilai ibadah kita. Ibadah yang dimaksudkan untuk mendapatkan pahala, tapi pahalanya menguap atau hilang begitu saja oleh sikap dan sifat itu. Pahala yang ada malah terbakar. Sejatinya dosa yang mesti dibakar.

Setidak-tidaknya ada dua sikap atau tindakan yang dapat merusak atau membakar pahala ibadah yang kita lakukan. Tersebab tindakan itu maka pahala ibadah yang dijanjikan Allah akan hilang dan menguap begitu saja. Pahala kita akan lenyap dan akan menjadi sia-sia. Itulah dengki dan sombong. Mengapa pahala bisa terbang atau hilang? Dalam hadits yang maknanya sebagai berikut,

“Tidak akan masuk syurga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi kesombongan.” Lalu seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya laki-laki menyukai apabila baju dan sandalnya bagus. Apakah ini termasuk kesombongan?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu bagus. Menyukai yang bagus. Kesombongan itu menolak kebenaran dan meremehkan manusia (lainnya).” (Riwayat. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud), Nabi dengan jelas mengatakan bahwa sombong dalam arti menolak kebenaran dan merendahkan orang lain adalah sikap yang akan merusak pahala kita. Inilah pembakar pahala yang harus dijauhi.


Mari kita ulang ulas dua sikap dan sifat manusia yang dengan mudah merusak pahala, yaitu:

1. Dengki;

Pada hadits lain dikatakan bahwa riya’ aalah sikap yang dapat membakar pahala. Tapi ada hal lain yang akan membakar habis amalan yang kita lakukan bagaikan api membakar daun kering, yaitu sikap dengki. Dikatakan, meskipun kita rajin shalat, sering berpuasa, sudah haji dan berkali-kali umroh namun jika di dalam hati kita terdapat sifat dengki maka amalan kebaikan yang pernah dilakukan akan terbakar habis. Dengki artinya selalu membuat situasi tidak baik bagi orang lain. Demi keuntungan pribadi tidak segan-segan melakukan perbuatan curang kepada orang lain, artinya itulah dengki.

2. Takabbur.

Sifat takabbur ini merupakan sifat yang dapat menghancurkan amalan kebaikan kita. Bahkan termasuk menghancurkan orang yang takabbur itu sendiri. Meskipun kita banyak melakukan amalan baik kepada Allah dan makhluk lain kedudukannya akan lebih buruk dibandingkan orang yang banyak melakukan maksiat dan dosa tetapi kemudian ia bertaubat kepada Allah. Nah, lho sungguh mengerikan.

Justru seorang pendosa yang bertaubat kepada Allah walaupun amalan kebaikan yang dilakukannya tidak banyak ia akan mendapatkan kebaikan yang luar biasa dari Allah Ta’ala. Itu janji seperti salah satu firmannya di albaqoroh (222) yang bermakna, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” Artinya kita tidak bisa membanggakan aneka ibadah kita yang banyak tapi bersikap sombong atau takabbur. Nauzubillah.

Dari catatan singkat itu dapat kita pahami bahwa sifat dan sikap dengki dan takabbur wajib dijauhi agar setiap amalan kebaikan yang telah kita lakukan tidak menjadi sia-sia. Sesungguhnya amalan yang sedikit tetapi dilakukan dengan ikhlas semata karena Allah akan lebih disukai Allah dibandingkan amalan yang banyak tetapi dengan kebaikan yang dilakukannya justeru membuat diri kita sombong. Nauzubillah.***.

22 Feb 2022

Mari Berzikir dengan Kalimat La Ilaha Illallah

Mari Berzikir dengan Kalimat La Ilaha Illallah


SEBAGAI muslim kita tahu bahwa kalimat La Ilaha Illallah adalah kalimat pertama yang kita ucapkan atau diucapkan oleh orang tua kita ke telinga kita sebagai bukti kita adalah seorang muslim. Kalimat itu kita sebut sebagai kalimat Tauhid yang bermakna Tiada Tuhan Selain Allah. Pengakuan pokok yang menjadi dasar kita disebut sebagai muslim beriman.
 
