Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

10 Okt 2022

Ketika Memahami Wawasan Kebangsaan adalah Kewajiban

Ketika Memahami Wawasan Kebangsaan adalah Kewajiban


SEJATINYA pemahaman wawasan kebangsaan dimulai sedari dini. Sejak anak-anak. Bagi setiap orang di Negara Republik Indonesia sudah seharusnya mengerti dan dapat melaksanakan konsep wawasan kebangsan. Dengan fakta masyarakat berbilang kaum, dengan suku-suku yang begitu banyak dan agama yang juga berbeda-beda, harus ada satu nilai sebagai sebuah pandangan untuk menyatukan. Itulah wawasan kebangsaan.

Kewajiban untuk memberikan pencerahan atau penjelasan tentang wawasan kebangsaan tentu saja menjadi kewajiban semua orang. Siapa saja. Ketika seseorang sudah memahami perihal wawasan kebangsaan maka baginya tertanam kewajiban untuk memberikan pencerahan kepada orang lain yang mungkin saja belum memahami atau masih kurang memahami.

Baru-baru ini, tepatnya Senin (03/10/2022) pagi, bertempat di halaman SMPIT (Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu) Darul Mukmin Karimun ada upacara bendera Senin Pagi. Upacara bendera Senin Pagi kali ini menjadi penting dan istimewa karena dihadiri oleh Asisten II Bidang Perekonomian, Dr. Abdullah yang sekaligus bertindak menjadi Pembina Upacara. Utama dan pentingnya acara itu adalah karena misi yang dibawa oleh rombongan.

Hadir pada upacara itu, selain para guru dan siswa sebagai peserta dan pelaksana juga pejabat dari Kesbangpol Kabupaten Karimun dan dari Polres Karimun serta Asisten atas nama Bupati tersebut. Setelah upcara bendera selesai, kegiatan berlanjut ke ruang Graha Azam, Yayasan Darul Mukmin untuk penyampaian materi wawasan kebangsaan. Inilah misi utama itu.

Dalam Apel Bendera Senin Pagi, itu Pak Abdullah menyampaikan beberapa pesan kepada peserta upacara, khususnya kepada para siswa sebagai amanat upacara. Dalam amanatnya, dia memberikan nasihat untuk seluruh siswa dan siswi mengenai pentingnya merealisasikan isi dari Janji Pelajar Islam yang dalam prosesi upacara memang dibacakan oleh siswa. 

Asisten memberikan penekanan kepada salah satu poin, poin ke-3 yang di dalamnya terdapat pesan agar berbakti kepada kedua orang tua dan guru. Dengan komunikasi yang baik antara siswa dan guru atau antara anak dengan orang tua, artinya komunikasi dalam satu keluarga, baik keluarga di sekolah maupun kelaurga di rumah tangga sendiri, berjalan dengan baik dan benar. Hal ini tentu saja akan menajdikan hubungan akan terjalin baik. Hubungan baik itulah cikal-bakal kebersamaan akan terbangun. 

Setelah upacara, rombongan bersama para siswa menuju ke ruang Graha Azam untuk kegiatan penyampaian materi wawasan kebangsaan. Tampak di depan aula itu sebuah spanduk berbunyi, Operasi Bina Kusuma Seligi 2022 Sat Binmas Polres Karimun Tahun 2022. Itu artinya kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan program dari Polres Karimun dan Pemkab Karimun melalui Badan Kesbangpol dalam usaha memberikan pemahaman wawasan kebangsaan. 

Sesungguhnya pemahaman wawasan kebangsaan itu adalah kewajiban pokok bagi setiap warga negara. Kewajiban itu pula yang dijalankan oleh Pemda Kabupaten Karimun bersama Polres Karimun. Dalam setiap kunjungan ke sekolah, penyampaian materi wawasan kebangsaan itu adalah inti pokoknya. Kita sepakat menjadi penting pemberian wawasan kebangsaan itu sejak awal. Sebagai anak-anak calon pengganti generasi para siswa perlu mendapatkan pemahaman wawasan kebangsaan.***

29 Sep 2022

Jangan Percaya, Capres Non Jawa 'Mustahil Tampil'

Jangan Percaya, Capres Non Jawa 'Mustahil Tampil'

Sumber Foto: Google

ISU Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) menjelang akan digelarnya Pilpres tahun 2024 nanti semakin kencang hembusannya. Partai-partai politik beraneka cara bereaksi menyambut akan datangnya Pilpres yang akan disejalankan dengan pemilihan anggota DPR, DPD dan DPRD nantinya. Di media kita baca 'pemilihan serentak' itu akan dilaksanakan KPU pada 14 Februari 2024. Masih satu setengah tahun lebih dari sekarang.

Walaupun menurut kita (masyarakat) masih lama namun tidaklah lama bagi Partai Politik (Parpol). Waktu satu tahun setengah akan datangnya Pilpres itu bukanlah waktu yang lama bagi para politisi.  Kasak-kusuk siapa nama Capres dan atau Cawapres yang akan mereka usung itulah isu yang saat ini memenuhi media. Banyak orang berkomentar banyak juga partai yang sibuk bersiap diri untuk membicarakan dan mengatur strateginya. Kelompok-kelompok yang arahnya akan berkoalisi juga sudah kelihatan  melalui media.

Satu isu yang hangat dibicarakan para elit politik dan partainya adalah tentang siapa yang akan dimajukan nantinya sebagai Capres. Karena sudah tidak ada incumbant alias patahana Capres maka otomatis Capresnya adalah sosok baru. Isu-isu Jokowi akan diusung lagi oleh Parpol dengan segala cara sudah tidak akan ada lagi. Jokowi sudah menyatakan itu. Parpol-parpol yang awal-awal kemarin masih membuat isu, kini sudah senyap.

Tentang isu Capres pendatang baru inilah yang kini semakin santer didengungkan berbagai pihak. Nama-nama seperti Anies Baswedan, Prabowo atau Ginanjar hampir setiap hari memenuhi halaman berita sebagai tiga sosok yang katanya memiliki elektabilitas moncer hingga hari ini. Nama-nama lain sesungguhnya masih banyak yang disebut. Tapi tiga nama ini selalu dikatakan memiliki peluang paling besar berbanding sosok selainnya. Tiga teratas ektabilitas, ya mereka bertiga, kata pengamat.

Lalu kini timbul pula isu bahwa tokoh yang bukan bersuku Jawa tidak akan pernah bisa menjadi presiden di Indonesia. Setidak-tidaknya saat ini. Ramailah komentar, pro-kontra terhadap pernyataan ini. Meskipun itu berbau sukuisme, nyatanya diucapkan oleh seorang tokoh yang terkenal. Dia sebegitu yakin kalau Capres Non Jawa itu mustahil akan terpilih. Banyak yang pro tapi banyak pula yang kontra.
Salah satu tulisan yang menyangkal pernyataan itu dimuat di laman hajinews.id pada hari Sabtu (24/09/2022) lalu dalam judul berita, Soal Capres Jawa-Non Jawa, Buta Sejarah Mengakibatkan Rasisme! Sepertinya penulis catatan ini adalah orang yang tidak sependapat dengan pernyataan bahwa orang bukan suku Jawa tidak akan bisa menjadi presiden. 

Tulisan itu dibuka dengan sebuah pertanyaan, kenapa organisasi kaum terpelajar Jawa, Budi Utomo, yang didirikan 20 Mei 1908, hanya bertahan 10 tahun, dan vakum sekitar 17 tahun? Dengan menyitir  penjelasan Sejarawan Akira Nagazumi di dalam buku “Bangkitnya Nasionalisme Indonesia, Budi Utomo 1908-1918” yang menyimpulkan bahwa penyebab Budi Utomo mandek adalah karena kaum muda intelek yang menjadi penggerak organisasi itu tidak menginginkan Budi Utomo terjebak di dalam etno-nasionalisme sempit, yang bersifat kesukuan. Itulah kesimpulannya.

Secara jelas artikel itu mengingatkan bahwa jika mendefinisikan “Bangsa” dan kriteria kepemimpinan berdasarkan etnis atau kesukuan belaka yang dapat membahayakan persatuan maka organisasi atau sebuah lembaga akan goyah dan tidak akan bertahan lama. Kata Akira Nagazumi, para pelajar itu tidak ingin cara pandang sempit begitu ada dalam organisasi. 

Seajarah mencatat, setelah vakum sejak 1918 organisasi ini akhirnya melebur menjadi Parindra (Partai Indonesia Raya) pada 1935. Sebelum melebur pada 1928 Budi Utomo memperluas azas perjuangannya dengan  melaksanakan cita-cita persatuan Indonesia yang tidak sekadar kesukuan.

Sejarah menjelaskan kepada kita, Parindra yang antara lain digagas dr. Sutomo merupakan hasil fusi organisasi kedaerahan, yang terdiri dari Budi Utomo, Paguyuban Pasundan, Serikat Betawi, Serikat Ambon, Serikat Minahasa, Sumateranen Bond, dan banyak kelompok atau suku lainnya.

