Catatan Mohd. Nasruddin
Ust.Monas
Hubungi 081266557203
Bagi yang mau umroh ramadhan atau bulan normal atau haji furoda, harga murah, fasilitas mewah
Bagi kita masyarakat, yang utama dari semua itu adalah bagaimana kita menjaga kebersamaan, apersatuan, persaudaraan dan segala sesuatu yang bertujuan untuk menyatukan kita. Kita jauh sikap yang mengarah ke perpecahan dan sejenisnya.***
Penyakit gagal ginjal adalah salah satu penyakit yang cukup banyak diderita orang. Sebagai salah satu organ vital dalam tubuh ginjal begitu penting perannya dalam kehidupan kita. Maka memelihara dan merawat ginjal menjadi hal sangat penting dalam kehidupan kita. Bagaimana memelihara dan merawat ginjal, adalah hal penting untuk kita pahami. Dalam tulisan berjudul Cukup Lakukan 1 Hal Ini! Gagal Ginjal Bakal Sembuh Total, Tanpa Cuci Darah Seumur Hidup yang dimuat di laman hajinews.id pada hari Kamis (10/03/2022) kemarin dijelaskan bagaimana sebaiknya kita merawat ginjal kita.
Bintang utama webinar malam ini adalah Bapak Dr. Hadiyan, seorang dosen di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Buku belyaulah yang dibedah, malam ini. Dan buku itu sangat istimewa karena berupa hasil penelitian dan kajian balyau yang dipertahankan saat meraih gelar doktor. Lalu bintang keduanya adalah Bapak Prof. Zainun Kamaluddin Fakih, guru besar di Perguruan Tinggi yang sama. Pak Prof ini bertindak sebagai pembahas buku Pak Doktor Hadiyan. Dan untuk diketahui, belyau pula yang menjadi pembimbing tesis ini. Luar biasa. Selain dua bintang ini juga ada bintang lain, Pak Thamrin Dahlan, Founder YPTD yang malam ini bertindak sebagai moderator dan Ibu Chrisma Nainggolan yang bertindak sebagai host webinar.
Kata Bu Chrisma dalam repostasenya, secara umum, kita lebih suka membaca buku-buku ringan, seperti cerbung, novel kekinian, dan sebagainya. Kening kita akan berkerut ketika dihadapkan pada tulisan ilmiah. Namun sepertinya pendapat saya tersebut dimentahkan oleh DR Hadiyan. Maksud Ibu ini, alam webinar malam ini terbukti para peserta begitu antusias menyimak dan mengikutinya. Tidak ada dahi yang berkerut. Semuanya menikmati karena begitu pentingnya pengetahuan yang ada dalam buku itu.
Ada catatan menarik di sini. Konon, ketika Pak Hadiyan akan menyelesaikan studi S3, pihak kampus memberikan syarat akhir, yaitu disertasi harus diubah menjadi buku. Maka, sebagai seorang akademisi yang selama ini menekuni literasi, hal itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Doktor ini. Karena itulah maka disertasi ini akhirnya menjadi buku dan diterbitkan oleh YPTD. YPTD pula yang membedahnya malam ini agar semua orang memahami dan boleh jadi tertarik dengan isi buku ini.
Buku Pak Doktor ini berjudul ‘Tafsir Mu’tazilah’ yang memuat beberapa hal pokok, antara lain,
1. Tafsir Mu’tazilah;
2. Mengenal al-Kashshaf dan al-Zamakhshari;
3. I’jaz dan Munasabah Al Qur’an;
4. Munasabah Al Qur’an dalam Tafsir al- Kashshaf;
5. Pergeseran Makna al-I’jaz Al Qur’an dalam Tafsir Mu’tazilah.
Data itu dari tulisan teman kita itu tadi. Bagi kita yang belum secara langsung melihat dan membuka bukunya, tentu saja masih menjadi pertanyaan apakah masih ada bagian-bagian lain yang dibahas di dalamnya. Pastinya, dari uraian dan pembahasan yang tampil dalam webinar ini dapat dipastikan betapa pentingnya buku ini bagi kita. Terungkap dalam webinar, dengan bahasa yang sangat mudah Pak Dr. Hadiyan menjelaskan bab demi bab secara baik meskipun hanya singkat-singkat saja.