Lebih dari itu kalimat La Ilaha Illallah adalah kalimat yang paling utama dan merupakan zikir yang utama dalam agama kita. Sebagai kalimat Tauhid yang mengandung makna Tiada Tuhan Selain Allah, itu berarti sesuatu hal penting dalam status kita sebagai hamba Allah menjadi pertaruhan. Tidak bisa bermain-main dengan kalimat inni.

Berdasarkan penjelasan Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebagaiana disampaikan oleh H Mawardi AS, yang dikutip harian Tribun, disebutkan bawah di dalam Al – Quran perintah berdzikir diungkapkan oleh Allah dalam jumlah yang banyak. Berkali-kali Allah mengatakannya dan pada umumnya muncul dalam tiga redaksi. (hajinews.id, 21/02/2022). Ketiga redaksi tersebut aalah, 1) “Dan sebutlah nama Tuhanmu.” (Al-Insan, 76:25); 2) "Dan sebutlah Tuhanmu." (Ali Imran, 3:41), dan 3) "Dan sebutlah Allah." (Al-Anfal, 8:45 atau Al-Jumu’ah 62:10).

Menurut para ulama, berdzikir itu dapat dilakukan dengan berbagai lafal yang ma’tsur dari hadis-hadis Nabi seperti kalimah subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar, la ilaha illallah, istighfar, salawat, al-asma al-husna, membaca ayat-ayat suci al-Quran, dan lain sebagainya. Hanya saja, lafal dzikir yang paling utama dan paling agung adalah al-nafy wa al-itsbat (nafi-isbat), yaitu ungkapan la ilaha illallah ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’. Itu dengan mengacu kepada hadits-hadits Nabi.

Sementara itu pada hadits lainnya Nabi Saw mengatakan: “Allah benar-benar mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan la ilaha illallah semata-mata mengharap ridha-Nya” (Shahih al-Bukhari, I: 164, V: 2063). Di samping itu, keutamaan dzikir ini dapat dipahami dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam-imam hadis lainnya:

Kata Nabi, “Orang yang paling berbahagia dengan syafaat ku di Hari Kiamat kelak adalah orang yang berdzikir dengan la ilaha illallah secara murni dari kalbu atau jiwanya.” (Shahih al-Bukhari, I: 49, V: 2402). Lafal dzikir nafi isbat dipilih dan dilazimkan oleh ahli thariqah naqsyabandiyah sebagai lafal dzikir yang paling dominan.

Masih kata Rasulullah Saw,”(Kalimat) paling utama yang aku (Rasulullah) dan para nabi sebelumku adalah “La ilaha Illallah.” Jadi, kalimat inilah yang akan dinilai tertinggi oleh Allah sebagai sebuah kalimat zikir. Menurut Imam al-Qusyairi, zikir kalimat tauhid pada setiap pagi sebanyak 1.000 kali dalam kondisi bersuci akan mempermudah membuka pintu rezeki. 
 
Tanpa mengecilkan kalimat-kalimat thoyib lainnya, kalimat la ilaha illallah sejatinya adalah kalimat zikir yang terbaik yang harus kita ucapkan selalu. Nabi juga sudah menegaskan bahwa jika kalimat tauhid ini yang diucapkan pada nafas terakhir seorang hamba, maka syurgalah tempat terbaiknya. Semoga kita mendapatkannya.***

14 Feb 2022

Info Kegiatan MTP IPHI Kundur: One Day One Juz

Info Kegiatan MTP IPHI Kundur: One Day One Juz


Catatan Oleh : Hj. Yulita Muaz.


Bismillahirrahmanirrahim. Sebanyak 30 orang ibu-ibu hajah dari MTP (Majelis Taklim Perempuan) IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Kundur bergabung dalam kegiatan membaca ayat suci Alqur'an, One Day One Juz, Satu hari Satu Juz. One day one juz merupakan kelompok yang dibentuk untuk mempermudah ibu-ibu hajah. agar dapat membiasakan membaca Alqur'an 1 (satu) juz setiap harinya.