Mengutip artikel itu, dikatakan karena itu para tokoh Parindra yang berasal dari berbagai suku dan agama, termasuk pula para tokoh pergerakan kemerdekaan pada umumnya, mengambil peran sebagai public educator dengan membuang jauh sikap rasis, dan memberikan human moral obligation kepada rakyat. Intinya, kebangsaan itu hanya akan lahir dan abadi tanpa membedakan suku dan asal-usul orang. Dengan sikap kebangsaan itu pula akhirnya disepakati dan lahir Sumpah Pemuda, sumpah untuk bersatu dengan menjauhkan pertentangan kesukuan dan kriteria kepemimpinan Jawa-Non Jawa itu. Mustahil, jika saat itu ada sikap Jawa Non Jawa dalam kriteria kepemimpinan mereka akan lahir tekad bersatu yang bernama Sumpah Pemuda.

Jika kini ada lagi yang memunculkan isu Presiden Jawa Non Jawa di tahap masih Capres maka itu berarti cara berpikir kita kembali ke sebelum Sumpah Pemuda 1928 itu. Atau isu ini hanya sekadar untuk memunculkan Capres yang sesuai dengan selera orang tertentu, bukan semata Jawa Non Jawa, boleh jadi ada yang menyimpulkan begitu. Dari sisi politik boleh saja berharap Cepres sesuai selera. Tapi tetap tidak bijak jika masih menyebut kelayakan itu dari sisi suku atau etnis. Oleh karena itu harus dikatakan bahwa Capres Non Jawa tidaklah mustahil untuk tampil. ***

19 Sep 2022

Berbaju Kurung Melayu Tanda Cinta Ke Negeri Melayu

Berbaju Kurung Melayu Tanda Cinta Ke Negeri Melayu


PROVINSI Kepri akan memasuki usia ke-20 pada tahun 2022 ini. Sebagaimana lazimnya setiap tahun akan ada berbagai kegiatan. Baik Pemerintah Provinsi (Pemrov) maupun Pemerintah Kabupaten/ Kota (Pemkab/ Pemko) juga akan melakukan kegiatan di daerah masing-masing sebagai bagian peringatan tersebut. Pemprov sendiri mengeluarkan Pedoman Peringatan HUT (Hari Ulang Tahun) dimaksud.

Selain melaksanakan aneka kegiatan, setiap peringatan HUT Provinsi atau Kabupaten/ Kota, di Provinsi Kepri juga menjadi tradisi pula memakai pakaian khas daerah selama waktu tertentu. Itulah pakaian Melayu, Baju Kurung. Sebagai Negeri Melayu, menggunakan Baju Kurung Melayu pada hari jadinya adalah cara terbaik untuk membuktikan jati diri Melayu itu sendiri.

Mengacu surat Gubernur Kepri bernomor 003.1/2133/B.ADPIM-SET/2022 tanggal 09 September 2022 tentang Pedoman Peringatan Hari Jadi ke-20 Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2022 maka setiap Pemkab/ Pemko akan mengikutinya dengan mengeluarkan semacam surat edaran atau bentuk lain untuk melaksanakan ketentuan yang sudah ditetapkan surat gubernur tersebut. 

Pemkab Karimun, misalnya mengeluarkan Surat Edaran bernomor 100/ TAPEM-SETDA/IX/2490/2022 tanggal 16 September 2022 yang ditujukan kepada pimpinan OPD, Instansi, Lembaga (Pemerintah/ Non Pemerintah), Rumah Sakit dan Perusahaan yang ada di Kabupaten Karimun. Edaran itu berisi antara lain, agar seluruh pegawai atau karyawan di lembaga atau instansinya menggunakan baju kurung Melayu setiap hari pada jam kerja. Surat Edaran Pemkab Karimun meminta memakai baju kurung terhitung dari tanggal 19 s.d. 24 September 2022. Selain itu juga dianjurkan untuk memasang berbagai poster, baliho, spanduk atau yang sejenis dengan tujuan memperingati dan memerinahkan HUT ke-20 Provinsi Kepri.

Semoga saja edaran penggunaan Baju Kurung Melayu ini menambah cinta kita --sebagai anak jati diri Melayu yang bertempat tinggal di Negeri Melayu-- kepada pakaian daerah sendiri. Dengan itu pula semoga baju tradisi daerah ini tetap menjadi kekayaan bangsa kita di Negara yang berbilang suku dan tradisi ini.***
 

15 Sep 2022

Pemilu Tingkat RT Serasa Pemilukada Juga

Pemilu Tingkat RT Serasa Pemilukada Juga


INILAH salah satu pemilihan Ketua RT (Rukun Tetangga) yang cukup menarik. Penuh semangat dan kekompakan antar warga. Kesan hebat ada di sini. Sedari perencanaan dan persiapan kegiatan pemilihan ini sudah mencerminkan kebersamaan masyarakat yang kuat, khususnya di RT ini. Pak RT yang merupakan pimpinan paling ujung dan langsung di tengah-tengah masyarakat adalah pimpinan 'suka-rela' yang tidak semua orang suka menjabatnya.

Pemilihan Umum (Pemilu) untuk memilih Ketua RT di Kelurahan Baran Barat, Kecamatan Meral yang dihelat pada Ahad (11/09/2022) lalu, itu menurut beberapa teman sangatlah mengesankan. Menurut saya juga begitu. Sekadar maklum Pemilu Ketua RT kali ini adalah Ketua RT 01 RW 07 Wonosari. Ketua RT harus dipilih karena Ketua RT 01 saat ini sudah menyatakan mengundurkan diri. 

Harus dimaklumi bahwa pengunduran dirinya bukan karena ada masalah. Sepenuhnya karena merasa sudah terlalu lama menjadi Ketua RT. "Saya sudah 20 tahun menjadi Ketua RT 01. Umur juga sudah 65 tahun. Harus sudah diregenerasi," katanya dalam satu rapat antar beberapa orang tokoh di RT 01 sepuluh hari sebelum Pemilu.

Sesuai hasil rapat Senin (29/08/2022) malam di rumah kediaman Pak Su, Ketua RT yang akan melepaskan jabatan, itu disepakati akan dilaksanakannya Pemilu untuk memilih Ketua RT pengganti dirinya.  Dan Pemilu ini dilaksanakan oleh satu panitia yang ditetapkan oleh Ketua RW (Rukun Warga). 

Setelah panitia mempersiapkan segala sesuatunya, dua orang kandidat calon Ketua RT pun sudah melalui proses seleksi oleh panitia, dilaksanakanlah Pemilu yang melibatkan 120-an penduduk yang berhak untuk memberikan suaranya. Segala persyaratan untuk dipilih dan memilih mengacu kepada ketentuan Pemilukada.

Setelah selesai mencoblos dan dilanjutkan penghitungan suara pemilih didapatkan suara oleh Calon Nomor Urut 1, Prayikto sebanyak 151. Sedangkan kandidat dengan Nomor Urut 2, Muhammad mendapatkan suara sebanyak 65 suara. Dengan demikian, Mas Prayikto yang lebih dikenal dengan sapaan Mas To ditetapkan sebagai pemenang.

Menurut Ketua Panitia Pemilu, Rudi, hasil Pemilu Ketua RT ini akan dilaporkan ke Kelurahan melalui Ketua RT yang sekarang. Jika tidak ada masalah, Mas To akan menjadi Ketua RT 01 Wonosari ke depannya. Semoga saja Wonosari semakin maju dan masyarakatnya tetap kompak.***

12 Sep 2022

Pisah Sambut Ibu Kajari Membuat Harunya Hati

Pisah Sambut Ibu Kajari Membuat Harunya Hati


CATATAN singkat ini tidak sampai hati saya untuk membiarkan tersimpan saja. Walaupun sudah beberapa hari yang lalu catatan ini dibuat saya menganggap tetap perlu saya berbagi apa yang dialami. Inilah tentang acara pisah-sambut Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Karimun. Satu pergi, satunya hadir sebagai pengganti. Pisah sambut itu, antara Ibu  Melinda, SH MH dengan Bapak Firdaus SH MH MM M Kom sebagai Kajari baru.

Pisah Sambut Kajari, seperti juga acara pisah-sambut pejabat tinggi Tingkat Kabupaten di Kabupaten Karimun selalu menyisakan kesan mendalam. Baik bagi yang akan pergi maupun bagi yang ditinggalkan. Ada rasa haru, sedih, gembira juga dan segalanya campur-aduk menjadikan kesan yang mendalam. Selalu ada catatan-catatan indah yang tersisa.

Seperti disampaikan oleh Ibu Melinda, malam itu, "Saya baru saja bertugas di Karimun. Baru satu tahunan. Meski sedih dan haru karena segera akan pindah, saya merasakan betapa kesan mendalam selama di Karimun ini. Silaturrahim antar kita begitu kuat terjalin." Begitu sebagian isi sambutannya malam itu. Dengan rasa haru yang mendalam, dia mengatakan kalau perpisahan ini cukup berat karena kebersamaan selama satu tahun lebih ini begitu kuat, katanya. "Belum banyak yang bisa kami buat, namun ada karya kita selama saya di sini, terbentuknya Rumah Colaborative Justice di sini," katanya mengenang berdirinya rumah penyelesaian hukum secara kemasyarakatan itu. Banyak hal lain yang disampaikan Ibu Melinda, lainnya.

Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq, S Sos M Si yang memberikan sambutan di bagian akhir,menyampaikan beberapa hal. Pertama, menyatakan selamat atas promosi Ibu Melinda ke Kejaksaan Tinggi Riau, di Pekanbaru. Selanjutnya dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kajari yang akan pergi, bahwa selama bersama-sama mengelola dan mengurus Kabupaten Karimun sesuai fungsi dan tanggung jawab masing-masing, Pak Rafiq (begitu bupati disapa) sangatlah banyak kesan mendalam di antara kita. Begitu Pak Bupati menyampaikan.

Selain ucapan untuk (mantan) Kajari yang akan pergi, Pak Rafiq juga memberikan beberapa pesan untuk Kajari baru, Pak Firdaus. Kajari baru yang dimutasi dari Aceh ke Kepri, persisnya di Karimun Bersih, pak Rafiq mengharapkan kebersamaan yang sudah ada diantara para pejabat yang ada, akan tetap terjalin dengan sebaik-baiknya. Mungkin maksud Pak Bupati, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, itulah kebersamaan yang sudah diajarkan orang tua-tua kita dahulu.

Di bagian akhir acara, kedua Kajari dan Bupati ditambah Kapolres dan Dandim sama-sama naik panggung untuk bernyanyi bersama. Inilah kesan lain yang selalu ada jika acara pisah-sambut antar pejabat tinggi di kabupaten dilaksanakan. Jika ada hati yang haru, inilah salah satu momennya.***

9 Agu 2022

Berita Sedih Menambah Sedih

Berita Sedih Menambah Sedih


Catatan M. Rasyid Nur

KEPALA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karimun, H. Sugianto menyatakan rasa kecewanya sekaligus mengecam perbuatan tak 'senonoh' seorang guru (SD) di Pulau Kundur. Sedih, guru yang sejatinya untuk digugu dan ditiru malah melakukan perbuatan 'tak elok' kepada siswanya. Mirisnya, tidak cukup satu siswa, tapi ada belasan siswa yang menjadi korbannya. Itulah berita dari beberapa media di Kabupaten Berazam, Karimun beberapa hari yang lalu.

Mengutip pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, seperti disiarkan oleh laman web radioazam.id dia mengatakan, “Kami, Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun sangat kecewa, dan mengecam perbuatan pelaku yang merupakan seorang guru namun melakukan tindakan asusila, bahkan tega mencabuli muridnya sendiri.”  Sedih kita membaca pernyataan seperti itu. Bagi kita sebagai guru, perbuatan guru, itu tentu saja tidak mencerminkan prilaku seorang guru. Guru itu pastinya memiliki moral yang layak ditiru siswa dan masyarakat secara umum.

Sebagai pengayom dan penanggung jawab pendidikan di Kabupaten Karimun, Pak Sugianto mengarahkan agar sebelum ditangani kepolisian, terlebih dulu dilakukan mediasi dengan orang tua korban, bersama pelaku dan sekolah, agar tidak terulang kembali kasus serupa. Itu harapan orang nomor satu di bidang pendidikan kabupaten. Sudah pasti perbuatan ini akan mencoreng dunia pendidikan di daerah ini, khususnya dan di Indonesia umumnya. Harapan semua orang, kiranya guru menjadi sosok teladan yang memberikan pelajaran, bimbingan, arahan demi masa depan anak-anak akan jauh panggang dari api dengan kasus ini.

Terlepas dari sifat khilaf dan teledor dari guru itu, kini kasusnya sudah terjadi. Nama sekolah, nama guru dan nama daerah sudah ternoda oleh perbuatan itu. Sedih, pasti sedih kita sebagai guru membaca beritanya. Tidak berlebih kita sebut, ini berita sedih yang membuat dan menambah sedih. Benar akan diselesaikan sesuai ketentuan. Tetap saja membuat sedih.
 
Selain peneylesaian seara hukum seperti yang sudah diberitakan oleh media, penyelesaian utama dari kejadian ini adalah bagaimana guru tersebut mampu melepaskan dirinya dari 'keinginan' melakukannya kembali. Jika tidak mampu sendiri mengatasinya, akan bijak juga para pihak memberikan bantuan untuk mengatasinya. Termasuk kita sesama guru, layak untuk berkontribusi memberikan saran atau apapun untuk kebaikan ke depan. Perbuatan seperti itu memang sudah sering terjadi dan sering kita baca ifnormasinya. Tentu saja kita tidak ingin terus ada.***

*Juga di mrasyidnur.gurusiana.id 
M. Rasyid Nur, Guru di Karimun

8 Agu 2022

Timbal Balik Kebaikan karena Kesadaran

Timbal Balik Kebaikan karena Kesadaran


"APABILA kepadamu diberi kebaikan, maka balaslah kebaikan itu lebih baik dari pada yang diberikan; atau setidak-tidaknya sama dengan kebaikan yang diterima itu." Pernyataan itu dikutip dari makna ayat yang ada dalam alquran. Seumpama seseorang mengucapkan salam, misalnya, balaslah salam itu lebih baik (banyak) dari pada salam yang diterima. Itulah intinya. Insyaallah pemahaman ayat itu sudah selalu diterapkan. Tidak hanya saat menerima salam. Bahkan menerima dalam bentuk materi pun sering orang membalasnya dengan lebih baik atau sekurang-kurangnya sama dengan pemberian yang dia terima.

Tidak berlaku anjuran itu untuk sebaliknya. Jika yang diterima adalah keburukan atau sesuatu yang menyakitkan, tidak dianjurkan untuk dibalas sama atau lebih banyak dari pada yang diterima. Untuk keadaan seperti ini, ada pula satu pernyataan yang pantas diikuti. Kalimat yang sudah menjadi kata indah atau kata mutiara, itu berbunyi, "Ketika kamu merasa sangat terluka atas sikap orang lain, maka berdoalah kepada Allah agar kamu tidak berbuat seperti apa yang telah dilakukannya." Jadi, tidak dianjurkan untuk membalasnya lebih kuat atau bahkan dengan ukuran yang sama sekalipun.

Tentu tidak mudah menerapkan kedua pernyatraan itu. Bisa saja mudah menyebutnya, tapi belum tentu mudah menerapkannya. Fakta dalam hidup kita masih ada diantara kita yang mendapatkan kebaikan tapi tidak membalasnya dengan kebaikan juga. Kenyataan ini tidak hanya dalam hubungan antara kita sesama kita, lebih-lebih dalam hubungan dengan Sang Pencipta.

Mari kita lihat kebaikan Allah kepada kita sebagai hamba-Nya. Semua kebutuhan kita dipenuhi meskipun tidak semua harapan kita diberi. Kita butuh oksigen untuk bernafas agar hidup dengan baik, kita sudah menerimanya selamanya. Tidak pernah kita beli seperti membeli oksigen di Rumah Sakit, misalnya. Kita menanam tanaman untuk mendapatkan hasil (buah) misalnya, kitapun mendapatkannya. Dan banyak lagi, lainnya. Apakah kita sudah membalas pemberian itu dengan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya? Dapat dipastikan, masih ada yang tidak membalasnya dalam bentuk seperti itu. 

Dalam hubungan sesama manusia juga dapat ditemukan fakta bahwa pemberian yang diterima terkadang lupa kita membalasnya lagi sebagaimana apa yang diterima. Sekurang-kurangnya melakukan tindakan yang dapat berarti memberikan balasan terhadap apa yang kita terima, misalnya. Pertolongan yang sering kita terima dari orang lain, sudahkah kita membalas pertolongan itu? Boleh jadi masih ada atau memang ada diantara kita yang seolah melupakan pertolongan itu.

Tentu saja bagi kita yang menolong, tidak pada tempatnya berharap ditolong kembali. Sesungguhnya anjuran yang diinginkan adalah kesadaran dari kita sebagai penerima pertolongan atau kebaikan itu sendiri untuk membalasnya. Bukan dari sisi pemberi. Allah memberi kita segalanya, tapi Dia tidak akan pernah berharap kita membalasnya. Kita melakukan kebaikan semata atas kesadran kita. Bukan karena permintaan Allah itu. Begitu juga ketika kita menerima dalam hubungan sesama kita, bukanlah karena diminta oleh pemberi baru memberi. Tapi karena kesadaran kita yang menerima bahwa kita sebaiknya memberi juga kebaikan itu sebagaimana kita menerimanya kepada si pemberi. Saya kira begitu.***
(Catatan M. Rasyid Nur)

28 Jul 2022

Perkelahian Pelajar dapat Menjadi Awal Perseteruan Lebih Luas

Perkelahian Pelajar dapat Menjadi Awal Perseteruan Lebih Luas


SATU-dua hari ini di Karimun lagi heboh beredarnya video perkelahian antar pelajar. Video itu viral di kalangan siswa, khususnya dan di tengah-tengah masyarakat pada umumnya. Tersebab viraknya video itu pula Satpol PP dan Polres Karimun sampai turun tangan untuk merespon masalah itu.  

Setidak-tidaknya begitulah salah satu judul berita online yang terbit di sini. Dalam judul berita Video Viral Perkelahian Pelajar, Polres Karimun Bersama Sat Pol PP Melakukan Pertemuan Dengan Pihak Terkait yang dimuat di laman https://karimuntoday.com/ dikatakan bahwa Polsek Tebing Polres Karimun bersama instansi terkait langsung menanggapi video viral perkelahian antara pelajar di Kabupaten Karimun pada Kamis (28/07/2022) ini. 

