9 Agu 2022

Berita Sedih Menambah Sedih

Berita Sedih Menambah Sedih


Catatan M. Rasyid Nur

KEPALA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karimun, H. Sugianto menyatakan rasa kecewanya sekaligus mengecam perbuatan tak 'senonoh' seorang guru (SD) di Pulau Kundur. Sedih, guru yang sejatinya untuk digugu dan ditiru malah melakukan perbuatan 'tak elok' kepada siswanya. Mirisnya, tidak cukup satu siswa, tapi ada belasan siswa yang menjadi korbannya. Itulah berita dari beberapa media di Kabupaten Berazam, Karimun beberapa hari yang lalu.

Mengutip pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, seperti disiarkan oleh laman web radioazam.id dia mengatakan, “Kami, Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun sangat kecewa, dan mengecam perbuatan pelaku yang merupakan seorang guru namun melakukan tindakan asusila, bahkan tega mencabuli muridnya sendiri.”  Sedih kita membaca pernyataan seperti itu. Bagi kita sebagai guru, perbuatan guru, itu tentu saja tidak mencerminkan prilaku seorang guru. Guru itu pastinya memiliki moral yang layak ditiru siswa dan masyarakat secara umum.

Sebagai pengayom dan penanggung jawab pendidikan di Kabupaten Karimun, Pak Sugianto mengarahkan agar sebelum ditangani kepolisian, terlebih dulu dilakukan mediasi dengan orang tua korban, bersama pelaku dan sekolah, agar tidak terulang kembali kasus serupa. Itu harapan orang nomor satu di bidang pendidikan kabupaten. Sudah pasti perbuatan ini akan mencoreng dunia pendidikan di daerah ini, khususnya dan di Indonesia umumnya. Harapan semua orang, kiranya guru menjadi sosok teladan yang memberikan pelajaran, bimbingan, arahan demi masa depan anak-anak akan jauh panggang dari api dengan kasus ini.

Terlepas dari sifat khilaf dan teledor dari guru itu, kini kasusnya sudah terjadi. Nama sekolah, nama guru dan nama daerah sudah ternoda oleh perbuatan itu. Sedih, pasti sedih kita sebagai guru membaca beritanya. Tidak berlebih kita sebut, ini berita sedih yang membuat dan menambah sedih. Benar akan diselesaikan sesuai ketentuan. Tetap saja membuat sedih.
 
Selain peneylesaian seara hukum seperti yang sudah diberitakan oleh media, penyelesaian utama dari kejadian ini adalah bagaimana guru tersebut mampu melepaskan dirinya dari 'keinginan' melakukannya kembali. Jika tidak mampu sendiri mengatasinya, akan bijak juga para pihak memberikan bantuan untuk mengatasinya. Termasuk kita sesama guru, layak untuk berkontribusi memberikan saran atau apapun untuk kebaikan ke depan. Perbuatan seperti itu memang sudah sering terjadi dan sering kita baca ifnormasinya. Tentu saja kita tidak ingin terus ada.***

*Juga di mrasyidnur.gurusiana.id 
M. Rasyid Nur, Guru di Karimun

8 Agu 2022

Timbal Balik Kebaikan karena Kesadaran

Timbal Balik Kebaikan karena Kesadaran


"APABILA kepadamu diberi kebaikan, maka balaslah kebaikan itu lebih baik dari pada yang diberikan; atau setidak-tidaknya sama dengan kebaikan yang diterima itu." Pernyataan itu dikutip dari makna ayat yang ada dalam alquran. Seumpama seseorang mengucapkan salam, misalnya, balaslah salam itu lebih baik (banyak) dari pada salam yang diterima. Itulah intinya. Insyaallah pemahaman ayat itu sudah selalu diterapkan. Tidak hanya saat menerima salam. Bahkan menerima dalam bentuk materi pun sering orang membalasnya dengan lebih baik atau sekurang-kurangnya sama dengan pemberian yang dia terima.

Tidak berlaku anjuran itu untuk sebaliknya. Jika yang diterima adalah keburukan atau sesuatu yang menyakitkan, tidak dianjurkan untuk dibalas sama atau lebih banyak dari pada yang diterima. Untuk keadaan seperti ini, ada pula satu pernyataan yang pantas diikuti. Kalimat yang sudah menjadi kata indah atau kata mutiara, itu berbunyi, "Ketika kamu merasa sangat terluka atas sikap orang lain, maka berdoalah kepada Allah agar kamu tidak berbuat seperti apa yang telah dilakukannya." Jadi, tidak dianjurkan untuk membalasnya lebih kuat atau bahkan dengan ukuran yang sama sekalipun.

Tentu tidak mudah menerapkan kedua pernyatraan itu. Bisa saja mudah menyebutnya, tapi belum tentu mudah menerapkannya. Fakta dalam hidup kita masih ada diantara kita yang mendapatkan kebaikan tapi tidak membalasnya dengan kebaikan juga. Kenyataan ini tidak hanya dalam hubungan antara kita sesama kita, lebih-lebih dalam hubungan dengan Sang Pencipta.