Kegiatan ini merupakan kegiatan membaca Alqur'an , yang dibaca satu orang satu juz satu hari, dipandu oleh seorang admin yang memberi informasi melalui WA, juz mana yang akan dibacanya. Dari tiga puluh orang yang tergabung dibuatlah urutan nomor dan namanya, dari nomor 1 sampai nomor 30. Artinya yang namanya tertulis di nomer 1 berarti membaca juz 1. sedangkan no 2  membaca juz 2. hari berkutnya yang membaca juz satu, membaca juz 2 dan seterusnya.

Setelah selesai membaca Alqur'an, 1 juz dalam jangka waktu 24 jam, peserta membuat tanda di nomor
namanya. Bagi yang kebagian juz 30, selesai membaca ,  dilanjutkan membaca doa' khatam Qur'an. Begitulah yang dilakukan MTP IPHI Kundur dalam usaha meningkatkan kualitas bacaan alquran masing-masing.

Dalam kegiatan ini ibu" hajah yang tergabung di One day One juz, setiap satu bulan setiap individu, sudah qatam Qur'an, dalam satu tahun, sudah mengqatamkan Qur'an sebanyak 12 kali.
Secara umum ibu" hajah sebanyak 30 orang menyelesaikan bacaan  Qur'an sebanyak 30 juz setiap hari. Masya Allah.

Ketika berdialog dengan ibu-ibu hajah, awalnya memang terasa berat. malas, ngantuk dan banyak godaan,  karna sudah  merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dan dilaksanakan membacanya, akhirnya  menjadi kebutuhan. tetasa sekali ada yang kurang kalau tidak membaca Alqur'an.

Bersukur sekali bagi ibu-ibu hajah yang tergabung dalam One Day One Juz, secara nyata membaca ayat suci Alqur'an setiap hari. Tekhniknya macam-macam, ada langsung baca satu juz, ada setengah juz baca habis sholat Magrib  dan setengah jus habis sholat Subuh dan ada juga baca 2 halaman setelah selesai menunaikan sholat 5 waktu. Alhamdulillah.

Dari pengalaman pribadi dari masing" individu, setelah sekian lama membaca Alqur'an, membuat hati tenang,  tenteram dan damai. Rasanya hidup ini jauh dari masalah, dunia terasa lapang, hidup ini terasa indah.  Sekarang membaca Alqur'an, bukan lagi sebagai paksaan, tapi sudah merupakan kebutuhan

Tanjungbatu 13 Februari 2022.

12 Feb 2022

Sembari Puasa Iringi Amal Lainnya

Sembari Puasa Iringi Amal Lainnya




JUMAT berkah, mari mencari berkah. Hari mulia diantara hari-hari yang ada. Mari bincangkan sedikit tentang bulan mulia pula. Rajab 1443 yang sudah bersama kita sejak awal Februari 2022 lalu layak kita ulang baca kemuliaannya. Sebagai salah satu bulan dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah, tidak berlebihan kita kenang ulang beberapa ibadah yang perlu tetap dilaksanakan di bulan ini.

Banyak buku dan tulisan mengulas perihal amalan-amalan yang baik untuk diamalkan pada bulan Rajab. Dengan sandaran alquran dan hadits para ulama dan cendekiawan muslim saling berbagi informasi tentang beberapa amalan yang baik untuk diamalkan. Dalam ccatatan berjudul '4 Amalan saat Puasa Rajab, Lakukan Amalan Ini Sambil Berpuasa untuk Menambah Keberkahan di Bulan Rajab' yang diposting di laman suara.com (https://www.suara.com/news/2022/02/04/194617...) Jumat (04/02/2022) pekan lalu diingatkan kepada kita setidak-tidaknya ada empat amalan yang sejatinya kita amalkan.

Tulisan dengan kontributor Muhammad Zuhdi Hidayat, itu mengingatkan kembali kepada tentang empat amalan yang sebaiknya memang kita amalkan pada bulan ini. Sebagaimana sebagian kita sudah memahami bahwa bulan Rajab merupakan salah satu bulan dimuliakan Allah diantara empat bulan yang dimuliakannya. Di bulan ini pula ada berbagai amalan yang Allah janjikan pahalnya berlipat ganda. Sebutlah misalnya, mengerjakan puasa, membaca dzikir, bersedekah, memperbanyak sholawat, sholat sunnah dan berbagai ibadah sunnah lainnya. 