Menyitir berita online itu dikatakan bahwa terkait viralnya di media sosial video perkelahian antara siswa, Kapolres Karimun AKBP Tony Pantano, S.I.K, S.H. langsung menanggapinya dengan melakukan pertemuan yang dilaksanakan oleh Polsek Tebing Polres Karimun. Kapolsek Tebing Polres Karimun AKP Brasta Pratama Putra, SIK, MH bersama Sat Pol PP Karimun melaksanakan pertemuan dengan pihak sekolah yang siswanya terdapat dalam video itu. Kabarnya perkelahian itu terjadi pada  hari Rabu (27/07/2022) di pekuburan China, Seibati, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun.

Kegiatan pertemuannya sendiri dilaksanakan di sekolah yang siswanya terlibat dalam perkelahian tersebut. Dengan dihadiri oleh Kapolsek Tebing, Kabid Trantibum, Sat Pol PP, Kepala Sekolah bersangkutan serta Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan djisertai orang tua dan masing-masing siswa pelaku perkelahian diharapkan pertemuan itu menjadi jalan untuk perdamaian. Disebutkan bahwa perkelahian itu bermula dari perebutan gitar diantara pelaku. 

Setelah didamaikan, mereka diimbau untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi. Bahkan seluruh pelajar di Kabupaten Karimun ini diimbau untuk tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarah kepada perkelahian. Itu dapat menjadi benih perpecahan diantara pelajar khususnya, dan masyarakat pada umumnya. 

Menjadi tugas berat masyarakat, khususnya guru untuk terus memberikan pendidikan akhlak yang baik kepada para siswa agar persatuan dan kesatuan dapat terjaga dengan baik. Perseteruan di kelompok kecil dapat menjadi benih untuk berkembangnya perseteruan yang lebih besar di tengah masyarakat. *** (Catatan M. Rasyid Nur)

26 Jul 2022

Imam dan Takmir Masjid akan Mendapat Honor?

Imam dan Takmir Masjid akan Mendapat Honor?


PERANGKAT masjid seperti Pengurus atau Takmir Masjid dan Imam adalah mutlak adanya untuk keberadaan sebuah masjid. Keberadaan Takmir Masjid sebagai orang-orang yang mengendalikan dan mengelola masjid akan menentukan hidup-mati atau maju-mundurnya sebuah masjid. Sementara Imam Masjid menjadi hal penting berkaitan peranan masjid sebagai sebuah rumah ibadah. Solat yang dilaksanakan di masjid berkaitan langsung dengan imam. 

Jika ada info bahwa Kemenag (Kementerian Agama) akan menyusun ketentuan perihal pembayaran honor Imam dan Takmir Masjid tentu saja itu berita bagus bagi pengelolaan sebuah masjid. Seperti berita yang diposting Sitha di laman hajinews.id hari Senin (25/07/2022) kemarin dalam judul tulisan Kemenag Susun Aturan Honor Imam dan Takmir dari Negara dan Kas Masjid menjelaskan kepada kita kalau Kemenag mulai memperhatikan kesejahteraan pengurus masjid. Benarkah begitu?

Menyitir berita itu dikatakan, setidak-tidaknya ada tiga sumber pembiayaan untuk honor imam dan takmir masjid yang tengah disusun. Ketiganya adalah dari keuangan negara (APBN dan APBD) serta pendapatan kas bulanan masjid itu sendiri. Hanya saja, dikatakan bahwa pendapatan kas bulanan menjadi pertimbangan utama untuk pemberian honor. Pertanyaannya, akan cukupkah uang infak-sedekah masyarakat itu untuk membayar honor imam dan pengurus jika akhirnya Kemenag berharap pembayaran honor itu semata dari keuangan masjid?

Benar apa yang dikatakan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Pak Adib yang mengatakan bahwa langkah ini sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan imam dan takmir masjid. Mengutip tulisan itu, “Kami di Kementerian Agama sedang menyusun standardisasi honorarium kemasjidan. Hal ini merupakan upaya untuk menyejahterakan imam tetap dan takmir di masjid-masjid.” Lagi-lagi kita akan bertanya, kecuali Pemerintah menganggarkan dari APBD atau APBN apakah uang kas masjid yang tidak selalu cukup untuk biaya lampu, kebersihan dan penjaga masjid akan cukup membayar honor imam dan takmir masjid secara rutin?

Memamng wajar dan sudah pada tempatnya jika Kemenag memikirkan upaya peningkatan kesejahteraan imam dan takmir masjid. Selama ini, mereka adalah mitra Kemenag untuk membangun masyarakat yang saleh dan moderat, serta menjaga kerukunan umat beragama. Dan jika imam atau khotib diberi sekadar uang transport selama ini tentu saja itu belum memadai. Kini Kemenag memikirkan upaya peningkatan kesejahteraan itu. Sekali lagi, itu sangatlah tepat. Tapi ujung-ujungnya niat ini nantinya akan terbentur pada tidak atau belum adanya anggaran itu sendiri. Jadi, informasi itu akan menjadi pemanis berita saja.

Dikatakan, "Standardisasi honorarium kemasjidan ini juga diharapkan dapat mendorong profesionalisme pengelolaan masjid. Melalui penyusunan standardisasi honorarium kemasjidan ini, kami berharap imam tetap dan takmir masjid fokus pada tugasnya masing-masing. Apalagi kebutuhan imam tetap masjid di Indonesia semakin hari semakin tinggi.” Tidak ada yang salah dari berita itu. Hanya saja, akankah penyusunan rencana pembayaran akan terwujud atau baru sekadar wacana saja, sejarah juga yang akan membuktikannya nanti.

Sebagai masyarakat dan jamaah masjid, kita tentu saja sangat berharap kiranya imam dan pengurus masjid yang full mengurus masjid, itu mendapatkan honor dari tenaga dan pikiran yang diberikannya untuk mengurus masjid. Jika kelak imam dan takmir masjid itu menajdi sebuah profesi dan orang-orang yang berkompeten bisa sepenuhnya bekerja untuk mengurus dan engelola masjid, tentulah itu sangat baik. Kita menunggu realisasinya.***

22 Jul 2022

Ber-MTQ Tidak Semata Mengejar Juara

Ber-MTQ Tidak Semata Mengejar Juara


SINYALEMEN yang beredar di arena MTQ (Musabaqah Tilawatir Quran) ke-9 Porvinsi Kepri sejak dibuka Gubernur Kepri, Ansar Ahmad hari Kamis (14/07/2022) malam hingga hari ketiga bahkan hingga hari terakhir adalah isu adanya oknum-oknum tertentu yang berusaha mencari kemenangan dengan cara tidak baik. Pelaksanaan MTQ yang tidak memuaskan beberapa pihak di satu sisi, dan terjadinya penyusunan jadwal Dewan Hakim (DH) yang tidak proporsional di sisi lain adalah penyebab sinyalemen itu muncul,

Ketika jadwal tugs DH dishare grup DH malam menjelang pembukaan esok harinya, berbagai spekulasi beredar. Pertama, mengapa DH dari daerah tertentu terlalu banyak jumlah personelnya berbanding daerah lainnya. Kedua, ada jadwal DH untuk bidang tertentu diisi oleh orang yang diduga akan berpihak dalam memberikan penilaian. Dari tiga orang DH yang diberi amanah kesemuanya diduga dari satu daerah atau paling tidak akan berpihak kepada satu daerah tertentu. Fakta itu sempat dipertanyakan oleh pengawas DH yang menduga kemungkinan setting 'buruk' itu. Tapi nyatanaya sampai pelaksanaan di lapangan jadwal itu tetap dilaksanakan.

Lalu ketika pengumuman pemenang yang akan berlaga di final disampaikan panitia, ternyata ada peserta yang menurut penonton dan pendengar atau ofisial lebih baik penampilannya malah tidak masuk ke babak final. Sementara tiga orang yang masuk ke final, dua diantaranya dinilai oleh penonton lebih jelek penampilannya dari pada peserta yang tidak masuk final. Maka sinyalemen awal itu seolah terbukti. Dan ada banyak info-info yang nuncul selama berlangsungnya MTQ.

Sesungguhnya lomba membaca dan memahami alquran sejatinya tidak semata mengejar juara saja. Seharusnya setiap orang yang terlibat dalam MTQ memahami bahwa mengamalkan nilai-nilai alquran itu lebih penting dari pada kejuarannya. Itu berarti kejujuran dan tanggung jawab kepada Tuhan jauh lebih penting dari pada juara itu sendiri.***  

21 Jul 2022

Sempritan FB

Sempritan FB


Catatan M. Rasyid Nur

PERTAMA kali saya mendapat sempritan (teguran) dari Facebook (FB). Buka FB pagi Kamis (21/07/2022), ini tiba-tiba saya terbaca teguran itu. Dikatakan oleh FB kalau postingan saya diduga spam. Tulisan tentang catatan perjalanan ke MTQ di Anambas, Kepulauan Riau yang saya tulis bersambung pekan-pekan ini. Sejak sebelum MTQ dibuka pada 14 Juli lalu sampai kemarin menjelang ditutup, 20 Juli 2022 saya memang membuat catatan tentang perjalanan saya ke MTQ itu. Kebetulan saya berkesempatan ikut bersama ke Pulau Tropis Terindah di Asia itu. Di Kabupaten Kepulauan Anambas itu dihelatnya MTQ ke-9 Provinsi Kepri tahun 2022.