Mari kita lihat kebaikan Allah kepada kita sebagai hamba-Nya. Semua kebutuhan kita dipenuhi meskipun tidak semua harapan kita diberi. Kita butuh oksigen untuk bernafas agar hidup dengan baik, kita sudah menerimanya selamanya. Tidak pernah kita beli seperti membeli oksigen di Rumah Sakit, misalnya. Kita menanam tanaman untuk mendapatkan hasil (buah) misalnya, kitapun mendapatkannya. Dan banyak lagi, lainnya. Apakah kita sudah membalas pemberian itu dengan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya? Dapat dipastikan, masih ada yang tidak membalasnya dalam bentuk seperti itu. 

Dalam hubungan sesama manusia juga dapat ditemukan fakta bahwa pemberian yang diterima terkadang lupa kita membalasnya lagi sebagaimana apa yang diterima. Sekurang-kurangnya melakukan tindakan yang dapat berarti memberikan balasan terhadap apa yang kita terima, misalnya. Pertolongan yang sering kita terima dari orang lain, sudahkah kita membalas pertolongan itu? Boleh jadi masih ada atau memang ada diantara kita yang seolah melupakan pertolongan itu.

Tentu saja bagi kita yang menolong, tidak pada tempatnya berharap ditolong kembali. Sesungguhnya anjuran yang diinginkan adalah kesadaran dari kita sebagai penerima pertolongan atau kebaikan itu sendiri untuk membalasnya. Bukan dari sisi pemberi. Allah memberi kita segalanya, tapi Dia tidak akan pernah berharap kita membalasnya. Kita melakukan kebaikan semata atas kesadran kita. Bukan karena permintaan Allah itu. Begitu juga ketika kita menerima dalam hubungan sesama kita, bukanlah karena diminta oleh pemberi baru memberi. Tapi karena kesadaran kita yang menerima bahwa kita sebaiknya memberi juga kebaikan itu sebagaimana kita menerimanya kepada si pemberi. Saya kira begitu.***
(Catatan M. Rasyid Nur)

7 Agu 2022

Pantun Pesan Sehat dan Berkah

Pantun Pesan Sehat dan Berkah



Dahan beringin daunnya lebat
Dapat berteduh di siang hari
Bila ingin sehat didapat
Harus selalu menjaga hati

Berkilat cermin buat mainan
Bedak Melati letak di laci
Obat vitamin bukan jaminan
Bersihkan hati itulah kunci

Dari Makasar membawa mercun
Berlayar terus ke Pulau Pandan
Ucapan kasar adalah racun
Penyubur virus sakitnya badan

Buah metoa masak di dahan
Manis isinya kulit dibuang
Orang tua usah dilawan
Membuat jiwa tak bisa tenang

Tuangkan tinta kertasnya basah
Dilipat dua supaya rapi
Uang dan harta pastilah berkah
Sedekah utama ikhlas memberi

5 Agu 2022

Rapat Koordinasi Antisipasi Kegiatan Syiah

Rapat Koordinasi Antisipasi Kegiatan Syiah


BERTEMPAT di ruang rapat Mawar Merah, Lantai 3 Kantor Bupati Karimun, Poros, Jumat (05/08/2022) pagi dilaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) oleh Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Karimun selaku Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Karimun. Rapat dihadiri oleh Wakil Bupati, sekaligus memimpin rapat. Peserta rapat lainnya, dari perwakilan Pimpinan Forkopimda Kabupaten seperti dari Polres, Kodim dan Lanal Kabupaten Karimun. Hadir juga yang mewakili Kakankemenag Kabupaten serta beberapa ketua ormas.

Agenda Rakor adalah Mengantisipasi Aktivitas Syiah Kabupaten Karimun bersempena peringatan asyura tahun 1444 (2022) yang jatuh pada 8 Agustus ini. Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh Intel Polres Karimun, disebutkan bahwa pada 10 Muharam ini akan ada kegiatan di Yayasan Nainawa yang menaungi aliran Syiah Kabupaten Karimun. Dikhawatirkan akan terjadi penolakan kembali oleh masyarakat muslim seperti pernah terjadi beberapa tahun yang lalu.

Wakil Bupati Karimun yang memimpin rapat menjelaskan di awal membuka rapat bahwa aliran Syiah Karimun selalu menimbulkan masalah dan selalu mendapat pertentangan dari masyarakat muslim di sini. "Kita perlu mengantisipasi ini agar Karimun tetap kondusif. Investor akan ragu dan tak mau datang ke sini jika Karimun tidak aman." Demikian Wakil Bupati menjelaskan kepada peserta rapat. Oleh karena itu dia minta dalam rapat ini ada usul-saran peserta, bagaimana sebaiknya kita agar keamanan tetap terjaga. 