Puasa Rajab adalah salah satu amalan yang memiliki pahala yang besar yang ada di bulan Rajab. Puasa Rajab dapat kita kerjakan mulai dari tanggal 1 hingga 10 Rajab selain tentu saja puasa sunah Senin-Kamis, Puasa Ayyamul Bidh dan puasa Puasa qadha. Mengutip catatan suara.com di atas berikut empat amalan yang sebaiknya kita laksanakan dalam bulan mulia ini.

1. Memperbanyak Membaca Sholawat;

Selain berpuasa sebaiknya kita juga memperbanyak sholawat pada bulan Rajab ini.  Sholawat kepada nabi dapat dilaksanakan kapan saja baik pagi, siang, sore maupun malam. Doa harapan akan mendapatkan kemulaiaan dan keberkahan  Rajab selalu kita bacakan. “Allahuma barik lana fi rajaba wasya'bana waballighna ramadlana,” misalnya addalah doa yang harusnya selalu kita baca sehabis solat.

2. Memperbanyak Zikir kepada Allah Swt;

Amalan saat puasa Rajab yang dianjurkan untuk diperbanyak adalah membaca dzikir dan istighfar kepada Allah Swt. Kepada kita sudah diajarkan bahwa Allah senantiasa akan mempermudah setiap urusan hambanya dan mengangkat segala kesulitan yang dialami serta menghapus dosa-dosa di masa lalu, ketika hamba-Nya itu berusaha mendapatkannya. Berusaha artinya mengamalkan berbagai amalan yang baik itu.

3. Bersedekah;

Bersedekah di bulan haram dapat mengantarkan kita untuk mendapatkan pahala dan ridho dari Allah Swt. Sedekah dapat menjaminkan umat muslim mendapatkan bahagia dunia dan akhirat serta mendapatkan khusnul khotimah. Allah Swt juga akan melipatgandakan rezeki dan pahala bagi orang bersedekah.

4. Sholat Malam;

Memasuki bulan Rajab, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak sholat sunnah seperti sholat sunnah rajab. Sholat sunnah rajab memiliki 10 rakaat dengan salam setiap dua rakaat. Berikut niat sholat sunnah rajab yang dapat dikerjakan.

Sesungguhnya ada banyak amalan lainnya yang juga dapat kita amalkan sebagai bentuk memuliakan bulan Rajab sekaligus mengambil manfaat untuk diri kita. Semoga Allah memberkahi setiap tindakan dan perbuatan ibadah kita serta mengabulkan doa-doa kita.***

10 Feb 2022

Penyakit Hati, Obatnya Minta Ampun

Penyakit Hati, Obatnya Minta Ampun



PENYAKIT hati secara harpiah berarti organ tubuh yang disebut hati, itu dalam keadaan tidak sehat. Entah terkena tumor, pembengkakan dan lain sebagainya. Tapi makna penyakit hati lainnya adalah keadaan perasaan dan atau kebiasaan seseorang dalam bertindak yang disebabkan oleh perasaan hatinya. Keadaan seperti itu lebih mengarah kepada sikap.

Sikap atau perbuatan dengki, membenci, tidak suka kepada orang lain, mengganggu dan lainnya dapat disebut sebagai penyakit hati. Penyakit hati di sini tidaklah penyakit secara pisik tapi lebih kepada non pisik atau disebut juga dengan psychis. Penyakit non pisik itu pula yang disebut Allah dalam alquran, Surah At-Taubah ayat 125 yang dalam Bahasa Indonesianya berbunyi, “Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir."