Tulisan itu memang saya muat terlebih dahulu di blog pribadi saya, www.mrasyidnur.blogspot.com untuk konsumsi pengunjung blog saya itu. Lalu saya posting ulang sebagai tulisan saya di blog lainnya. Nah, apakah karena keadaan itu yang menyebabkan psotingan itu berstatus spam? Sepertinya iya. Dalam penjelasan FB dikatakan salah satu kriterianya adalah tulisan atau postingan yang sama dimuat dibeberapa akun untuk tujuan mendapatkan pengunjung atau pengikuti. Juga ada kriteria dugaan tulisan menyesatkan. Nauzubillah.

Sejujurnya, setiap tulisan saya yang saya muat di beberapa akun tujuannya tidak lebih dari pada untuk memberi kesempatan kepada orang banyak untuk mendapatkan informasi tulisan tersebut. Memperluas pembacanya. Tulisan yang sama itu memang tidak diubah, terkadang. Terkadang diubah sedikit sesuai keadaan terakhirnya. Tapi pasti itu karya orang yang sama. Diposting oleh orang yang sama. Saya sendiri. Jadi, tidak ada unsur plagiatnya menurut saya. Dijelaskan juga di bagian akhir tulisan bahwa postingan itu ada juga di tempat lainnya. Lalu apa yang salah?

Tapi jika satu blog atau komunitas memiliki kebijakan larangan postingan lebih dari satu akun tentu saja itu menjadi aturan khusus bagi blog tersebut. Jika itu memang harus dipatuhi saya pikir memang harus dipatuhi. Tidak bisa orang lain berbeda atau membedakan diri dari kebijakan yang dibuat pengelolanya.

Bagi saya, postingan yang mana yang dianggap spam, saya memang tidak mendalaminya. Apakah itu benar-benar akan menyesatkan, sebagaimana salah satu kriteria spam yang mereka buat, entahlah. Pastinya saya sangat setuju jika da aturan yang dibuat dan aturan itu harus dipatuhi. Akuur, saya.***

Postingan yang sama di www.mrasyidnur.gurusiana.id

29 Jun 2022

Wabah PMK Bagaikan Covid Kembali Ada

Wabah PMK Bagaikan Covid Kembali Ada


Catatan M. Rasyid Nur

RAPAT Koordinasi (Rakor)  Gugus Tugas PPP PMK (Penanganan dan Pencegahan Penyebaran  Penyakit Mulut dan Kuku) pada hewan Kabupaten Karimun dilaksanakan Senin (27/06/2022) kemarin. Rapat yang dipimpin oleh Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas, Sukri dihadiri juga oleh Ketua Umum, Sekda Karimun, Dr. Muhammad Firmansyah selaku Ketua Umum Gugus Tugas.  Selain itu juga hadir para pimpinan Forkopimda, Kepala OPD terkait dan beberapa pimpinan organisasi yang terkait dengan masalah ini. 

Rapat yang membahas wabah penyakit mulut dan kuku yang saat ini tengah menimpa Indonesia, dilaksanakan di Ruang Rapat Cempaka Putih, Kantor Bupati Karimun, Poros. Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Karimun, Sukri selaku Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas PMK menjelaskan permasalahan PMK yang saat ini tengah melanda hewan-hewan ternak di Negara Indonesia. Pada saat hewan-hewan itu diperlukan saat ini karena berbarengan akan datangnya Idul Adha (Hari Raya Kurban) penyakit ini pun mewabah, tentu akan membuat masyarakat resah tidak akan mendapat hewan kurban untuk dikurbankan nanti. Begitu sebagian pembuka rapat yang disampaikannya.

"Meskipun Kabupaten Karimun dan Kepri pada umumnya belum termasuk daerah terdampak wabah PMK, namun kita harus segera mengantisipasi agar wabah itu dapat dicegah masuk ke sini," katanya saat membuka rapat. Kabarnya, di seluruh Indonesia sudah 17 provinsi yang terdampak PMK dengan ratusan kabupaten di seluruh Tanah Air yang terkena hewannya. Untuk itu saat ini diatur oleh Pemerintah Pusat dan Daerah masing-masing bagaimana penanggulangan dan pencegahan PMK ini bisa efektif. Sudah daitur boleh-tidaknya lalu-lintas hewan antar daerah di Indonesia.

Menyimak penjelasan dari Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas dan penjelasan dari beberapa peserta yang memiliki otoritas menangani hewan seperti dokter hewan, karantina hewan dll yang diberi kesempatan untuk memberikan penjelasan, saya merasa bahwa wabah ini membuat perasaan kita kembali ke masa wabah covid-19 merebak di negeri kita. Semua orang, baik pribadi maupun kelompok dan kelembagaan merasa ini adalah hal penting dan genting untuk diantisiapsi. Akan membuat kesibukan tersendiri sebagaimana kita begitu sibuknya oleh pandemi covid kemarin itu.

Misalnya penjelasan Pak Sauki, dokter hewan yang jabatannya memang berhubungan langsung dengan hewan dan ternak yang ada di kabupaten ini mengatakan bahwa penyakit mulut dan kuku pada hewan seperti lembu atau sapi, ini berasal dari virus. Virus ini katanya sangat cepat menular dan berkembang diantara hewan yang jika salah satunya sudah terjangkiti. Dalam waktu yag singkat dia sudah menular kepada hewan lainnya. Hanya melalui udara. Bukankah itu membuat kita risau?

Bagi umat Islam, merebaknya wabah ini pada saat akan datangnya hari raya Idul Adha 1443/ 2022 juga menjadi satu hal yang membuat masygul. Kita tahu, menjelang dan saat Idul Adha masyarakat yang berkemampuan akan memotong hewan kurban --kambing atau lembu/ sapi-- untuk dibagikan kepada yang berhak menerima. Biasanya uang pembeli hewan kurban, itu sudah dicicil sejak jauh hari. Dan ketika uangnya sudah terkumpul pada panitia kurban, ternyata hewan kurbannya tidak ada, itulah masalah yang tidak akan mudah masyarakat memahaminya.

Wabah PMK ini sepertinya akan membuat kita juga sibuk dan waspada sebagaimana kita kemarin menghadapi covid-19 secara bersama juga. Kalau dikatakan wabah PMK akan membuat kita merasakan sama dengan wabah pandemi, boleh jadi.***

29 Des 2021

Menang- Kalah Tetaplah Tegak Kepala

Menang- Kalah Tetaplah Tegak Kepala


RABU (29/12/2021) malam, berkesempatan menyaksikan final Piala AFF Suzuki antara Pasukan Garuda dengan Pasukan Gajah, Indonesia menghadapi Thailand. Siaran langsung yang saya saksikan adalah siaran salah satu televisi Negara Jiran, Malaysia. TV Nasional Indonesia tak dapat disaksikan kaena diblok oleh operatorya. Begitulah nasib pelanggan tv kabel Cakrawala, Karimun.

Setelah kick off tepat pukul 19.30 hati rasanya begitu senang menyaksikan kedua kesebalasan memulainya dengan permainan cepat. Tapi, baru dua menit bola bergulir, gawang Garuda sudah diseruduk gajah. Satu gol bersarang di situ. Kita tak tahu, apakah pemain Indonesia terkejut oleh gol cepat itu. Kita menyaksikan para pemain merah-putih kelihatan lebih bersemangat. Penguasaan bolanya meningkat.

Harus diakui dengan jujur, Thailand kelihatan lebih banyak menguasai bola. Di layar kaca juga diumumkan persentase penguasaan bola yang lebih banyak di kaki pemain Thailand. Lumayan jauh jarak angka persentase ball posision itu. Tendangan ke arah gawang juga berbanding jompalng antara tendangan penyerang garuda berbanding gajah. Yang sedikit lebih tinggi angka grafik yang ditampilkan adalah data pelanggaran. Kita lebih banyak terkena semprit pluit wasit.

Jika Thailand akhirnya menyumbat gawang Indonesia dengan empat gol masing-masing pada menit ke-2, 52, 67 dan 83 berbanding nol ke gawang mereka, rasanya memang wajar. Akurasi tendangan pemain kita yang mereka pertontonkan ketika membungkam Singapura sebelumnya, tidak bisa mereka tampilkan malam ini. Para pemain Thailan benar-benar membuat pemain kita tidak bisa berkembang. Dari pemain belakang hingga pemain tengah, semuanya menyerbu lapangan garuda. Itulah hasilnya.

Kita yang menyaksikan pahlawan kita berperang di lapangan hijau pada leg pertama, ini tidak harus kecewa. Kita tetap bangga dan puasa. Mereka sudah berusaha maksimal. Mereka tetap layak tegak kepala berjalan keluar lapangan sebagai bukti mereka sudah berusaha sebisanya. Kita akan tetap memberikan dukungan penuh buat kesebelasan kita. Mereka masih berkesempatan menunjukkan ke dunia dan tentu saja ke rakyat Negaranya bahwa memang sudah bermain sehebat yang mampu mereka lakukan.