Saat pembahasan oleh 'pembedah buku', Pak Prof. Zainun Kamaluddin Fakih peserta webinar semakin memahami bagaimana dan seperti apa isi buku ini. Kata Pak Prof, dalam usaha membahas Tafsir Mu’tazilah, sebagai materi dalam buku ini sangat diperlukan kehati-hatian kita. Tujuannya supaya kita tidak terjebak pada sikap pragmatisme. Begitu salah satu pernyataan Pak Prof dalam pembahasannya. Bagaimanapun pemahaman kepada Tafsir Mu’tazilah agak berbeda dengan pemahaman secara umum. "Diperlukan akal dan pikiran," katanya.
Salah satu pernyataan sekaligus sebagai penjelasan Pak Prof. Zainun, dia mengatakan, bahwa Allah itu memberikan petunjuk bagi manusia supaya mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Setiap perbuatan baik akan diganjar dengan kebaikan, sebaliknya setiap keburukan juga akan diganjar dengan keburukan atau dosa. Jika begitu, kita sebagai manusia, hamba Allah tinggal memilih apakah menjadi sosok yang ta’at atau menjadi orang yang ingkar. Akal pikiran kita akan memutuskannya.
Prof. Zainun juga mengingatkan bahwa kewajiban amar ma’ruf nahi munkar sudah ditetapkan Allah. Inilah yang menjadi landasan Mu’tazilah. Dan kita juga harus memahami hubungan antara Surah dan Asbabun Nuzul dari satu ayat yang pada hakikatnya dapat dipahami dari konteks sosial, budaya atau politik dalam masyarakat.
Ada pesan khusus disampaikan oleh Pak Zainun adalah bahwa untuk menjadi ahli tafsir, kita wajib menguasai bahasa Arab. Kenapa? Karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Mustahil kita memahami makna baik secara mantik maupun secara logika, apa yang terdapat dalam setiap ayat alquran. Perlu dan wajib bagi orang yang ingin menjadi ahli tafsir untuk menguasai Bahasa Arab.
Saya ingin mengatakan bahwa webinar malam ini memang terasa istimewa. Itu jika dilihat dari sisi materi atau buku yang dibedah. Buku ini bermateri sangat berat. Belum tentu akan disukai oleh sebagian besar orang. Namun, seperti dijelaskan di depan tadi, ternyata peserta webinar sangatlah antusias mengikutinya. Semoga nanti kita berkesempatan memiliki dan membaca buku ini.***
Untuk informasi ada dua judul buku M. Rasyid Nur yang diterbitkan oleh dua penerbit yang berbeda. Pertama buku dalam bentuk kumpulan cerpen berjudul Duka Cinta di Awal Cita, Kumpulan Cerpen Tercecer Remaja; pertama diterbitkan oleh Alaf Riau, Pekanbaru (2008 dan 2010) dan selanjutnya diterbitkan oleh Media Guru Indonesia (2019). Tiga kali terbit buku itu kesemuanya mengalami sedikit perbaikan (perubahan) baik jumlah cerpennya maupun covernya. Tiga kali terbit, kesemuanya diterbitkan secara indie atau self publisher saja.
Buku kedua yang diterbitkan dua kali oleh dua penerbit yang berbeda adalah buku Menjadi Guru Ideal Bukan Utopia, Rampai Opini Pendidikan Anggota PGRI yang awalnya diterbitkan oleh UR Pres, Pekanbaru (2013) secara indie dan berikutnya oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Kepri (2015) dengan biaya dari lembaga ini. Penulisnya juga diberi hak royalti oleh BPAD atas penerbitan kedua ini.
Buku lainnya diterbitkan oleh satu penerbit saja. Dan kesemua buku M. Rasyid Nur diterbitkan secara indie dengan biaya ditanggung oleh penulisnya sendiri, kecuali buku Menjadi Guru Ideal Bukan Utopia, Rampai Opini Pendidikan Anggota PGRI ketika diterbitkan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, Provinsi Kepri itu tadi. Jadi, ketika diterbitkan oleh lembaga milik Pemerintah Kepri (2015) ini penulisnya diberikan semacam royalti dengan jumlah yang lumayan banyak dan tambahan 500 eksemplar buku lainnya yang dapat dijual secara pribadi.
Berikut adalah buku-buku M. Rasyid
Nur yang sudah beredar di tengah-tengah masyarakat.