Sebelumnya, Kepala Kantor Kesbangpol, Jefridin menjelaskan kepada peserta rapat bahwa Syiah Karimun mulai hadir di sini pada tahun 2006. Sedikit demi sedikit mereka mengembangkan fahamnya dengan membawa nama Islam. "Pada tahun 2018 mereka melaksanakan kegiatan yang mendatangkan orang dari luar Karimun. Kegiatan itu mendapat tentangan dari masyarakat muslim lainnya. Kita ingat beberapa waktu lalu itu terjadi penolakan yang hebat sehingga hampir menimbulkan keos." Begitu Pak Jefridin menjelaskan. 

Dari perwakilan MUI ikut memberikan tamabahan penjelasan, bahwa atas kegiatan-kegiatan Syiah yang menyebut sebagai beragama Islam tapi banyak bertentangan dengan akidah Islam, maka atas usulan ormas Islam, MUI pernah mengusulkan aliran Syiah Karimun adalah aliran sesat. "MUI Kabupaten Karimun sudah pernah mengusulkan untuk minta fatwa sesat ke MUI Provinsi Kepri sekitar tahun 2014 lalu. Tapi fatwa itu tidak pernah dikeluarkan oleh MUI Provinsi." Demikian dijelaskan oleh salah seorang pengurus MUI yang hadir dalam rapat.

Rapat menyepakati bahwa pihak-pihak tertentu seperti Kemenag, MUI dan pihak lainnya agar mengadakan pendekatan kepada pengurus yayasan Nainawa dan penganut Syiah agar tidak melakukan aktifitas yang dapat menimbulkan pertentangan dari masyarakat lainnya. Dijelaskan dalam rapat ini bahwa pada tahun 2019 Ormas Islam yang difasilitasi oleh MUI sudah pernah meminta kepada Bupati Karimun agar Syiah Karimun dalam setiap kegiatannya cukup melaksaakannya di instern saja. Tidak perlu mengundang orang luar, termasuk dari Luar Negeri. Dengan itu, keamanan Karimun tetap dapat terpelihara dan Syiah sendiri dapat melakukan keyakinannya di internnya sendiri.*** (Catatan M. Rasyid Nur)

31 Jul 2022

Memotong Penyesalan

Memotong Penyesalan


(Materi Khutbah)*

Ada pepatah, 'Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna'. Artinya, kalau ingin menyesal, menyesallah di depan, bukan di belakang (kemudaian) karena penyesalan di belakang tidak akan mendapatkan apa-apa. Justeru menyakitkan.

Penyesalan itu bisa sekarang, di dunia dan bisa juga nanti di yaumil akhir. Kalau penyesalan itu saat kita masih di dunia, dan masih sempat disadari, masih mungkin untuk memperbaiki diri. Tapi jika menyesal itu timbulnya nanti di dalam kubur, di saat pertanggungjawaban di mahkamah Tuhan tentu saja tidak bisa lagi memperbaikinya.

Ternyata kita nanti banyak yang akan menyesal setelah kita kembali (wafat dan dibangkitkan). Ini sesuai pesan Allah dalam Alquran, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.” (Al Mukminun: 99-100)

Membaca firman Allah itu jelas sekali kalau keinginan kita setelah mati adalah ingin kembali ke dunia walaupun itu hanya sejenak untuk melakukan amal shalih. Besar sekali keinginan untuk kembali ke dunia agar ada kesempatan memperbaiki amalan yang selama hidup dulu disia-siakan. Tapi apakah bisa? Kita menyesal karena dulu tidak ikut perintah-Nya. Apakah ada gunanya?

Tentu saja harapan ini akan sia-sia, karena tidak akan diizinkan untuk kembali . Benar Allah yang mengidupakan dan mematikan kita. Allah bisa menghidupkan kita sebagaimana sekarang sedang hidup dari tadinya tidak ada. Tapi untuk kembali minta dihidupkan setelah kematian, itu tidak akan dikabulkan Allah.

Pernyataan Allah perihal penyesalan yang tidak akan berguna itu juga ada pada Surah Al-Munafiqun ayat 9, 10,11. "Hai orang-orang beriman, janganlah tersebab harta dan anak-anakmu menjadi lalai mengingat Allah. Siapa yang melakukannya maka dia adalah orang yang merugi. Dan infakkanlah sebagian rezeki yang Kami berikan sebelum kami berpulang. Lalu ia berkata, Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menunda kematianku baang sebentar untuk aku berkesempatan bersedekah atau berinfak agar aku dapat menjadi orang yang saleh? Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian itu. Sesungguhnya Allah tahu apa yang kamu buat."

Begitulah nantinya kondisi kita ketika sudah mati, jika saat ini tidak terlebih dahulu menyesali. Jadi, mari kita menyesal hari ini agar tidak tertunda penyesalan kita. Dalam kesulitan seperti apapun kita jangan lupa Allah. Jangan lalaikan panggilan dan perintah Allah. Jangan dientengkan tegah dan larangan Allah. Sederhana sesungguhnya permintaan Allah tapi terkadang kita buat susah. Dan kita tidak akan menyesal kelak di yaumil akhir jika mau menyesal sekarang, di dunia. Mari kita potong penyesalan kita menjadi saat ini. Tidak menunggu nanti.***

*Untuk Masjid Al-Hadid, Saipem, 29/07/2022)