13 Jul 2021

Penetapan Masjid Tangguh untuk Menuju Hidup Normal Baru

Penetapan Masjid Tangguh untuk Menuju Hidup Normal Baru


HARI ini, setahun yang lalu Bupati Karimun, H. Aunur Rafiq menetapkan 9 (sembilan) Masjid Tangguh Covid-9. Penetapan itu dalam rangka persiapan menuju hidup normal baru. Setelah covid memasuki dua tahun dan sepertinya masih akan berlanjut, pertanyaan kita, apakah jamaah masjid tersebut sudah mampu menyesuaikan dengan keberadaan virus ini?

Sebagaimana diberitakan oleh situs radioazam.id waktu itu bahwa Pemerintah Kabupaten Karimun mencanagkan dan menetapkan sembilan Masjid sebagai Masjid Tangguh Kabupaten Karimun. Waktu itu pencananganannya ditandai dengan penyerahan Alat Pelindung Diri (APD) kepada pengurus masjid di Aula Darunnadwah Masjid Agung Kabupaten Karimun. Ke-9 masjid yang ditetapkan sebagai Masjid Tangguh itu adalah Masjid Agung Kabupaten Karimun, Masjid Baiturrahman Teluk Air Kecamatan Karimun, Masjid Nurul Iman Kampung Tengah Lubuk Semut Kecamatan Karimun, Masjid Al-Mukarromah Tanjung Batu Kota Kecamatan Kundur, Masjid Baiturrahman Moro Kota Kecamatan Moro, Masjid Nurul Islam Kampung Baru Meral Kecamatan Meral, Masjid Nurul Iman Taman Mutiara Karimun Kecamatan Meral, Masjid Al-Mujahidin Kampung Harapan Kecamatan Tebing dan Masjid Al-Furqan Tebing Kecamatan Tebing.

Dalam pengarahannya Bupati mengatakan, “Kita berharap, dengan dicanangkan dan ditetapkan sembilan Masjid tangguh ini dapat menerapkan sebuah kehidupan baru menuju normal baru, dengan kata lain mereka harus menerapkan protokol kesehatan untuk menuju kesana.” Setahun berlalu dan dua tahun kita bersama covid, harapannya covid bisa hilang dan masyarakat terbiasa hidup sehat agar tidak lagi terpapar oleh covid-19. Ternyata itu tidak mudah dan rencana itu boleh dikatakan belum berhasil. 

Nyata dan tegas mengatakan dalam arahannya, “Pencanangan Masjid Tangguh ini adalah untuk mempersipakan diri menuju tatanan baru kita, yakni normal baru yang produktif, dengan mempersiapkan diri kita bersama masyarakat untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan." Sungguh harapan dan arahan yang bagus. Tapi covid memang tidak mudah mengatasi penyebarannya. Terbukti saat ini di Negara kita yang terpapar covid tetap saja tinggi. Termasuk di Kepri dan Karimun sendiri. Saat ini bahkan, 4 dari 7 kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Kepri terkena ketentuan penerapan PPKM Darurat oleh Pemerintah Pusat disebabkan masih tingginya masyarakat yang terkonfirmasi covid-19.

Dimulainya dari rumah ibadah (masjid) sebagai pusat tatanan hidup baru adalah untuk memastikan bahwa rumah-rumah ibadah yang setiap saat masyarakat berada di sana, kiranya masyarakat dapat menerapkan cara hidup baru. Hidup bersama covid yang dulu tidak ada seperti saat ini. Kewaspadaan akan penularan virus covid yang disebabkan oleh adanya kerumunan, sementara di rumah ibadah seperti masjid masyarakat akan selalu bersama, maka cara bersama hidup baru inilah yang perlu diterapkan. Tidak terlalu rapat, selalu memakai masker dan selalu pula mencuci tangan dengan baik dan benar. Itulah tatanan hidup baru ala covid itu.***

11 Jun 2021

Calon Haji Tak Jadi Lagi Naik Haji (Kesabaran Paling Diuji)

Calon Haji Tak Jadi Lagi Naik Haji (Kesabaran Paling Diuji)


KINI tahun kedua alasan pandemi, para calon jamaah haji tidak jadi berangkat haji. Pasti jamaah calon haji di tanah air ini dirundung kesedihan kembali. Kita sudah sama tahu Pemerintah melalui Menteri Agama kembali memutuskan untuk meniadakan pemberangkatan jamah haji Indonesia di musim Haji 2021 atau tahun 1442 Hijriah ini. Pemerintah hanya menyuruh rakyat yang sedianya berangkat tapi tidak juga berangkat untuk bersabar. Ini ujian Allah, kurang lebih begitu kata penyejuknya.

Tidak dapat dipungkiri para calon jamaah haji pantas dan sangat bersedih.  Bayangkan setelah sekian lama menunggu keberangkatan Ibadah Haji, hingga bertahun-tahun lamanya hingga gilirannya sampai, tahu-tahu harus batal. Pandemi telah memupuskan harapan para jamaah untuk berangkat ke Tanah Suci.

Tidak dapat dielakkan kalau simpang-siur berita batal berangkat haji ini dibumbui rumor-rumor dan isu tak sedap. Mulai dari tudingan berbagai pihak, bahwa dana haji diinvestasikan untuk proyek infrastruktur, bahkan hingga keputusan pembatalan keberangkatan haji ini dinilai kalangan mengamat, sebuah keputusan yang terlalu dini karena alasan yang tidak logis, membuat masyarkat berspekulasi macam-macam.

Di media kita baca begitu banyak yang bertanya, sejauh apa sebenarnya upaya negara melobi dan meyakinkan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, untuk dibukanya keberangkatan haji bagi jamaah Indonesia? Arab Saudi hingga kini disebut belum memutuskan perihal (kuota) haji 2021. Lantas mengapa pemerintah sudah mengambil keputusan sedemikian jauh? Dan banyak pertanyaan yang dimunculkan.

Tuduhan-tuduhan yang besiliweran dan meskipun sudah dijelaskan Pemerintah tetap saja tidak mudah diterima oleh masyarakat terutama para jamaah calon haji yang sudah merasa inilah waktunya dia berangkat. Di media (you tobe)  jelas kita simak penegasan Menteri Agama begini, “Demi Terjaminnya Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Jamaah Haji.” Alasan yang memang dikaitkan dengan pandemi yang belum juga reda di negeri ini. Tapi sebagian masyarakat justeru memunculkan persepsi lain atas keputusan pembatalan memberangkatkan haji itu.

Di banyak media kita baca bahwa keputusan pembatalan haji ini dianggap langkah yang terlalu cepat, untuk tidak memberangkatkan para calon jamaah haji, apapun alasannya apalgi ini kebijakan kali kedua. Beberapa kalangan menilai, seharusnya keputusan pembatalan keberangkatan haji kedua ini diambil lebih bijak, dan tidak terkesan terburu-buru. Mengapa harus dibatalkan, padahal Arab Saudi belum ada mengumumkan jatah kuota haji bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia? Dan banyak lagi pertanyaan yang dimunculkan.

Sesungguhnya apapun alasannya dan tersebab apapun pembatalan ini terjadi, patinya kesabaran calon jamaah hajilah yang paling diuji. Bagi calon jamaah haji yang sudah batal untuk kedua kali setelah musim haji 1441 tidak juga berangkat, ujian itu begitu beratnya. Sungguh sangat berat menerimanya. Namun, jika dikembalikan segalanya kepada Yang Maha Kuasa, zat yang paling kuasa atas segalanya maka hati jamaah yang batal ini sepenuhnya akan mampu menahan kesabarannya. Semoga saja semua ini ada hikmah lain yang akan diberikan-Nya.***

12 Des 2020

Arip Bersikap Membaca Pernyataan Sikap

Arip Bersikap Membaca Pernyataan Sikap



Oleh M. Rasyid Nur

TENTANG kejadian penembakan terhadap anggota salah satu Ormas Islam yang terus viral beritanya di media, telah menimbulkan sikap prokontra di antara sebagian masyarakat. Di antara yang memahami ada pula yang tidak atau belum bisa memahami. Masyarakat itu boleh jadi kita yang berkumpul di sini atau yang berada di luar. Peristiwa yang menimpa FPI, ini sudah pasti menyulut simpati.

Baik sebagai orang beragama maupun sebagai manusia secara umum, kita tentu saja prihatin dengan melayangnya nyawa seperti itu. Enam orang anak-anak muda dalam waktu yang hampir sama. Bahkan dapat disebut bersamaan karena dalam peristiwa yang sama. Perasaan pula yang beredar di masyarakat yang melahirkan pro kontra itu.

Banyak reaksi yang muncul. Salah satunya adanya pernyataan sikap dari masyarakat atau kelompok masyarakat. Munculnya pernyataan sikap dari Ormas Islam seperti dari IPHI ini, misalnya adalah contoh reaksi itu. Dan itu bisa diartikan sebagai bentuk perhatian sesama seagama atau sesama manusia. Pernyataan yang dimuat di beberapa media, ini sampai juga ke hadapan kita. Kitapun ikut membacanya.

Terlepas dari apapun bunyi pernyataan itu, bagi kita tentulah berhati-hati dan waspada membacanya adalah cara terbaik. Tidak harus ikut-ikut terbawa perasaan (emosi) yang bisa tidak terkendali. Padahal perasaan tidak terkendali adalah sumber masalah bahkan sumber malapetaka dalam komunikasi di antara manusia.