A. Buku Tunggal (buku solo):
1) DUKA CINTA DI AWAL CITA, Kumpulan Cerpen Tercecer Remaja (Alaf Riau, Sept 2008); (edisi revisi) DUKA CINTA DI AWAL CITA Tujuh Belas Cerpen Remaja (Alaf Riau, Okt 2010); (edisi revisi kedua) DUKA CINTA DI AWAL CITA, Kumpulan Cerpen Remaja Tempo Dulu (Pustaka Media Guru, April 2019);
2) BTB-DK, Budek Tak Budek Dengarlah Kami, Celoteh Ala Kompasianer di Dunia Maya (Leutika Prio, Maret 2011);
3) BAHTERA CINTA BERLAYAR SUDAH, Kisah Nyata Kepergian Isteri Tercinta (Unri Pers, Maret 2012);
4) SISOMBOU SASTRA RIAU, Dari Skripsi yang Terjiplak (Leutika Prio, Maret 2012);
5) MENJADI GURU IDEAL BUKAN UTOPIA, Rampai Opini Pendidikan Anggota PGRI (UR Pres, 2013/ Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2015);
6) MAAFKAN AKU TERSESAT, Antologi Puisi (Pustaka Media Guru, April 2018);
7) BERLIBUR UNTUK BERHIBUR Catatan
Perjalanan Seorang Guru (Pustaka Media Guru, April 2020);
8) SEMANGAT LITERASI UNTUK BERBAGI INSPIRASI (YPTD, September 2021).
B. Buku Antologi (buku
bersama):
1) JOKOWI BUKAN UNTUK PRESIDEN, Kata
Warga tentang DKI-1 (Pt Elex Media Komputindo, 2013 = 42 penulis)
2) SELAMAT DATANG MAS NADIEM, Gagasan Literasi Maju untuk Menteri Baru (Pustaka Media Guru: November 2019 = 74 penulis)
3) SATU DERAP SERIBU GIAT, Guru Penggerak Menjawab (Pustaka Media Guru, Mei 2020 = 123 penulis)
4) THE POWER OF KEPEKSO, Sukses Tantangan Menulis 90 Hari di Gurusiana (Pustaka Media Guru, September 2020 = 212 penulis)
5) LITERASI KELUARGA (Pustaka Media Guru: Oktober 2020 = 123 penulis)
6) PEJUANG LITERASI (Pustaka Media Guru: Oktober 2020 = 123 penulis)
7) Kumpulan Pantun MUTIARA BUDAYA INDONESIA (Perkumpulan Rumah Seni Asnur, Nov 2020 = 359 penulis)
8) LITERASI SEKOLAH (Pustaka Media Guru: Desember 2020 = 123 penulis)
9) GURU INDONESIA MERDEKA BERKARYA (Pustaka Media Guru, Januari 2021 = 150 penulis)
10) Kisah di Balik PANTUN MUTIARA BUDAYA INDONESIA (Perkumpulan Rumah Seni Asnur, Jul 2021 = 99 penulis)
11) JALAN TERANG SANTRI, Antologi Kisah Inspiratif dan Karakter Santri (Media Guru, ...20.. = 29 penulis)
12) PALUNG KERINDUAN Antologi Puisi (Milaz Grafika, September 2021 = 56 penulis)
13) ANTOLOGI 1 YPTD, Sumbangan Pemikiran Sahabat Penulis (YPTD, September 2021 = 40 penulis)
14) DOA UNTUK BANGSA, Antologi Puisi ASEAN (Perruas, November 2021 = 564 penulis)
15) PANTUN PERSAHABATAN (Perruas, November 2021 = 171 penulis)
16) A THOUSAND STANZAS OF LOVE (KMO 2022 = 17 penulis)
Demikianlah sedikit catatan tentang buku-buku karya M. Rasyid Nur yang dapat terdeteksi sampai saat ini. Sesungguhnya masih ada buku lainnya yang pernah terbit namun tidak ditemukan bukunya. Ada buku kumpulan bersama (antologi) dan ada pula kumpula tulisan yang pernah dimuat di kompasiana. Judulnya Budek Tak Budek Dengarkanlah Kami yang diterbitkan oleh Leutikaprio. Buku ini adalah buku solo dengan penerbit indie juga.
Jika diantara pembaca ada yang berminat memiliki buku-buku itu, silakan kontak langsung penulisnya. Jika stoknya masih ada, langsung bisa dikirimkan, sesuai permintaan. Harga buku, standar seperti harga buku lainnya. Ditentukan oleh tebal-tipisnya. Silakan kontak HP 08127094687 atau WA 081261024355. Kedua nomor itu milik penulisnya.***