Mengutip tulisan berjudul Hikmah Malam : 4 Penyakit Hati yang Terlalu Dianggap Biasa Padahal Dosa yang diposting di laman hajinews.id hari Senin (07/02/2022) lalu, saya ingin kembali berbagi informasi yang sudah dishare haijnews.id itu. Dengan mengutip seorang ulama, Uwes Al-Qorni dalam buku 60 Penyakit Hati, berikut kita ulang baca 5 (lima) penyakit hati yang boleh jadi dianggap sepele pada hal dapat memupuk dosa kita.

1. Membatalkan Janji Tanpa Sebab;

Tidak jarang ada diantara kita yang sudah melakukan janji namun tiba-tiba membatalkan secara sepihak tanpa pemberitahuan atau persetujuan orang yang dibuat janji. Tentu dengan alasan yang tidak jelas, bukan karena sakit atau penyebab lain yang bisa dipahami keduanya.

Sikap ini sangat tidak diperbolehkan untuk dimiliki seorang muslimah karena beberapa sebab, yakni, Pertama, secara materi sikap itu akan merugikan orang lain, terutama jika ia membawahi orang lain. Akan banyak orang yang dirugikan. Kedua, secara moral, sikap seperti itu akan menghilangkan kepercayaan orang lain. Ketiga, pelakunya akan dikenal sebagai tukang membatalkan janji (ghadir), baik di dunia maupun di akhirat.

Dalam salah satu hadits dikatakan, “Setiap orang yang suka membatalkan janjinya pada hari kiamat akan memikul bendera di bagian belakangnya (sebagai tanda atas perbuatannya di dunia) yang akan ditinggikan sesuai dengan kadar pembatalannya.” (HR. Muslim).

2. Senang Dipuji;

Sebagai manusia biasa, boleh jadi kita suka dipuji. Namun, rasa senang dan mencintai pujian dari orang lain nyatanya akan berbahaya jika sudah berlebihan. Biasanya kita akan lupa dengan kelemahan diri dan malah menjadi pribadi sombong. Rasa ini timbul perlahan disebabkan oleh rasa bangga dengan mendapat pujian. Dari sini pula kita akhirnya cenderung mengejar dunia secara tidak disadari. Di sinilah dosa akan mulai menggerogoti diri kita.

3. Gengsi;

Gengsi atau disebut juga dengan istilah waqahah, yaitu kecenderungan menjauhi aturan agama dengan tidak mau melakukannya karena mengkhawatirkan harga diri atau martabatnya akan jatuh. Penyakit waqahah bisa terjadi saat kita merasa malu berjalan dengan orang yang kita anggap dibawah kita seumpama orang fakir-miskin. Atau enggan melakukan pekerjaan yang dipandang olehnya bertaraf rendah seperti gotong-royong bersama masyarakat, membantu orang susah dan lainnya. Sifat ini biasanya diiringi pula oleh keraguan kebenaran agama.

4. Keras Kepala;

Keras kepala bisa timbul karena menolak kebenaran dan nasihat yang datang kepada seseorang yang dianggap tidak setaraf. Disisi lain sebenarnya ia mengetahui dan mengakui kebenarannya, namun enggan menerimanya. Dari penyakit gengsi bisa pula menular menjadi penyakit 'keras kepala' yang tidak mau menerima kebenaran dari orang lain.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman akan menerima kebenaran dari mana dan dari siapapun datangnya. Karena di antara hikmah keimanan adalah adanya pengakuan dan menerima yang direalisasikan dalam amal saleh. Jadi, tidak pada tempatnya kita keras kepala atau orang menyebut dengan keras hati secara tidak benar. Kita harus yakin bahwa jika kita memiliki sifat ini, bisa saja jatuhnya ke kekufuran terhadap kebenaran-Nya.

5. Berpikir Sempit;

Orang yang berpikiran sempit akan sulit melihat kebaikan di tengah musibah yang tengah menimpanya. Juga tidak dapat menemukan kebenaran diantara kesalahan yang ada. Ia juga cenderung akan sellau melihat sisi buruk orang lain dan mengarah kepada suudzhon atau selalu berprasangka buruk kepada orang lain.  Pikiran sempit cenderung membenarkan diri sendiri. Tidak mempertimbangkan kebernaran dari orang lain. Ini sangat berbahaya.