Saya tidak keberatan adanya pernyataan sikap. Malah itu perlu sebagai bukti adanya perhatian sesama manusia atau sesama seagama. Coba kita simak dan cermati bunyi pernyataan sikap dari IPHI yang dikeluarkan hari Rabu (09/12/2020)  atas kejadian di Jalan Tol Cikampek Km 50 pada 7 Desember lalu itu. Saya mengutip pernyataan yang dimuat di situs hajinews.com sebagai berikut,

1.Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) sangat prihatin dan menyesalkan atas terjadinya peristiwa kelabu yang sangat memilukan, dan kami menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas peristiwa penembakan yang mengakibatkan 6 orang santri muda anggota Front Pembela Islam (FPI) meninggal dunia.

2.Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) mendesak untuk segera dibentuk Tim Independen Pencari Fakta yang melibatkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), lembaga-lembaga independen dan tokoh-tokoh kredibel penggiat kemanusiaan dan hak asasi manusia untuk menyelidiki dan menyusut secara tuntas dan transparan kasus ini.

3.Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) mendorong semua pihak agar mengedepankan dan menghargai proses hukum secara konsisten dan konsekuen serta meminta pimpinan Polri untuk bersikap jujur dan memberi informasi sebenar-benarnya terkait peristiwa kelabu yang mengakibatkan 6 santri muda menjadi syuhada.

4.Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) meminta Alim Ulama, Tokoh Adat beserta masyarakat untuk tetap tenang dan terus melakukan tabayun terhadap semua informasi terkait peristiwa kelabu yang terjadi dan tidak mudah terprovokasi.

5. Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) menghimbau semua elemen bangsa untuk senantiasa berdoa dan melakukan yang terbaik demi terjaganya keutuhan bangsa dan terwujudnya Indonesia yang lebih baik.

Tidak ada yang berlebihan dari pernyataan sikap itu. Oleh karena itu tidak harus juga kita berlebihan menyikapinya. Yang diperlukan tentu saja kearifan kita membacanya. Semakin arif kita menyikapi pernyataan sikap itu, semakin baik pula hasil yang akan didapatkan. Sebaliknya, semakin tinggi nuansa emosi kita membacanya, maka semakin besar pula kekisruhan akan tiba. 

Jadi, mari disikapi secara arif apa yang dinyatakan oleh organisasi haji Indonesia itu. Arif, artinya kita membaca apa adanya. Kebenaran info dan tindakan yang benar dari semua pihak, itulah yang diharapkan dari kearifan ini. Kita prihatin, ya. Ini peristiwa hilangnya nyawa manusia Kita ingin itu diselesaikan secara baik dan transparan, ya. Karena kita masih berperintahan yang sah dan wajib menyelesaikan kasus hilangnya nyawa ini dengan baik dan benar. Pasti kita tidak berharap ada kisruh lain yang menyertainya.***

Juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id


1 Okt 2020

Penting, Tetap Harus Memperingati Hari Kesaktian Pancasila

Penting, Tetap Harus Memperingati Hari Kesaktian Pancasila




Oleh M. Rasyid Nur
SETIAP tahun, setiap hari di tanggal 1 Oktober seperti hari ini, Kamis (01/10/2020) bangsa kita menetapkan sebagai hari penting. Hari bersejarah. Tanggal hari ini  merupakan Hari Kesaktian Pancasila. Lazimnya setiap 1 Oktober diadakan upacara. Tapi tahun ini, dengan hadirnya corona bersama kita, upcaranya tidak dilakukan seperti tanpa corona.

Untuk apa upcara dilakukan? Upacara Hari Kesaktian Pancasila dengan segala bentuk dan aneka acara yang mengikutinya dilakukan sebagai wujud untuk mengenang dan menghormati para jasa Pahlawan Revolusi. Pahlawan yang pada tahun 1965 lalu harus meregang nyawa di tangan bangsa sendiri yang ingin berbeda dengan lainnya seara umum. Kesimpulan pemberontakan itu adalah usaha untuk melawan Pancasila sebagai dasar Negara. Namun Pancasila tetap terpelhara, karena saktinya.

Tentu saja pokok dari peringatan ini adalah untuk tujuan yang mulia. Tujuan demi utuhnya bangsa kita. Diharapkan peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober digunakan sebagai momen untuk memperkuat kesatuan dan persatuan. Begitu selalu dinyatakan oleh para guru kita. Begitu juga para pejabat dan tokoh-tokoh bangsa yang peduli dengan keutuhan bangsa. 

Untuk sekadar mengingatkan lagi bahwa penetapan hari Kesaktian Pancasila itu sendiri, itu terkait erat dengan peristiwa yang biasa kita sebut sebagai Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI. Kita baca dalam sejarah, pada tahun 1965 itu, berlangsung peristiwa pembunuhan terhadap sejumlah jenderal. Ada enam jenderal dan satu letnan TNI AD yang menjadi korban kekejian G30S/PKI pada 1965 silam itu. Kita tidak ingin dan tidak boleh melupakan sejarah kelam itu, meskipun masih ada pro kontra dalam melihat catatan kelam itu. 

Bagi kita yang hidup saat ini, bukan kontroversi itu yang mesti kita besar-besarkan. Itu tidak perlu, jika justeru membawa kita ke jurang permusuhan diantara sesam rakyat Indonesia. Mari kita peringati, dan amri kita bersatu.***


11 Sep 2020

Rapat Terberat, Satu Hari Tiga Kali

Rapat Terberat, Satu Hari Tiga Kali


Oleh M. Rasyid Nur

INILAH saya rasa hari terberat. Eh, bukan. Hari terpenting. Ah, bukan juga begitu, maksud saya. Mungkin lebih tepatnya hari terpadat. Maksudnya terpadat dengan kegiatan yang saya lakoni hari ini. Hari-hari yang lalu, paling-paling hanya satu kali kegiatan dalam satu hari. Tapi hari Jumat (11/09/2020) ini sampai tiga kali dalam satu hari. Tiga kali berkegiatan. Baiknya, itu saya merasa berbahagia saja. Sama sekali tidak membuat resah. 

Maksud saya, hari akhir pekan kedua di bulan September ini adalah hari terbanyak saya mengikuti aktifitas harian. Dan tidak bisa diwakilkan. Harus tetap mengikutinya secara langsung. Menyesal? Tidak. Merasa kelelahan? Janganlah. Lebih baiknya merasa bangga dan berbahagia saja. Bangga dan senang karena Allah izinkan berkegiatan hingga begitu padat. Alhamdulillah, begitu saja yang paling bijak saya ucapkan. 

Jumat berkah, aneka kegiatan berjalan mudah. Begitu saja kalimat untuk menyusun perasaan bahagia saya. Saya bagi catatan ini ke umum seperti inipun sebagai bentuk rasa bangga bahagia saja. Syukur, jika ada yang menganggap pesannya ada. 

Pertama. Pagi-pagi, tepatnya pukul 07.30 tadi saya harus memimpin rapat di sekolah. Maksud saya di Yayasan Darul Mukmin, tempat bernaungnya empat sekolah (satuan pendidikan) yang saya diberi amanah di situ. Saya melaksanakan Rapat Koordinasi dengan keempat Kepala Sekolahnya, TKIT, SDIT, SMPIT dan TPQ Darul Mukmin. Ikut juga dalam rapat ini Unit lain serta para pengurus yang khusus menangani SDM, Pendidikan dan Keuangan Yayasan. Tentu saja ini rapat penting. Rapat di musim pendemi covid-19. Maaf, tidak harus saya sampaikan hasil atau jalannya rapat ini. 

Kurang dari dua jam rapat ini harus saya tinggalkan. Meskipun begitu, rapatnya tmasih etap dilanjutkan oleh teman-teman untuk membahas masalah lain yang tidak harus memerlukan kehadiran saya. Sebelum pukul 09.00 saya izin. Saya harus pergi ke Ruang Rapat Mawar Merah, Kantor Bupati Karimun. Dari Kantor Yayasan Darul Mukmin di Sidorejo Kecamatan Karimun ke Kantor Bupati di Poros memang tidak jauh. Hanya perlu 10 menit dengan kecepatan sedang berkendaraan. jarak itu kurang-lebih 5-6 km saja. 

Inilah rapat kedua, saya ikuti. Pukul 09.05 rapat dengan agenda Persiapan Keberangkatan Kafilah MTQ Kabupaten Karimun ke MTQ ke-8 Tingkat Provinsi Kepri 2020, ini dibuka (MC) oleh Kabag Kesra Setda Kabupaten Karimun, Irwan Dinovri, SSTP, MH. Rapat yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Karimun, H. Anwar Hasyim, MSi selaku Ketua Umum LPTQ Kabupaten Karimun dihadiri oleh Asisten I Bupati Karimun, Muhammad Tang dan Kakankemenag Kabupaten Karimun, Drs. H. Jamzuri, M. Noor serta beberapa pejabat kabupetan terkait keberangkatan kafilah. Pejabat terkait itu antara lain adalah Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Karimun, Kepala Pelabuhan, Kepala Kesehatan Pelabuhan serta beberapa pejabat lainnya. Kedis Kesehatan dihadirkan tentu saja kaitannya dengan pandemic covid-19 ini. 

Banyak hal yang dibahas di sini. Tentu saja rapat lebih lama. Wakil Bupati dalam rapat itu menekankan betul perlunya koordinasi dan kerja sama yang baik antar instansi yang terlibat dalam keberangkatan dan pelaksanaan MTQ dua tahunan ini. Sebagai kabupaten yang selalu berprestasi terbaik –sebagai juara umum—di setiap MTQ dan juga STQ, Pak Anwar Hasyim tidak ingin periode dia menjadi Ketua LPTQ prestasi itu menurun. Maka perlu persiapan yang matang. Begitu dia memesankan kepada peserta rapat. 

Menjelang pukul 11.10 rapat ditutup. Pak Wabup sendiri bahkan sudah duluan meninggalkan ruang rapat sebelum rapat ditutup resmi karena ada agenda lain yang harus dia laksanakan. Dia minta izin duluan keluar untuk pergi ke satu acara. Kami peserta rapat dapat memahami kesibukan belyau. 

Rapat ketiga. Itulah rapat teknis di kepengrusan LPTQ Kabupaten Karimun yang harus saya laksanakan sebagai tindak-lanjut rapat siang tadi. Beberapa keputusan rapat bersama Wabup perlu ada penjelasan teknis dan pembagian tugasnya. Maka dilaksanakanlah rapat khusus di LPTQ, khusus membahas pelaksanaan TC peserta MTQ. TC sendiri sudah dijadwalkan akan dilaksaakan satu pekan sebelum kenerangkatan. 

Sesuai jadwal, MTQ ke-8 Tingkat provinsi Kepri akan dilaksanakan pada 18-23 September nanti. Maka jadwal TC peserta MTQ Kafilah Kabupaten Karimun dilaksanakan dari 14-17 September 2020. Akan bertempat di Hotel Karimun City, persiapan TC tentu saja perlu persiapan matang. Rapat persiapan TC itulah yang harus saya laksanakan pada siang bakda Jumat. Rapatnya sendiri tuntas menjelasng Asar. 

Itulah sebabnya catatan ini harus pula menyesuaikan waktunya dengan selesainya ketiga rapat tersebut. Jadi, tiga rapat dalam satu hari, itu juga biasa saja. Saya bersyukur karena dapat mengikuti kesemuanya. Hanya Yang Maha Tahu yang tahu kesibukan itu. Dan Dia pula yang saya harapkan memberi berkah terhasdap kegiatan itu.***

Dipublish juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id

13 Jun 2020

Webinar Empat Serasa Terpaksa Melompat-lompat

Webinar Empat Serasa Terpaksa Melompat-lompat



Dua Vidcom dalam Satu Kesempatan
Oleh M. Rasyid Nur

MENGAPA harus melompat-lompat? Maksud saya tidaklah melompat dengan kaki. Tidak juga melompat karena mengangkat atau memindahkan kaki saat berdiri. Ini semata pikiran, tindakan  dan hati yang harus melompat-lompat. Dalam satu kesempatan harus mengikuti dua kegiatan. Itulah yang memaksa harus berpindah-pindah tatapan dan pendengaran. Dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Webinar Empat (4) dan HalalBihalal Online yang membuat saya serasa melompat-lompat.
Seperti sudah kita maklum bersama, bahwa hari Jumat (12/06/2020) kemarin, itu  ada lagi gebrakan --istilah yang selalu digunakan Pak Kakankemenag Bintan, Pak Erman-- dilaksanakan Pak Ihsan melalui Media Guru. Webinar 4 itu. Hebatnya kegiatan Webinar 4 karena selain diikuti begitu banyak anggota sekaligus dijadikan ajang launching Majalah Literasi Indonesia. Kegiatan itu bermula pukul 08:00  dan berakhir pukul 10:00-an (lewat). Harus kita acung jempol, Webinar dan Lounching Majalah Literasi terlaksana dengan baik di saat pandemi Covid-19 belum juga usai.
Sekali lagi, Pak CEO mengumumkan perkembangan Guru Penulis di MediaGuru dan Gurusiana. Katanya, ada lima Provinsi dan Kota teratas di Indonesia yang merajai MediaGuru, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Barat dan Sumatra Utara. Pada bagian pengantar dia selalu mengingatkan agar peserta selfian dulu di depan layar Webinar, lalu share agar orang lainnya dapat ikut dan mengikutinya. Selain mengucapkan ‘taqobbalallahu minna waminkum, dst…’ dia menyampaikan informasi perihal Majalah Literasi Indonesia yang memang menjadi salah satu mata acara dalam Webinar ini.
Tokoh literasi yang ditampilkan Pak Ihsan kali ini adalah Kakanwil Kemenag Prov. Sumatra Barat, Bapak H. Hendri, S. Ag, M. Pd. yang merupakan Tokoh Penggerak Literasi Nasional Versi Media Guru Tahun 2019 lalu. Kali ini Pak Kakanwil didapuk sebagai keynote speaker. Dan seperti sudah kita tahu, dia menyampaikan strategi yang dilakukan Sumatra Barat dalam menggerakkan literasi yang disebut nya MTS yang kepanjangannya adalah masif, terstruktur dan sistematis, istilah yang selama ini dikonotasikan negative. Kini menjadi positif di panggulan Pak Hendri.
Kata Pak Kakanwil dalam pemaparannya, untuk mendukung literasi di Sumbar, ada beberapa kebijakan yang dilakukan, misalnya,
1.      Mengeluarkan SK Pengurus KPPL Sumbar sebagai wadah Guru Penulis yang berada di bawah Kementerian Agama Sumbar;
2.      Menjadikan istilah MTs (notabene berarti Madrasah Tsnawiyah) dengan makna Masif, Terstruktur dan Sistemik) dalam usaha menggerakkan literasi di Kemanag Sumbar;
3.      Membentuk KPPL untuk setiap Kota/ Kabupaten dengan melibatkan seluruh Kakankemenag se-Sumbar;
4.      Memberikan penghargaan kepada Kakankemeng Kota/ Kabupaten di Sumbar yang berhasil menggalakkan kegiatan literasi.untuk memunculkan persaingan sehat antar Kakankemenag;
5.      Membuat pojok literasi di ruang tamu VIP yang dilaunching oleh wakil Menteri Agama;
6.      Memberikan reward kepada penulis buku dan KPPL dalam bentuk ngopi pagi, siang, dan sore serta bebas bertemu langsung dan berfoto dengan Kakanwil tanpa protokoler yang berbelait-belit.
7.      Dan masih ada beberapa kegiatannya yang lain yang bermaksud memajukan liteasi di Sumbar khususnya dan di Indonesia umumnya.
 Pada kesempatan Webinar 4 ini juga ada pengenalan aplikasi SOLV yang pada saat Temu Penulis Tahun 2019 kemaren juga telah diperkenalkan. Menurut pengelolanya, para guru yang otomatis punya kemampuan mengajar akan diberi kesempatan untuk bergabung. “Siswa bisa bertanya dan guru sesuai dengan keahliannya bisa menjawab,” jelasnya. Lebih jauh dia mengatakan bahwa setiap kegiatan ini diberikan poin yang dapat ditukar dengan uang dan menjadi penghasilan tambahan bagi guru untuk kesejahteraan. Asyik, kan?
Info terpenting lainnya dari Webinar 4 ini adalah info dari narasumber yang sosoknya sudah sangat familiar dengan kita, Mas Eko Preasetyo, Pemred Media Guru. Dia memberikan detail penjelasan tentang Majalah Literasi Indonesia sekaligus penuh motivasi bagi kita. Majalah yang baru dilaunching ini oleh Mas Eko diberitahu bahwa para anggota MediaGuru dapat mengunduh majalah ini melalui android masing-masing. Silakan dibaca dan dipelajari mekanisme dan tata cara menulis dan mengirimkan tulisan ke alamatnya.
Lalu ada informasi jlimet dari Mas Abdur Rahman yang merupakan Redaksi Pelaksana Majalah Literasi Indonesia ini. Penyuka photografi ini memberikan penjelasan bagaimana foto-foto pendukung yang memenuhi kriteria foto-foto terbaik yang naik di majalah ini. Tentu saja foto-foto itu akan memberikan citra dan cerita yang banyak dari hasil sebuah jepretan sang fotografernya. Berminat? Kita diberi peluang untuk itu.
Sangatlah banyak informasi yang sejatinya dapat kita ulang saling di halaman ini. Buat saya, sebegitu saja sudah memadai untuk menggambarkan betapa hebatnya Webinar Empat ini. Dan yang lebih hebat, itu adalah karena saya harus serasa melompat-lompat dari satu layar ke layar lainnya karena pada waktu yang sama saya juga tengah mengikuti Vidcon (Webinar) lainnya. Karena saya harus sedikit memberikan semacam masukan –sebutlah ceramah singkat—pada acara Halal Bilhalal Guru dan Orang Tua ‘teman kecil’ dari TKIT Darul Mukmin, maka saya wajib pasang dua layar, satu laptop yang satunya ya di android. Apa boleh buat, harus serasa melompat-lompat. Demi banyak manfaat, ya saya harus berbuat. Salam Literasi untuk semua,***
Dimuat juga di: www.mrasyidnur.gurusiana.id