Tentu saja ada banyak penyakit hati yang mesti kita waspadai. Celakanya, penyakit hati ini tidak mudah diketahui orang lain bahkan oleh diri sendiri. Tapi Allah pasti mencatat itu semua meskipun kita tidak mengetahui penyakit itu ada pada diri kita. Nauzubillah. Jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah penyakit hati, itu adalah dengan bertobat. Kita minta ampun atas segala kekeliruan kita.***
Juga di mrasyidnur.gurusiana.id


4 Feb 2022

Dua Ribu Hafizh-Hafizhoh Bukukan Rekor Muri (Menuju Pujian Allah)

Dua Ribu Hafizh-Hafizhoh Bukukan Rekor Muri (Menuju Pujian Allah)


BEBERAPA media mewartakan perihal raihan rekor Muri (Museum Rekor-Dunia Indonesia) di bidang hafizh-hafizhoh (penghapal alquran) oleh para santri dalam beberapa hari ini. Di laman jabarprov.go.id (31/01/2022) misalnya, ada judul berita Gubernur Ridwan Kamil Wisuda 2.000 Penghapal Alquran yang mewartakan 2.000-an orang hafizh-hafizhoh diwisuda oleh Gubernur Jawa Barat itu. Berita yang sama, dengan mengutip islampos diberitakan juga oleh hajinews.id hari Rabu (02/02/2022) kemarin dalam judul berita Masya Allah, Jawa Barat Raih Rekor Muri Wisuda Hafidz Quran Terbanyak yang memberitakan informasi yang sama.

Bagi kita (muslim) tentu saja ini satu berita motivasi penuh arti. Setidak-tidaknya ada dua hal yang membuat kita bangga, bahagia sekaligus termotivasi membacanya. Pertama tercatatnya kesuksesan ini dalam Buku Muri. Artinya selama ini belum pernah ada tercatat wisuda hafizh-hafizhoh sebanyak yang diwisuda oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil itu. Kedua, bertambahnya jumlah penghapal alquran di Negeri dengan penduduk muslim terbanyak di dunia itu.
 
Dengan menghapal alquran sebanyak 30 juz (6.000-an ayat) tentu saja ini adalah prestasi istimewa. Tidaklah mudah menghapal alquran yang begitu banyak jumlah ayatnya. Seperti kita baca di banyak media, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mewisuda sebanyak dua ribu orang penghafal Al-Qur’an di daerah Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Para hafidz Quran 30 juz ini merupakan peserta dalam program satu desa satu hafidz atau Sadesha yang selama ini sudah diprogramkan oleh Pemda Jabar.

Satu pesan gubernur dalam acara wisuda itu, mengatakan bahwa untuk persoalan keagamaan seperti ini tidak perlu mencari pujian. Tapi jika ada yang memberi penghargaan atas pencapaian ini maka perlu disyukuri. Artinya, menjadi penghafal alquran tidaklah karena ingin mendapatkan pujian dari manusia. Allah sudah menjanjikan akan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada hamab-Nya yang membaca alquran. Apalagi mampu menghafalnya dengan baik. Dengan banyaknya penghafal alquran maka jaminan akan tetap terpeliharanya kemurnian alquran akan tetap terjaga.

Para hafizh-hafizhoh alquran yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat telah menyebar motivasi yang hebat bagi semua orang (muslim) untuk terus bersemangat membaca sekaligus menghafal alquran. Kata Pak Gubernur, mereka merupakan peserta program Sadesha Jawa Barat, yang nantinya akan disebar ke berbagai desa untuk menjadikan anak-anak di desa penghafal Al-Qur’an se-Jawa Barat. Klop, mereka akan menajdi pemotivasi orang-orang desa menuju pujian tertinggi dari Allah. 
 
Rekor Muri yang diraih hanyalah pujian manusia yang harus disyukur, tapi pujian Allah jauh lebih penting dan lebih mulia yang sudah menanti. Semoga berita ini memantik seluruh umat di Negeri ini untuk terus membaca dan menghafal serta memahmi kitab suci ini. Semoga.***
Juga diposting di mrasyidnur.gurusiana.id